Ini Alasan Emosi Anak Bisa Dipengaruhi oleh Peran Ayah
Halodoc, Jakarta - Saat memutuskan menjadi seorang ayah, maka ketahuilah bahwa peran ayah sangat penting dalam pertumbuhan emosi anak. Ayah memiliki peran dalam kehidupan setiap anak yang tidak bisa digantikan oleh orang lain. Peran ini memiliki dampak yang besar bagi seorang anak dan pembentukan emosinya.
Sama seperti ibu, ayah juga menjadi pilar dalam perkembangan kesejahteraan emosional anak. Anak memandang ayah sebagai penegak aturan. Anak juga mencari ayah untuk memberikan rasa aman, baik fisik maupun emosional. Setiap anak ingin membuat ayahnya bangga. Itulah peran ayah yang mendukung pertumbuhan dan kekuatan batin anak.
Alasan Emosi Anak Dipengaruhi Peran Ayah
Penelitian menunjukkan bahwa ketika ayah memiliki sifat penuh kasih sayang dan suportif, maka akan sangat memengaruhi perkembangan kognitif dan sosial anak. Ayah menanamkan kesejahteraan dan kepercayaan diri secara keseluruhan. Asuhan ayah berperan terhadap anak dalam membentuk ikatan batin antara ayah dan anak. Ayah juga membentuk perilaku secara psikologis anak hingga ia dewasa.
Anak yang tidak mendapatkan atau merasakan kehadiran dan peran ayahnya sejak dini, cenderung memiliki emosi yang tidak stabil dan punya banyak masalah dalam pergaulan saat remaja.
Baca juga: Jenis Pola Asuh Anak yang Perlu Dipertimbangkan Orangtua
Sudah terbukti bahwa peran ayah sangat penting dalam tumbuh kembang anak, bahkan sejak anak masih usia dini. Dari ayah dan ibu, anak memperoleh banyak pelajaran yang tidak didapatkan di sekolah. Perlu ayah ketahui, tindakan sederhana seperti menggendong, memeluk, mengajak anak bermain sejak usia 9 bulan, dapat membuat anak memiliki perilaku yang kreatif. Psikologinya pun berkembang baik.
Jika anak baru merasakan perhatian dari ayahnya saat usia 5 tahun, anak cenderung mempunyai lebih banyak masalah perilaku dibandingkan anak yang sudah merasakan perhatikan sejak usia 9 bulan. Peran dan perhatian ayah tidak hanya baik untuk kesehatan psikologi anak. Namun, juga terbukti dapat membentuk kompetensi sosial, inisiatif terhadap lingkungan, dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
Sementara anak yang tumbuh tanpa kehadiran dan perhatian ayah, cenderung memiliki masalah perilaku saat berada di sekolah. Anak memiliki kesulitan untuk fokus, merasa terkucilkan, dan merasa berbeda dengan anak yang lain, serta lebih sering untuk bolos sekolah.
Ada teori yang mengatakan bahwa anak laki-laki yang tidak mendapatkan perhatian dan kehadiran ayahnya, biasanya sering mengalami kesedihan, depresi, hiperaktif, dan murung. Sementara anak perempuan yang tidak mendapat asuhan ayah akan cenderung memiliki sifat terlalu mandiri dan individualis.
Baca juga: Melindungi Anak di Era Digital dengan Pola Asuh yang Tepat
Anak yang tidak mendapatkan peran dan perhatian ayah, biasanya memiliki rasa kehilangan sosok ayah atau merasa kurang diperhatikan oleh ayah. Ini akan membuat anak lebih emosional dan memiliki gangguan perilaku saat anak mulai menginjak usia remaja.
Peran ayah tidak hanya memengaruhi sosok anak, tapi juga bagaimana anak memiliki hubungan dengan orang-orang di sekitar anak tumbuh. Cara ayah memperlakukan anak akan memengaruhi apa yang anak cari pada orang lain kelak. Seperti teman, kekasih, dan pasangan semua akan dipilih berdasarkan pada bagaimana anak memahami makna hubungan anak dengan sang ayah.
Baca juga: 5 Gangguan Mental yang Kerap Dialami Anak Milenial
Ketahuilah bahwa pola-pola yang ditetapkan oleh ayah dalam hubungan dengan anak-anaknya akan menentukan bagaimana anak-anak berhubungan dengan orang lain kelak. Itulah yang perlu ayah ketahui mengenai pentingnya peran, kehadiran, dan asuhan pada anak. Jika ayah masih ragu bagaimana harus bertindak sebagai ayah, tidak ada salahnya untuk berdiskusi dengan psikolog melalui aplikasi Halodoc untuk mencari jalan keluarnya. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang!