Ini Alasan Pernikahan Dini Tidak Dianjurkan Ahli Kesehatan

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   12 Juli 2023

"Pernikahan dini nyatanya masih sering dilakukan di Indonesia meski banyak pertentangan. Pasalnya, praktik ini bisa berdampak negatif untuk kesehatan fisik dan mental anak."

Ini Alasan Pernikahan Dini Tidak Dianjurkan Ahli KesehatanIni Alasan Pernikahan Dini Tidak Dianjurkan Ahli Kesehatan

Halodoc, Jakarta – Pernikahan dini adalah pernikahan kedua pasangan yang masih berusia di bawah batas usia pernikahan yang ditetapkan oleh undang-undang atau standar internasional. Batas usia ini dapat bervariasi antara negara dan wilayah. 

Akan tetapi, secara umum, praktek ini dilakukan oleh anak di bawah usia 18 tahun. Banyak dampak negatif yang mengintai untuk para remaja yang melakukan praktik ini. Berikut fakta-fakta selengkapnya yang perlu orang tua ketahui.

Penyebab Remaja Melakukan Pernikahan Dini 

Banyak faktor yang membuat remaja melakukan pernikahan dini. Beberapa di antaranya, yaitu:

1. Budaya dan tradisi

Budaya dan tradisi setempat bisa mendorong remaja untuk menikah sebagai bagian dari menjaga norma sosial. Nilai-nilai yang kuat, harapan keluarga, atau tekanan sosial bisa memengaruhi mereka untuk melakukan praktik ini.

2. Ekonomi

Keadaan ekonomi yang sulit atau kemiskinan juga menjadi faktor penyumbangnya. Menikah mereka anggap sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan finansial atau memberikan stabilitas ekonomi.

Selain itu, kamu juga harus baca artikel ini: Pernikahan Dini Tak Disarankan, Ini Risiko yang Bisa Terjadi Akibatnya.

3. Pendidikan

Terbatasnya akses ke pendidikan formal atau kualitas pendidikan yang rendah dapat membuat remaja merasa tidak ada pilihan lain selain menikah. Beberapa remaja mungkin merasa bahwa ini menjadi satu-satunya cara untuk meninggalkan situasi pendidikan yang buruk.

4. Keluarga

Ketidakstabilan keluarga, bermasalah atau memberi tekanan bisa mendorong anak remaja untuk melakukan pernikahan dini. Tujuannya mungkin untuk mencari rasa aman atau mencoba melarikan diri dari masalah keluarga.

5. Agama dan kepercayaan

Keyakinan agama atau kepercayaan tertentu juga memengaruhi keputusan remaja untuk menikah di usia muda. Beberapa agama mungkin mendorong pernikahan pada usia muda sebagai bagian dari nilai-nilai atau tuntutan agama.

6. Perasaan cinta

Remaja juga bisa melakukannya atas dasar perasaan cinta atau hubungan romantis yang kuat dengan pasangannya. Mereka mungkin merasa bahwa ini adalah jalan untuk mempertahankan hubungan tersebut.

Dampaknya untuk Fisik dan Mental 

Pernikahan di usia terlalu muda tentu memiliki dampak yang serius pada fisik dan mental remaja. Berikut contohnya:

1. Dampak fisik

  • Nah, dampak yang perlu orang perhatikan adalah risiko komplikasi kesehatan reproduksi pada remaja, termasuk kehamilan prematur, anak dengan berat badan lahir rendah (BBLR), sampai kematian ibu atau bayi.
  • Tubuh remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan belum sepenuhnya matang untuk menghadapi kehamilan dan melahirkan. Risiko masalah kesehatan seperti anemia, infeksi, komplikasi persalinan, atau kekurangan gizi menjadi lebih tinggi.

2. Dampak mental dan emosional

  • Menikah di usia terlalu muda dapat menghambat perkembangan emosional remaja karena mereka harus menghadapi tanggung jawab perkawinan dan peran orang dewasa pada usia yang masih belia.
  • Remaja juga rentan menghadapi tekanan emosional, stres, dan risiko depresi yang lebih tinggi. Mereka bisa kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan peran dan tanggung jawab yang mendadak.
  • Praktik ini bisa membatasi kesempatan pendidikan dan pengembangan diri remaja. Hal ini bisa membuat mereka berhenti dalam mengejar impian dan keinginannya, seperti pendidikan lanjutan atau karir.

Lantas, berapa usia ideal untuk menikah? Nah, Ini Usia Ideal Menikah dari Sisi Kesehatan Fisik dan Mental.

Menurut data terbaru dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2020, angka pernikahan dini di Indonesia menunjukkan penurunan signifikan. Persentase perempuan usia 20-24 tahun yang menikah sebelum usia 18 tahun adalah sekitar 11,2 persen. 

Meskipun ada penurunan, angka tersebut perlu pemerintah turunkan demi mencegah permasalah lain. Dalam rangka mengatasi masalah pernikahan dini, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat secara keseluruhan perlu  bekerja sama melakukan berbagai tindakan.

Tindakan ini bisa berupa menyediakan pendidikan yang lebih baik, akses kesehatan reproduksi dan kesadaran yang lebih tinggi tentang pentingnya menjaga hak-hak anak.

Hal ini bisa memberikan kesempatan bagi remaja untuk berkembang secara fisik dan mental sebelum mempertimbangkan untuk menuju ke jenjang yang lebih serius.

Itulah informasi seputar pernikahan dini yang perlu orang tua ketahui. Jika punya pertanyaan lain seputar hal ini maupun kondisi remaja, jangan ragu untuk menghubungi psikolog melalui aplikasi Halodoc.

Referensi:
National Library of Medicine. Diakses pada 2023. Early Teen Marriage and Future Poverty.
UNICEF. Diakses pada 2023. Early marriage and its devastating effects.
Kementerian Kesehatan: Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Diakses pada 2023. Kenali Dampak Pernikahan Dini.