Ini 6 Penyebab Gatal di Kemaluan yang Jarang Disadari
“Gatal di kemaluan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, iritasi, alergi, atau masalah kulit lainnya. Selain gatal, gejala lainnya berupa kemerahan, bengkak, atau keluarnya cairan dari kelamin.”
Halodoc, Jakarta – Gatal di kemaluan umumnya terjadi akibat iritasi yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada kulit alat kelamin. Masalah ini juga dapat terjadi karena penggunaan produk tertentu yang tidak cocok pada kulit.
Gatal di area kemaluan bukan merupakan masalah kesehatan serius, karena dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, waspadai jika terjadi berulang dan disertai keluarnya cairan dari kelamin.
Lantas, apa saja penyebab gatal di kemaluan yang perlu diwaspadai?
Kondisi yang Menyebabkan Gatal di Area Kemaluan
Gatal di area kelamin merupakan kondisi yang umum terjadi dan dapat sembuh seiring dengan waktu. Terdapat beberapa penyebab yang mendasari dan memerlukan perawatan yang tepat, seperti:
1. Iritasi
Bahan kimia tertentu yang ditemukan pada produk sehari-hari bisa berpotensi menyebabkan iritasi jika bersentuhan dengan vagina atau vulva. Gangguan ini memicu reaksi alergi yang disebut dengan dermatitis kontak.
Jika penyebabnya adalah iritasi, vulva dan vagina mungkin terasa gatal, merah, dan perih. Beberapa produk yang bisa kamu hindari untuk mencegah terjadinya iritasi, antara lain:
- Sabun mandi dan busa.
- Semprotan feminin.
- Kontrasepsi topikal.
- Krim, losion, dan salep.
- Deterjen.
- Pelembut kain
- Tisu toilet yang mengandung parfum.
- Pembalut yang beraroma.
Jika mengalami gatal di kemaluan yang tak kunjung membaik, ini beberapa pilihan pengobatan yang bisa kamu gunakan: Ini 5 Pilihan Obat yang Ampuh untuk Meredakan Gatal di Kemaluan.
2. Penyakit kulit
Beberapa penyakit kulit, seperti eksim dan psoriasis juga bisa menyebabkan kemerahan serta gatal di area genital.
Eksim atau dermatitis atopik adalah ruam yang terjadi pada pengidap asma atau alergi. Ruamnya berwarna kemerahan dan gatal dengan tekstur bersisik yang menyebar ke vulva pada beberapa pengidap eksim.
Sementara psoriasis adalah penyakit yang menyebabkan bercak merah bersisik, gatal, dan terbentuk di sepanjang kulit kepala serta persendian. Terkadang gejala-gejala tersebut juga bisa muncul pada vulva.
3. Infeksi jamur
Ragi adalah jamur yang biasanya secara alami terdapat di vagina. Namun, jamur ini bisa menyebabkan infeksi dan rasa gatal di kemaluan jika pertumbuhannya terjadi secara tidak terkendali.
Tak hanya rasa ragal, pertumbuhan jamur yang berlebihan juga bisa menimbulkan sensasi terbakar dan keluarnya cairan kental berwarna keputihan. Cairan tersebut bisa berbau tidak sedap atau amis.
4. Vaginosis bakterialis (BV)
Vaginosis bakterial adalah penyebab lain dari rasa gatal di area kemaluan. Seperti infeksi jamur vagina, BV dipicu oleh ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat yang ada di dalam vagina.
Gejala yang muncul biasanya berupa rasa gatal pada vagina dan keluarnya cairan yang tidak normal serta berbau amis. Cairan tersebut biasanya bertekstur encer dan berwarna abu-abu kusam.
5. Infeksi menular seksual (IMS)
Ada beberapa IMS yang dapat menyebabkan gatal di kemaluan, antara lain klamidia, kutil kelamin, gonorea, dan trikomoniasis. IMS ini juga dapat menyebabkan gejala lain, termasuk keputihan, nyeri saat buang air kecil, dan luka pada alat kelamin.
6. Menopause
Penurunan estrogen yang terjadi selama perimenopause dan menopause berpotensi meningkatkan risiko vagina gatal. Alasannya karena berkurangnya estrogen menyebabkan jaringan vulva dan vagina menjadi lebih tipis, kering, serta kurang elastis.
Kekeringan pada vagina akibat menopause juga dapat menyebabkan rasa gatal dan iritasi. Saat ini terjadi, pengidap mungkin juga merasakan sakit atau bahkan berdarah setelah berhubungan seks.
Jika gatal kemaluan tak kunjung membaik atau justru semakin parah, ketahui beberapa rekomendasi obatnya dalam artikel ini: Ini 5 Pilihan Obat yang Ampuh untuk Meredakan Gatal di Kemaluan.
Itulah beberapa penyebab gatal di kemaluan yang perlu kamu waspadai. Segera konsultasikan pada dokter spesialis kulit jika mengalami gejalanya guna meminimalisir keparahannya.
Dapatkan juga informasi lain seputar kesehatan dan pola hidup sehat lainnya dengan men-download Halodoc sekarang juga!