Ini Alasan Batuk Rejan Sebabkan Sesak Napas
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar masalah kesehatan bernama batuk rejan? Batuk rejan atau pertusis merupakan infeksi pada saluran pernapasan dan paru-paru yang disebabkan oleh bakteri jahat. Hati-hati, batuk rejan 100 hari amat menular dari satu orang ke orang lain.
Mengapa disebut batuk rejan 100 hari? Pasalnya, pengidap batuk pertusis bisa mengalami batuk-batuk hingga tiga bulan lamanya. Hal yang bikin resah, batuk rejan ini bisa mengancam nyawa bila terjadi pada lansia dan anak-anak. Selain itu, bayi yang belum cukup umur untuk mendapatkan vaksin pertusis juga dapat terancam keselamatannya.
Pertanyaannya, benarkah batuk yang sangat menular ini bisa menyebabkan sesak napas pada pengidapnya?
Baca juga: Fakta Tentang Batuk Rejan yang Dapat Dialami Anak
Bikin Sesak Napas, Kok Bisa?
Batuk rejan 100 hari ini terdiri dari beberapa fase. Fase pertama merupakan tahap di mana infeksi akan amat menular. Fase ini bisa berlangsung 1-2 minggu. Pada tahapan ini, batuk pertusis mirip seperti batuk pilek biasa.
Sementara itu, fase kedua berlangsung selama 1-6 minggu. Hati-hati, di fase kedua gejala yang dialami akan semakin berat. Di fase kedua, manula mesti berhati-hati, jangan tunda untuk mendapatkan penanganan medis. Fase ini memiliki tingkat risiko kematian yang paling tinggi.
Batuk pertusis yang dialami oleh anak-anak juga perlu diawasi dengan ekstra pada fase ini. Sebab, batuk keras yang terjadi terus-menerus selama beberapa menit bisa membuat paru-paru anak kelelahan. Nah, kondisi ini bisa membuat anak mengalami sesak napas, atau kesulitan bernapas (apnea). Ujung-ujungnya, paru-paru yang kelelahan ini bisa membuat anak kekurangan oksigen (hipoksia) dan berujung pada gagal napas yang berakibat fatal.
Nah, mengingat bahayanya batuk rejan 100 hari, maka bayi yang berusia kurang dari satu tahun seharusnya perlu menjalani perawatan di rumah sakit bila mengidap kondisi ini. Tujuannya agar terhindar dari komplikasi pernapasan serius seperti pneumonia. Waspada, pneumonia dapat menyebabkan napas seseorang jadi terengah-engah dan pendek.
Baca juga: Batuk Rejan Bisa Tanda 4 Penyakit Serius
Bakteri yang Membahayakan Nyawa
Mau tahu apa penyebab batuk rejan? Menurut National Institutes of Health batuk rejan ini disebabkan oleh serangan bakteri jahat bernama Bordetella pertussis. Bakteri ini bisa menular ke orang lain melalui droplet ketika pengidapnya batuk atau bersin.
Selanjutnya, Bordetella pertussis akan masuk ke tubuh orang lain dan menyerang dinding saluran napas tersebut dan melepaskan racun. Pembengkakan saluran napas adalah salah satu cara tubuh bereaksi terhadap racun yang dilepaskan oleh bakteri tersebut.
Baca juga: Sama-Sama Batuk, Ini Bedanya Batuk Rejan dan Batuk Biasa
Nah, saluran napas yang membengkak ini bisa membuat pengidapnya harus menarik napas melalui mulut karena kesulitan bernapas. Selain pembengkakan, cara lain yang dilakukan tubuh saat bakteri menyerang dinding saluran pernapasan, dengan memproduksi lendir kental. Selanjutnya, saluran pernapasan akan merespon untuk mencoba mengeluarkan lendir kental tersebut dengan batuk.
Ingat, batuk rejan 100 hari adalah penyakit serius yang bisa menyerang segala usia, dan bisa menyebabkan cacat permanen pada bayi, bahkan kematian. Tuh, seram kan?
Mau tahu lebih cara mengatasi batuk rejan? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter. Kamu juga bisa membeli obat atau vitamin untuk mengatasi batuk rejan atau keluhan kesehatan lainnya menggunakan aplikasi Halodoc. Praktis, kan?
Referensi:
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2021. Pertussis
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Disease & Conditions. Whooping Cough. Healthline. Diakses pada 2021. Whooping Cough (Pertussis).
Medscape. Diakses pada 2021. Drugs & Diseases. Pertussis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan