Ini Alasan Rambut Rontok Pasca Infeksi COVID-19
“Pandemi COVID-19 hingga saat ini masih belum berakhir. Setelah sembuh, ternyata masih ada efek jangka panjang yang dirasakan oleh sebagian penyintas. Salah satunya adalah kerontokan rambut. Lantas, apa yang menjadi alasan rambut rontok pasca infeksi COVID-19?”
Halodoc, Jakarta – Infeksi COVID-19 yang hingga kini belum juga tuntas membuat seluruh orang waspada dengan gejala yang ditimbulkan. Namun, belum banyak yang tahu perihal dampak yang bisa saja terjadi setelah sembuh dari infeksi virus tersebut. Salah satunya adalah soal kerontokan rambut. Kondisi tersebut dialami oleh banyak penyintas, setelah dinyatakan sembuh dari infeksi COVID-19. Berikut ini alasan mengapa rambut rontok pasca infeksi COVID-19.
Baca juga: Waspadai Bahaya Lalilulelo Pasca COVID-19
Dipicu Berbagai Faktor
Meski sebelumnya tidak pernah mengalami kasus rambut rontok, kondisi tersebut bisa saja terjadi setelah kamu terinfeksi COVID-19. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perubahan hormon dalam tubuh, obat-obatan yang dikonsumsi, serta tingkat stres yang tinggi. Kerontokan rambut dalam kasus ini disebut dengan istilah telogen effluvium (rambut rontok secara mendadak).
Saat jatuh sakit, seseorang pasti akan mengalami stres. Nah, kondisi tersebut membuat rambut memasuki fase istirahat, yaitu tidak tumbuh atau berkembang. Hal tersebut dilakukan agar tubuh dapat fokus pada proses penyembuhan penyakit. Ketika sudah sembuh, rambut pun menyiapkan proses pertumbuhannya kembali. Pertumbuhan rambut baru akan mendorong rambut yang sudah ada, sehingga kerontokan pun terjadi.
Meskipun masalah kerontokan tersebut biasanya bersifat sementara, tetapi sangat memengaruhi rasa percaya diri seseorang. Umumnya, rambut rontok pasca COVID-19 terjadi dalam 3-6 bulan setelah dinyatakan benar-benar sembuh. Perlu diketahui bahwa bukan hanya penyintas COVID-19 saja yang bisa mengalami kerontokan rambut, orang-orang yang cemas berlebihan akibat berita terkait dengan virus corona bisa saja mengalami hal tersebut.
Baca juga: Ketahui Tanda COVID-19 Sudah Menyebar di Paru-Paru
Dialami oleh Sebagian Besar Penyintas
Rambut rontok pasca infeksi COVID-19 menjadi perhatian banyak orang. Pasalnya, banyak orang yang tidak mengalami kondisi tersebut sebelumnya. Selain itu, rambut rontok pasca infeksi COVID-19 menjadi hal yang terlihat aneh, mengingat virus hanya menyerang saluran pernapasan, dan umumnya berdampak pada organ paru-paru saja. Jadi, ketika dampaknya terjadi pada rambut, hal tersebut yang memicu banyak pertanyaan.
Oleh karena itu, meski tidak mudah, tapi sebaiknya kelolalah stres dengan baik. Pasalnya, semakin berat tingkat stres yang dialami, maka semakin banyak pula kerontokan rambut yang dialami.
Salah satu cara ampuh untuk mengatasinya adalah dengan mengelola emosi negatif, seperti rasa cemas dan stres berlebihan dengan sebaik-baiknya. Jika sudah berhasil dilakukan, maka hanya butuh waktu 1-3 bulan agar kerontokan rambut berhenti.
Jika kondisi tersebut tidak juga membuahkan hasil, kamu bisa mengatasinya dengan menggunakan produk sampo atau vitamin rambut yang mampu menunjang pertumbuhan rambut. Gunakan produk yang tepat dan sesuai kebutuhan. Karena jika tidak, alih-alih membaik, kerontokan rambut justru bisa saja semakin parah. Selain itu, jangan terlalu sering menguncir rambut dan mengeringkan dengan hair dryer.
Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Vaksin COVID-19 dalam Tubuh?
Jika rambut rontok pasca infeksi COVID-19 sudah membuat botak di sebagian kulit kepala, hal tersebut menandakan kerontokan sudah tidak terkendali. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. COVID-19 Survivors Are Losing Their Hair — Here’s Why.
Times of India. Diakses pada 2021. Losing hair post COVID? Here’s what doctors want you to know.
American Academy of Dermatology Association. Diakses pada 2021. CAN COVID-19 CAUSE HAIR LOSS?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan