Ini Alasan Kemoterapi Bikin Rentan Kena Tinea Corporis
Halodoc, Jakarta – Kemoterapi banyak dilakukan untuk mengobati kanker. Prosedur ini bekerja dengan mengarahkan sinar radiasi pada sel yang tumbuh abnormal di dalam tubuh. Perlu diketahui kemoterapi tidak menargetkan pada satu area spesifik sehingga efeknya bisa dirasakan seluruh tubuh. Namun, tahukah kalau kemoterapi bisa menyebabkan tinea corporis?
Baca Juga: Inilah 6 Efek Kemoterapi yang Belum Banyak Orang Tahu
Tinea corporis atau dikenal sebagai kurap tubuh adalah infeksi jamur penyebab ruam merah atau perak pada kulit. Agar kamu lebih waspada terhadap infeksi, ketahui alasan kemoterapi sebabkan tinea corporis berikut.
Kemoterapi Menurunkan Kadar Sel Darah Putih
Efek samping kemoterapi telah banyak diketahui. Di antaranya menyebabkan mual, muntah, kerontokan rambut, kelelahan, gangguan pendengaran, nafsu makan menurun, masalah pencernaan, serta masalah kognitif dan kesehatan mental. Efek yang muncul bervariasi pada tiap orang. Hal yang perlu diwaspadai adalah kemoterapi menurunkan sel darah yang berfungsi penting bagi tubuh, salah satunya sel darah putih yang berperan sebagai pelindung tubuh.
Kondisi menurunnya sel darah putih akibat kemoterapi disebut neutropenia. Jika ini terjadi, tubuh kesulitan melawan infeksi patogen dalam tubuh, termasuk infeksi jamur penyebab tinea corporis. Neutropenia terjadi 7-12 hari setelah kemoterapi dilakukan. Maka itu, dokter melakukan pengecekan kadar sel darah putih setelah kemoterapi untuk mencegah infeksi patogen yang parah pada pengidap kanker.
Tinea Corporis Akibat Kemoterapi Bisa Dicegah
Pencegahan tinea corporis akibat kemoterapi dilakukan dengan mempelajari berbagai infeksi jamur. Setelah kemoterapi, sebaiknya tanya dokter untuk memastikan kadar sel darah putih dalam tubuh. Jika kamu berisiko mengidap infeksi jamur, biasanya dokter meresepkan obat anti jamur.
Hal lain yang bisa dilakukan untuk mencegah tinea corporis setelah kemoterapi adalah hindari lingkungan yang kotor, gunakan sarung tangan saat menyentuh tanah, lumut, atau pupuk kandang, serta gunakan sepatu, celana, dan baju panjang saat beraktivitas di luar ruangan.
Baca Juga: Hati-Hati, Ini Cara Penularan Tinea Corporis yang Perlu Diketahui
Apabila sudah mengidap tinea corporis, ada cara untuk membasmi dan menghentikan penyebaran infeksi jamur:
- Cuci pakaian, handuk, dan seprai secara rutin.
- Kenakan pakaian berukuran longgar dan berbahan menyerap keringat.
- Hindari menggaruk kulit yang terinfeksi jamur.
- Konsumsi obat yang diresepkan dokter dan patuhi anjurannya.
- Rutin ganti pakaian dalam dan kaus kaki setiap hari.
- Ganti pakaian kotor atau yang penuh keringat segera.
- Periksa hewan peliharaan secara rutin, terutama jika diduga terinfeksi jamur.
- Hindari berbagi pakai baju, handuk, dan peralatan pribadi lainnya.
- Cuci tangan pakai sabun sebelum makan, saat menyiapkan makanan, setelah menyentuh hewan, dan setelah pergi ke toilet.
Dokter biasanya meresepkan obat anti jamur yang dioleskan ke kulit. Gunakan krim atau salep yang diberikan selama dua hingga empat minggu agar infeksi jamur tidak muncul kembali. Jika gejala tidak membaik, segera bicara pada dokter untuk mendapatkan penanganan lanjutan.
Baca Juga: Cara Pencegahan agar Tidak Terkena Tinea Corporis
Itulah alasan kemoterapi bikin rentan terkena tinea corporis. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar tinea corporis, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!