Ini 9 Ciri-Ciri Payudara Normal dan Cara Menjaga Kesehatannya

13 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   15 Februari 2025

“Payudara sehat tidak memiliki benjolan dan tidak mengalami perubahan warna. Jika disentuh atau diraba, payudara tidak terasa sakit dan tidak mengeluarkan cairan abnormal dari puting.”

Ini 9 Ciri-Ciri Payudara Normal dan Cara Menjaga KesehatannyaIni 9 Ciri-Ciri Payudara Normal dan Cara Menjaga Kesehatannya

DAFTAR ISI

  1. Ciri Payudara Sehat dan Normal pada Wanita 
  2. Tips Menjaga Kesehatan Payudara
  3. Pentingnya Melakukan Pemeriksaan Payudara Secara Mandiri
  4. Hubungi Dokter Ini Jika Muncul Benjolan Payudara yang Berbahaya

Setiap wanita memiliki bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, termasuk sisi kanan dan kirinya.

Kamu perlu mengenali bentuk normalnya guna membantu mengenali perubahan abnormal.

Perubahan pada area ini bisa jadi pertanda dari penyakit.

Salah satu ciri dada yang sehat pada wanita, yakni terasa hangat jika disentuh, tapi tidak disertai dengan perubahan warna kemerahan.

Ciri Payudara Sehat dan Normal pada Wanita

Payudara sehat itu seperti apa? Ada beberapa ciri payudara sehat pada wanita, yaitu:

1. Lihat dari ukurannya

Ukuran area sensitif pada wanita ini mengalami perubahan akibat gejolak hormon dalam tubuh.

Saat menstruasi, misalnya, peningkatan hormon estrogen menyebabkan kelenjar susu membengkak.

Selain siklus menstruasi, perubahan ukuran bagian ini terjadi akibat kehamilan, menyusui, atau kegemukan.

Seiring dengan bertambahnya usia, dada akan terlihat lebih kecil atau menyusut.

Sisi kanan dan kirinya juga cenderung berbeda. Kondisi ini terpengaruh dari perkembangan ukuran yang terjadi selama pubertas. Bagian kiri umumnya terlihat lebih besar ketimbang sisi lainnya.

Namun, jika pembengkakan atau penyusutan terjadi di luar periode yang telah disebutkan sebelumnya, bisa jadi gangguan terjadi akibat penyakit. Misalnya, kanker payudara, infeksi, dan abses payudara.

2. Tidak ada benjolan

Tidak ada benjolan di payudara menjadi ciri sehat selanjutnya. Sebab, adanya benjolan terkait dengan pertumbuhan tumor atau kanker payudara, meski diagnosis tidak selalu menunjukkan hasil yang demikian.

Menurut studi pada South African Family Practice, lebih dari 25% wanita yang terkena penyakit payudara mengeluhkan benjolan payudara baru. Sekitar 10% di antaranya merupakan kanker payudara.

Untuk memeriksa ada atau tidaknya benjolan di payudara, kamu bisa melakukannya secara mandiri, yakni dengan teknik SADARI.

Berikut ini langkahnya:

  • Berdiri tegak di depan cermin dengan kedua lengan menjuntai ke bawah.
  • Letakkan kedua tangan di atas kepala dan periksa bentuk dan ukuran dada.
  • Tempatkan kedua lengan di pinggang.
  • Gerakkan lengan ke depan dan ke belakang. Posisi ini bisa membuat benjolan terlihat jelas.
  • Kamu dapat meraba dada secara melingkar dan tekan puting untuk memeriksa ada atau tidaknya cairan abnormal yang keluar.

Tanda-tanda cairan abnormal terlihat berwarna kuning atau putih kental.

3. Tidak ada perubahan pada kulit

Kulit dada yang sehat akan terlihat seperti bagian kulit lainnya pada tubuh.

Tidak kering, tidak bersisik, tidak pecah-pecah, tidak kemerahan, dan tidak terasa gatal.

Jika menemui gangguan berupa perubahan pada kulit, kondisi ini bisa menjadi indikasi penyakit. Salah satunya, yakni sindrom Paget.

Jika menggaruknya, permukaan dada bisa berdarah dan berkoreng.

Sindrom paget adalah gangguan yang memengaruhi tulang, di mana tulang baru tumbuh lebih cepat dari biasanya.

Gejalanya termasuk nyeri, perubahan bentuk, dan peningkatan risiko patah tulang.

4. Tidak terjadi perubahan yang mengkhawatirkan

Dada dan puting kerap mengalami perubahan warna serta ukuran di waktu tertentu. Misalnya, periode menstruasi, kehamilan, dan menyusui.

Jika bentuknya terlihat tidak simetris dan mengalami perubahan warna yang signifikan, sebaiknya kamu memeriksakan diri.

5. Tidak ada benjolan di bawah ketiak

Ketiak bagian bawah memiliki berbagai jaringan dan masih menjadi bagian dari kelenjar getah bening. Jaringan ini biasanya membengkak ketika tubuh melawan infeksi.

6. Terasa hangat saat disentuh

Kulit dada yang terasa hangat adalah ciri payudara yang sehat. Namun, jika suhunya terlalu panas, hal ini menandakan infeksi atau mastitis.

Mastitis adalah kondisi yang terjadi ketika salah satu atau kedua kelenjar susu mengalami peradangan. Penyebabnya adalah infeksi bakteri atau penyumbatan saluran susu.

Mastitis merupakan masalah yang umum menyerang ibu menyusui. Untuk mengatasinya, ibu menyusui memerlukan obat-obatan seperti antibiotik.

7. Bentuk terlihat normal

Kedua buah dada setiap wanita memiliki ukuran yang berbeda.

Kondisi ini merupakan hal yang normal. Namun, ketika perbedaan ukuran dipicu oleh benjolan aneh, segera periksakan diri ke dokter.

8. Ada stretch mark

Area sensitif wanita ini umumnya mengalami stretch mark karena faktor peningkatan berat badan dan kehamilan.

Jika kamu mengalaminya, tak perlu khawatir karena ini merupakan kondisi yang normal.

9. Tidak terasa sakit

Buah dada umumnya terasa sakit menjelang siklus menstruasi. Kondisi ini normal dan dapat membaik dengan sendirinya.

Namun, segera periksakan diri jika gangguan tidak kunjung membaik setelah periode menstruasi selesai.

Payudara yang terasa sakit merupakan tanda adanya gangguan kesehatan di area tersebut. Mau tahu apa saja penyebabnya? Baca di artikel ini: “Ini 13 Penyebab Payudara Terasa Sakit saat Ditekan”.

Tips Menjaga Kesehatan Payudara

Ada beberapa langkah sederhana untuk menjaga kesehatan organ sensitif ini:

1. Menjaga berat badan ideal

Saat obesitas, jaringan lemak akan memproduksi estrogen dalam jumlah berlebihan.

Kondisi tersebut memicu perkembangan beberapa kanker, termasuk kanker payudara.

Guna menjaga berat badan ideal, kamu bisa menerapkan pola makan sehat. Misalnya, mengonsumsi makanan berserat tinggi, rutin berolahraga 30 menit setiap hari, dan menerapkan diet sehat.

2. Mengonsumsi makanan sehat

Makanan sehat mampu menurunkan risiko perkembangan sel abnormal dan jaringan pemicu kanker. Makanan yang direkomendasikan, yaitu gandum utuh, brokoli, ikan, protein dari kedelai, anggur, dan buah beri.

Penelitian pada Frontiers in Public Health menemukan, diet sehat dalam jumlah minimal dapat mengurangi risiko kanker payudara.

Langkah ini juga dapat mengurangi efek samping pengobatan kanker, dan menghentikan kekambuhan kanker pada orang yang penyintas.

Mau tahu makanan yang dapat meningkatkan kesehatan payudara?

Simak selengkapnya di artikel ini: 8 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Payudara.

3. Berhenti merokok

Merokok berkontribusi pada pertumbuhan sel abnormal yang tumbuh secara tak terkendali di area payudara. Hal ini yang pada akhirnya meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita.

Penelitian berjudul The impact of treatment for smoking on breast cancer patients’ menunjukkan, berhenti merokok dikaitkan dengan peningkatan kelangsungan hidup di antara pasien kanker payudara.

Studi juga menjelaskan, pasien kanker payudara yang tidak merokok setelah didiagnosis mengalami peningkatan kelangsungan hidup yang signifikan.

Sementara pasien yang merokok, hal ini mempengaruhi kelangsungan hidup mereka.

Alasannya, merokok menurunkan efektivitas beberapa pengobatan kanker dan meningkatkan frekuensi efek samping terapi kanker. Merokok juga memengaruhi lingkungan mikro imun tumor, yang pada gilirannya mempengaruhi respon tubuh terhadap kemoterapi.

4. Mengatur posisi tidur

Dalam mengatur posisi tidur, sebaiknya tidur dalam posisi telentang.

Di posisi ini, tubuh mampu menopang payudara dengan baik, sehingga organ tersebut tidak mudah mengendur.

5. Pilih bra yang sesuai

Sebaiknya pilih bra dengan ukuran dan kondisi yang sesuai agar dada tidak kehilangan elastisitasnya.

Jika sedang menyusui, pilih bra khusus untuk menyusui. Jika ingin berolahraga, gunakan sport bra guna mengurangi gesekan.

6. Kenali payudara sendiri

Ketahui bentuk, ukuran, dan tekstur kulit payudara sehat.

Jika ada yang tidak beres, segera periksakan diri guna memantau gejala dan mengatasi penyebab yang mendasari.

Pertama, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik guna menemukan adanya benjolan. Selanjutnya, ia akan menjalani prosedur tambahan, salah satunya USG payudara.

7. Batasi minuman beralkohol

Studi pada Current Breast Cancer Reports menunjukkan, konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kanker sebanyak 30-50 persen.

Alasannya, alkohol memicu kerusakan deoxyribonucleic acid (DNA) dalam sel payudara. Nah, zat ini yang dapat meningkatkan risiko kanker.

Sebaiknya batasilah asupan konsumsi alkohol tiap harinya. Takarannya hanya berkisar satu gelas per hari.

8. Batasi minuman bersoda

Minuman bersoda meningkatkan risiko obesitas yang menjadi salah satu pemicu kanker. T

Jenis minuman ini juga mengandung 4-methylimidazole (4-MEI), yakni zat yang berpotensi menyebabkan kanker.

9. Memahami riwayat kesehatan keluarga

Ini menjadi salah satu upaya dalam mencegah masalah payudara, termasuk kanker.

Risikonya semakin tinggi jika memiliki anggota keluarga dengan penyakit yang sama. Guna menurunkan risikonya, sebaiknya kamu melakukan kesehatan rutin.

10. Lakukan pemeriksaan secara rutin

Selain pemeriksaan payudara mandiri dengan teknik SADARI, kamu juga bisa melakukan pemeriksaan klinis rutin oleh dokter.

Tujuannya adalah memastikan kesehatan payudara secara menyeluruh.

Pemeriksaan rutin bisa meminimalisir risiko kanker dan mencegah sel abnormal berkembang semakin parah.

Ketahui di sini tanda payudara yang sehat: Wajib Tahu, Ini 5 Tanda Payudara Sehat dan Bebas Kanker

Memahami Perubahan Payudara yang Normal

Payudara wanita mengalami berbagai perubahan sepanjang siklus hidup.

Banyak di antaranya adalah variasi normal yang dipengaruhi oleh hormon.

Rasa bengkak pada payudara adalah keluhan umum yang sering dianggap bagian dari variasi normal.

1. Pengaruh Hormon pada Jaringan Payudara

Perubahan payudara yang normal sebagian besar dipengaruhi oleh fluktuasi hormon estrogen dan hormon progesteron sepanjang siklus menstruasi.

Hormon-hormon ini memengaruhi jaringan ikat, kelenjar susu, dan pembuluh darah di payudara, menyebabkan berbagai perubahan yang dapat dirasakan.

  • Hormon Estrogen

Meningkatnya hormon estrogen menjelang ovulasi menyebabkan kelenjar susu membesar dan pembuluh darah melebar.

Hal ini menyebabkan payudara terasa lebih penuh, sensitif, dan bahkan sedikit nyeri.

  • Hormon Progesteron

Setelah ovulasi, peningkatan hormon progesteron berperan dalam mempersiapkan payudara untuk kemungkinan kehamilan.

Hormon ini menyebabkan jaringan ikat menahan lebih banyak cairan, yang berkontribusi pada rasa bengkak dan berat pada payudara.

2. Perubahan Payudara yang Umum dan Normal

Selain rasa bengkak, perubahan payudara normal lainnya yang umum terjadi meliputi:

  • Rasa Nyeri pada Payudara

Rasa nyeri atau sensitif pada payudara, terutama menjelang menstruasi biasanya terkait dengan perubahan hormon.

  • Perubahan Ukuran dan Bentuk: Ukuran dan bentuk payudara dapat sedikit berubah sepanjang siklus menstruasi, terutama menjelang menstruasi ketika payudara mungkin terasa lebih penuh dan besar.
  • Perubahan Tekstur: Tekstur payudara dapat terasa sedikit lebih padat atau nodular (berbenjol) menjelang menstruasi akibat pengaruh hormon pada jaringan ikat dan kelenjar susu.
  • Perubahan Puting: Ukuran puting dan perubahan warna puting juga dapat terjadi sepanjang siklus menstruasi atau selama kehamilan. Puting mungkin menjadi lebih sensitif, lebih besar, atau sedikit lebih gelap.
  • Cairan dari Puting (Selain ASI): Keluarnya sedikit cairan selain ASI dari puting, terutama jika berwarna bening atau putih susu dan keluar dari kedua puting, seringkali merupakan variasi normal. Namun, cairan yang keluar secara spontan, berwarna darah, atau hanya keluar dari satu puting perlu diperiksakan lebih lanjut.

Kapan Perubahan Payudara Memerlukan Perhatian Medis?

Meskipun banyak perubahan payudara adalah normal, penting untuk mengenali tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan masalah kesehatan dan memerlukan pemeriksaan medis:

  • Benjolan Baru atau Perubahan pada Benjolan yang Sudah Ada: Munculnya benjolan baru yang keras, tidak nyeri, dan tidak bergerak, atau perubahan pada benjolan yang sudah ada (misalnya, ukuran, bentuk, atau konsistensi) perlu diperiksakan oleh dokter.
  • Penebalan Kulit Payudara atau Puting: Penebalan, kemerahan, atau perubahan tekstur kulit payudara atau puting, seperti kulit jeruk, perlu diwaspadai.
  • Perubahan Bentuk atau Ukuran Payudara yang Tidak Simetris: Perubahan bentuk atau ukuran payudara yang signifikan dan tidak simetris, terutama jika terjadi secara tiba-tiba, perlu diperiksakan.
  • Nyeri Payudara yang Parah dan Tidak Terkait Siklus Menstruasi: Rasa nyeri payudara yang parah, terus-menerus, dan tidak terkait dengan siklus menstruasi, terutama jika disertai dengan gejala lain, perlu diperiksakan.
  • Cairan Puting yang Spontan, Berdarah, atau Hanya dari Satu Puting: Seperti disebutkan sebelumnya, jenis cairan puting ini memerlukan evaluasi medis lebih lanjut.
  • Perubahan pada Puting, Seperti Puting yang Masuk ke Dalam (Retraksi): Puting yang tiba-tiba tertarik masuk ke dalam atau mengalami perubahan bentuk yang tidak biasa perlu diperiksakan.

Pentingnya Melakukan Pemeriksaan Payudara Mandiri

Sudah tahu kan kalau pemeriksaan payudara bisa dilakukan seorang diri?

Kamu bisa melakukannya dengan beberapa tahap di bawah ini:

  • Berdiri tegak depan kaca. Amati ada atau tidaknya perubahan bentuk dan tekstur kulitnya. Payudara kanan dan kiri umumnya tidak memiliki bentuk yang simetris.
  • Angkat kedua tangan ke atas. Lalu tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Dorong siku ke depan dan belakang, kemudian cermati lagi bentuk dan ukuran dada.
  • Letakkan kedua tangan pada pinggang. Lalu condongkan bahu dan siku ke depan sampai terlihat menggantung. Kemudian kencangkan otot dada. Liat bentuk dan ukurannya.
  • Angkat lengan kiri ke atas. Lalu tekuk siku sehingga tangan kiri sampai memegang bagian atas punggung. Raba dengan gerakan melingkar dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian dada kiri dengan tangan kanan. Ulangi pada dada kanan.
  • Cubit kedua puting. Perhatikan apakah ada cairan yang keluar dari puting di luar siklus menyusui. Jika ada, sebaiknya segera periksakan diri.
  • Posisikan tubuh berbaring. Letakkan bantal di bawah pundak kanan dan angkat lengan ke atas. Gunakan ujung jari untuk meraba dengan gerakan memutar di payudara hingga ke sekitar ketiak.

Hubungi Dokter Ini Jika Muncul Benjolan Payudara yang Berbahaya

Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala benjolan payudara seperti pembengkakan payudara, puting mengeluarkan cairan bening atau keruh, hingga mengeluarkan darah, segera hubungi dokter di Halodoc.

Dokter akan memberikan konsultasi, saran, serta perawatan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi kamu.

Berikut ini rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam yang sudah berpengalaman dan memiliki ulasan positif dari pasien-pasien yang sebelumnya pernah mereka tangani:

Nah, itu tadi rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc.

Dengan menggunakan Halodoc, kamu dapat melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.

Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.

Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu.

Jika masih khawatir terhadap kondisi kesehatanmu, hubungi dokter di Halodoc untuk mendeteksi penyebabnya.

chat dokter untuk tahu pemeriksaan payudara yang tepat
Referensi:
Health Central. Diakses pada 2025. 7 Signs of Healthy Breasts.
Health Central. Diakses pada 2025. 11 Best Tips for Healthy Breasts.
Frontiers in Public Health. Diakses pada 2025 Association of healthy diet and physical activity with breast cancer: Lifestyle interventions and oncology education.
Current Breast Cancer Reports. Diakses pada 2025. Alcohol intake and breast cancer risk: Weighing the overall evidence.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2023. Enam Langkah SADARI untuk Deteksi Dini Kanker Payudara.
Youtube Halodoc. Diakses pada 2025. Kanker Payudara: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan.
Cancers. Diakses pada 2023. The impact of treatment for smoking on breast cancer patients’ survival.
South African Family Practice. Diakses pada 2023. Palpable breast lumps: An age-based approach to evaluation and diagnosis.