Ini 8 Penyakit yang Mengintai Kesehatan Reproduksi Wanita
“Kesehatan reproduksi wanita dapat terancam oleh beberapa penyakit seperti infeksi menular seksual, endometriosis, PCOS, kanker serviks, dan sindrom menopause dini."
Halodoc, Jakarta – Kesehatan reproduksi adalah salah satu aspek penting dari kesehatan wanita. Sayangnya, ada beberapa penyakit yang dapat mengancam kesehatan reproduksi wanita dan mempengaruhi kesuburan mereka. Karenanya, penting untuk memahami jenis penyakitnya, dan langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Untuk mencegahnya, kamu bisa membaca artikel mengenai Kebiasaan yang bisa Dilakukan untuk Kesehatan Reproduksi Wanita. Kira-kira apa saja penyakit yang mengintai kesehatan reproduksi wanita? Simak penjelasannya!
Beragam Penyakit Kesehatan Reproduksi Wanita
Berikut adalah beberapa penyakit yang mengintai kesehatan reproduksi wanita.
1. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi menular seksual seperti gonore, klamidia, dan sifilis dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi wanita. Jika tidak segera tertangani, IMS dapat menyebabkan infeksi pada rahim, indung telur, dan saluran tuba, yang dapat menyebabkan infertilitas.
2. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang biasanya tumbuh di dalam rahim tumbuh di luar rahim, seperti di ovarium dan saluran tuba. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit selama menstruasi, perdarahan menstruasi yang berat, dan kesulitan untuk hamil.
3. Polikistik Ovarium Syndrome (PCOS)
PCOS adalah kondisi di mana terdapat pertumbuhan folikel ovarium yang tidak normal. Kondisi ini dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur, jerawat, dan rambut tumbuh berlebihan di wajah dan tubuh. PCOS juga dapat menyebabkan kesulitan hamil.
4. Kanker Reproduksi
Kanker reproduksi seperti kanker serviks, kanker ovarium, dan kanker endometrium dapat mempengaruhi kesuburan dan kesehatan reproduksi wanita. Tes Pap Smear dan USG Transvaginal secara rutin sangat penting untuk mencegah dan mendeteksi kanker reproduksi pada tahap awal.
5. Sindrom Menopause Dini
Sindrom menopause dini adalah kondisi di mana wanita mengalami menopause sebelum usia 40 tahun. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaksuburan, serta meningkatkan risiko osteoporosis dan penyakit kardiovaskular.
6. Vulvovaginitis
Vulvovaginitis adalah istilah yang merujuk pada infeksi dan peradangan selanjutnya pada jaringan vulva atau vagina. Penyebabnya bisa beragam alasan seperti kebersihan yang buruk, penyakit menular seksual, virus, ragi dan bakteri. Terjadinya vagina berbau busuk, keputihan yang tidak terduga, iritasi dan peradangan di sekitar vagina, serta kesulitan saat buang air kecil dapat menandakan adanya vulvovaginitis.
7. Infertilitas Wanita
Kesulitan untuk mengandung anak setelah mencoba dalam jangka waktu yang cukup lama dapat mengindikasikan ketidaksuburan. Penyimpangan dalam durasi siklus menstruasi atau ketidakhadirannya dapat mengindikasikan kurangnya ovulasi.
Penyebab ketidaksuburan beragam dan bisa terjadi akibat penyakit yang menyerang kesehatan reproduksi wanita lainnya. Gangguan ovulasi seperti ketidakteraturan produksi hormon atau masalah pada ovarium merupakan 25% kasus infertilitas. Endometriosis, kerusakan pada tuba falopi, tuba falopi atau leher rahim juga dapat menyebabkan kemandulan.
8. Kista ovarium
Kedua ovarium pada wanita berperan untuk mengembangkan dan mematangkan ovum selama periode menstruasi. Kista dapat terbentuk di permukaan luar atau dalam ovarium. Kista ini berisi cairan dan tidak terlalu berbahaya.
Bulan Kesadaran Kesehatan Seksual sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran terkait dengan pentingnya menjaga kesehatan seksual. Sebagai seorang wanita, sangat penting untuk menjaga kesehatan reproduksi dalam mencegah penyakit yang mengintainya.
Karenanya perlu adanya upaya pencegahan yang teratur seperti menjaga kebersihan dan kesehatan seksual, rutin melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi, serta mengadopsi gaya hidup yang sehat seperti olahraga dan diet yang seimbang.
Konsultasikan dengan dokter jika kamu mengalami masalah kesehatan reproduksi atau membutuhkan informasi lebih lanjut tentang pencegahan dan pengobatan. Konsultasi bisa kamu lakukan dengan menggunakan Halodoc. Jadi tunggu apalagi, yuk, download Halodoc sekarang juga!