Ini 8 Penyebab ASI Tidak Keluar setelah Melahirkan
Halodoc, Jakarta - Pemberian Air Susu Ibu (ASI) memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ASI berperan dalam perkembangan kognitif, imunitas, pencegahan obesitas, perlindungan terhadap alergi, dan masalah jantung di kemudian hari. Sungguh penting bukan perannya?
Sayangnya, pemberian ASI tidak selalu lancar dan mudah dilakukan. Kadang kala terdapat kondisi tertentu yang dapat menghambat proses pemberian ASI. Salah satunya, ASI yang tidak keluar segera setelah melahirkan. Lantas, apa sih hal yang menyebabkan ASI tidak keluar setelah melahirkan?
Baca juga: Ini 6 Manfaat ASI Eksklusif Bagi Ibu dan Bayi
Stres Hingga Masalah Kesuburan
Umumnya produksi ASI yang kurang atau bahkan tidak keluar disebabkan oleh gangguan pada produksi hormon prolaktin. Hormon ini berperan penting dalam merangsang pembentukan ASI.
Gangguan pada hormon ini yang membuat ASI tidak keluar pada waktu yang seharusnya. Nah, berikut ini faktor yang bisa menyebabkan ASI tidak keluar setelah melahirkan:
- Stres atau kelelahan setelah melahirkan. Contohnya akibat persalinan yang berlangsung lama atau depresi postpartum.
- Kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol.
- Paparan zat kimia seperti pestisida sejak kecil. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko terbentuknya jaringan payudara yang tidak mencukupi.
- Perdarahan setelah persalinan.
- Mengidap kondisi medis tertentu, seperti gangguan tiroid, diabetes, anemia, atau retensi plasenta.
- Efek samping obat-obatan, termasuk obat herbal.
- Cara menyususi yang keliru, contohnya peletakan bayi yang tidak kurang tepat pada putih ibu.
- Masalah kesuburan, contohnya seperti PCOS (sindrom ovarium polikistik). Banyak pengidap PCOS yang juga memiliki jaringan payudara yang kurang berfungsi.
Baca juga: Mitos & Fakta Tentang Menyusui
Selain hal-hal di atas, mungkin terdapat beberapa penyebab atau faktor lainnya yang membuat ASI tidak keluar setelah melahirkan. Hati-hati, bayi yang kekurangan asupan ASI bisa mengalami beragam masalah kesehatan, lho.
Oleh sebab itu, bila ibu mengalami masalah pada produksi ASI, segeralah tanyakan pada dokter ahli untuk mendapatkan saran atau penanganan yang tepat.
Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Baca juga: Tips Agar Bayi Tidak Gumoh Setelah Menyusui
Tips ASI Eksklusif
Seperti penjelasan di awal, ASI berperan penting pada perkembangan dan pertumbuhan bayi. Pemberian ASI eksklusif (selama enam bulan) amat dianjurkan, sebab ASI mengandung nutrisi dan gizi yang bernilai tinggi untuk kesehatan bayi.
Nah, agar pemberian ASI eksklusif berhasil dan lancar, terdapat tips yang bisa ibu lakukan, seperti:
- Menyusu on demand (sesuka bayi) dan membangunkan bayi dengan membuka “bedong” tiap dua jam agar bayi terbangun dan menyusu.
- Menyusu sesering mungkin minimal 8 – 12 kali sehari.
- Jangan memberikan minuman atau makanan lain selain ASI saat pemberian ASI eksklusif.
- Jangan memberikan dot atau kempeng karena dapat mengakibatkan “bingung puting”.
- Pelajari teknik menyusui yang benar. Salah satunya, posisikan bayi dengan tepat pada payudara (hidung bayi menghadap ke puting), agar bayi dapat mengosongkan payudara ibu dengan optimal.
- Evaluasi berat badan pada hari hari pertama kelahiran. Bila penurunan berat badan terlalu banyak, dan proses menyusui masih sulit, cobalah memerah ASI. Meski hal ini seringkali sangat membantu, tapi ibu tetap harus berlatih menyusui melalui payudara.
Bagaimana, tertarik untuk mencobanya?
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. What causes a low milk supply during breast-feeding?
Parents. Diakses pada 2020. 8 Surprising Things That Can Affect Your Breast Milk Supply
IDAI. Diakses pada 2020. ASI Saya Kurang?
IDAI. Diakses pada 2020. Bagaimana Menyusui dengan Benar?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan