Ini 8 Gangguan Mental yang Muncul di Masa Remaja

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   01 Agustus 2023

“Gangguan mental kerap kali dirasakan remaja selama masa pertumbuhannya. Gangguan kecemasan, emosi, dan masalah perilaku, merupakan jenis gangguan mental yang umumnya sering terjadi.”

Ini 8 Gangguan Mental yang Muncul di Masa RemajaIni 8 Gangguan Mental yang Muncul di Masa Remaja

Halodoc, Jakarta – Remaja adalah kelompok individu yang paling rentan mengalami gangguan mental. Sebab, banyak faktor risiko pada remaja yang berpotensi memengaruhi kesehatan mental mereka.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres selama masa remaja antara lain keinginan besar untuk lebih mandiri, tekanan saat menyesuaikan diri dengan teman sebaya, serta peningkatan akses dan penggunaan teknologi. 

Faktor penentu lainnya termasuk kondisi rumah tangga dan kekerasan seksual yang rentan menimpa para remaja. Lantas, jenis-jenis gangguan mental seperti apa yang rentan dialami para remaja? Ini contohnya. 

Jenis Gangguan Mental yang Rentan Dialami Remaja 

Remaja menjadi kelompok yang rentan mengalami gangguan mental. Berikut beberapa gangguan mental yang umumnya terjadi pada remaja:

1. Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan adalah masalah kesehatan mental pada remaja. Kecemasan selama remaja biasanya terjadi karena perubahan penampilan, kekhawatiran akan citra tubuh, takut tidak diterima di lingkungan sosial, dan konflik tentang kemandirian.

Remaja dengan gangguan kecemasan umumnya akan menunjukan sifat pemalu, gelisah, gugup, dan stress yang ekstrim. Jika tidak ditangani, ini akan mengganggu kehidupan sosial anak dan aktivitas akademiknya.

2. Gangguan Emosi

Gangguan emosi umumnya muncul pada masa remaja. Selain depresi atau kecemasan, remaja dengan gangguan emosi bisa mengalami sifat mudah marah, frustasi atau marah secara berlebihan. Selain gejala psikologis, gangguan emosi juga dapat menimbulkan gejala fisik, seperti sakit perut, sakit kepala, atau mual.

Gangguan emosional bisa sangat memengaruhi kinerja di sekolahnya. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, remaja yang mengalami gangguan emosi dapat mengalami gejala lebih buruk, seperti mengisolasi diri hingga punya pikiran bunuh diri.

3. Masalah Perilaku

Masalah perilaku pada masa kanak-kanak merupakan penyebab utama kedua gangguan mental pada remaja.

Gangguan perilaku pada masa kanak-kanak contohnya ADHD yang memiliki gejala, seperti kesulitan fokus, dan gangguan perilaku yang ditandai dengan perilaku merusak atau menantang.

Masalah perilaku ini juga memengaruhi kinerja sekolah dan berisiko menimbulkan perilaku kriminal pada remaja.

4. Gangguan Makan

Gangguan makan biasanya muncul pada masa remaja dan dewasa muda, serta lebih sering menyerang wanita daripada pria. Contoh gangguan makan pada remaja adalah anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan dengan membatasi kalori atau makan berlebihan.

Gangguan makan berisiko merusak kesehatan dan sering kali muncul bersamaan dengan depresi, kecemasan atau penyalahgunaan zat.

5. Psikosis

Gejala psikosis yang sering muncul pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa berupa halusinasi atau delusi. Gejala ini mengganggu kemampuan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dan memengaruhi kinerja sekolahnya.

Psikosis juga bisa menimbulkan stigma negatif di masyarakat atau pelanggaran hak asasi manusia. Jika kamu ingin mengetahui fakta psikosis lebih jauh, silahkan kunjungi laman berikut, “3 Fakta Penting Mengenai Psikosis.

6. Gangguan Kepribadian Ambang

Gangguan mental ini mempengaruhi 1-3 persen remaja dan orang dewasa muda. Meskipun biasanya tidak terdiagnosis sebelum usia 18 tahun, tetapi gejalanya bisa muncul selama remaja.

Gangguan kepribadian ambang muncul dengan gejala, seperti serangan kemarahan, depresi, kecemasan, dan perubahan suasana hati yang intens. Remaja yang memiliki gangguan mental ini sangat sensitif terhadap penolakan dan rasa takut ditinggalkan, sehingga mereka sering menuntut perhatian.

Selain itu, mereka juga bisa melakukan hal-hal impulsif, seperti menyakiti diri sendiri, merokok, dan melakukan seks bebas.

7. Menyakiti Diri Sendiri Hingga Bunuh Diri

Ada sejumlah faktor risiko yang memicu perilaku bunuh diri pada remaja. Misalnya, penggunaan alkohol yang berbahaya, pelecehan di masa kanak-kanak dan hambatan dalam mengakses perawatan mental.

Selain itu, media sosial juga kini menjadi penyebab bunuh diri terbesar pada anak remaja. Pasalnya, media sosial bisa menuntut banyak hal pada anak remaja, seperti citra diri dan kehidupan yang cenderung konsumtif.

8. Perilaku Pengambilan Risiko

Para remaja juga rentan melakukan perilaku yang berisiko. Misalnya seperti melakukan hubungan seksual dini, merokok, minum alkohol, hingga penyalahgunaan narkoba.

Semua itu hanya sebagai pengalihan untuk melupakan masalah. Apabila tidak segera mendapatkan penanganan, perilaku ini memengaruhi pencapaian pendidikan, keterlibatan dengan kejahatan, hingga kematian.

Pernah mendengar tes MMPI untuk mendeteksi gangguan mental? Baca selengkapnya di artikel ini: “Apa itu Tes MMPI? Ini Jenis, Prosedur, dan Hasil Tesnya“. 

Bila kamu sedang menghadapi salah satu dari kondisi di atas, jangan ragu untuk meminta bantuan dokter atau psikolog. Kamu bisa bicara dengan mereka lewat aplikasi Halodoc kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download Halodoc sekarang!

Referensi:
WHO. Diakses pada 2023. Adolescent mental health.
Teen Mental Health. Diakses pada 2023. Mental disorders.
The American College of Obstetricians and Gynecologist. Diakses pada 2023. Mental Health Disorders in Adolescents.
American Academy of Child & Adolescent Psychiatry. Diakses pada 2023. Your Adolescent – Anxiety and Avoidant Disorders