Ini Akibatnya Kalau Suami-Istri Terlalu Gengsi

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 April 2018
Ini Akibatnya Kalau Suami-Istri Terlalu GengsiIni Akibatnya Kalau Suami-Istri Terlalu Gengsi

Halodoc, Jakarta – Katanya, sebuah keluarga akan harmonis bila para anggota di dalamnya bisa berinteraksi dengan serasi, seimbang, dan saling memuaskan kebutuhan anggota lainnya. Namun, kira-kira apa yang membuat keharmonisan jadi sangat mahal? Nah, salah satunya adalah gengsi antar-anggota keluarganya.

Dampak gengsi yang tinggi ini bisa menimbulkan setumpuk masalah dalam rumah tangga. Menurut ahli dalam buku Kumpulan Artikel Psikologi – Intisari, terkadang pasangan suami-istri sering lupa bahwa yang namanya pasangan bukanlah makhluk yang statis, tapi dinamis dan selalu berubah. Akhirnya pasangan yang telah hidup bersama sekian lama kadang merasa sok yakin telah mengenal pasangannya luar-dalam.

Bisa Saling Kritik

Pertama-tama, ada beberapa kebutuhan dalam komunikasi suami-istri. Mulai dari kebutuhan akan rasa aman lahir dan batin, berbagi pengalaman, kasih sayang, hingga kebutuhan seksual. Nah, jika salah satu kebutuhan tidak terpuaskan, bisa berdampak pada kebahagiaan salah satu pihak. Ujung-ujungnya, tentu bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga.

Contohnya, seorang suami sudah merasa telah memenuhi kebutuhan seksual istrinya, karena mampu memberikan kepuasan kepada pasangannya beberapa kali. Namun, apa betul yang diinginkan istrinya demikian? Menurut psikolog, sewaktu kamu dan pasangan baru menikah, mungkin tingkat kepuasannya bisa diukur seperti tadi. Namun, seiring berjalannya waktu ternyata kebutuhan suami istri berubah. Nah, inilah yang kadang enggak disadari.

Contoh di atas itu cuma salah satu dari banyaknya kendala yang memengaruhi lancarnya komunikasi suami-istri. Pendek kata, gengsi kadang kala menjadi hambatan untuk mengutarakan kebutuhan dan harapan pada pasangan secara terbuka. Parahnya lagi, ada anggapan bahwa ketika suami atau istri unek-unek, pasangannya harus tahu apa yang ia inginkan dan butuhkan tanpa harus mengatakanannya. Hmm, ini nih yang jadi biang keladinya.

Padahal, bagaimana mungkin suami atau istri akan mengetahui apa yang diinginkan kalau ia tidak mengutarakan pada pasangannya? Dampak terlalu gengsi ini akan menimbulkan keenganan berkomunikasi sehingga membuat suasana semakin runyam.

Lalu, bagaimana cara menghilangkan hambatan di atas? Tentunya dengan berkomunikasi saling terbuka, diikuti rasa jujur, saling menghargai, saling menerima, dan yang terpenting hilangkan kebiasaan basa-basi.

Susahnya Minta Maaf

Untuk sebagian orang, meminta maaf merupakan hal yang luar biasa sulit untuk diutarakan. Namun, untuk sebagian lagi, justru memaafkan jadi hal yang sungguh sukar dilakukan. Ya, apa pun namanya, kedua hal tersebut tentu bisa menimbulkan masalah bagi dirimu dan pasangan. Menyoal memberi dan menerima maaf ini, kira-kira di antara suami-istri pihak mana yang sulit mengatakan kata “maaf”?

Melansir Psychology Today, ternyata wanita lebih cenderung mudah dan cepat meminta maaf ketimbang kaum adam. Pasalnya, enggak semua pria atau suami mudah meminta maaf bila melakukan kesalahan. Nah, faktor gengsi inilah yang kerap membuat pria sulit mengutarakan permohohan maaf pada pasangannya.

Berikut alasan suami cenderung merasa gengsi untuk meminta maaf.

  1. “Maaf”, Berarti Mengakui Kesalahan

Pria cenderung enggak ingin terlihat lemah di depan mata kaum hawa. Bagi pria, melakukan kesalahan sama saja seperti lemah dan kalah. Makanya, meminta maaf berarti menunjukkan dirinya tidak kompeten dan lemah.

  1. Menunjukkan Kelemahan

Terkadang kata “maaf” di mata lelaki sama halnya dengan menunjukkan kerapuhan dirinya.  Hal ini tentu menjadi ancaman bagi mereka yang ingin terlihat sempurna di mata pasangannya.

  1. Ekspetasi Emosional yang Berbeda

Ada pria yang enggan meminta maaf karena perbedaan perspektif emosional antara dirinya dengan pasangan. Misalnya, saat pria melakukan kesalahan yang menurutnya sepele, bisa jadi bagi pasangannya itu bukanlah kesalahan yang sepele. Akhirnya sang pria bingung dan cenderung defensif ketika pasangan mengkonfrontasi kesalahan itu.

(Baca juga: Kriteria Calon Istri Inilah yang Dicari Para Kaum Adam, Kamu Termasuk?)

Punya masalah kesehatan dan ingin berdiskusi dengan dokter? Kamu bisa lho menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk berdiskusi mengenai masalah tersebut. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.