Ini 6 Pengobatan yang Menggunakan Radiologi Intervensi
Halodoc, Jakarta - Ketika mengidap suatu kondisi kesehatan, ada kalanya kita diminta untuk melakukan berbagai pemeriksaan medis oleh dokter. Pemeriksaan radiolagi, misalnya. Pemeriksaan radiologi ini menggunakan teknologi pencitraan untuk mendiagnosis dan mengobati suatu penyakit. Singkat kata, pemeriksaan ini bisa membantu dokter untuk menelisik kondisi bagian dalam tubuh.
Pemeriksaan radiologi ini bisa mengunakan beberapa media. Mulai dari penyinaran, zat radioaktif, medan magnet, hingga gelombang suara. Nah, karena media yang digunakan beragam, maka radiologi juga terbagi menjadi beberapa jenis. Contohnya USG, fluroskopi, foto Rotgen, pemeriksaaan nuklir (positron emission tomography scan), camputed tomography, hingga magnetic resonance imaging (MRI).
Baca juga: 4 Masalah Kesehatan yang Bisa Dideteksi X-Ray
Radiologi Intervensi
Dalam pemeriksaan radiologi, ada dikenal sebutan radiologi intervensi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk membantu dokter dalam mememasang kateter. Di samping itu metode ini juga bisa membantu untuk memasukkan instrumen bedah yang berukurang kecil ke dalam tubuh.
Peran radiologi intervensi tak hanya itu saja. Selain membantu dokter untuk mendiagnosis penyakit, radiologi juga bisa digunakan dalam pegobatan. Nah, berikut beberapa contoh pengobatan dengan menggunakan metode radiologi intervensi.
Baca juga: Radiasi pada Rontgen Dada Bisa Picu Kanker, Benarkah?
-
Mengambil jaringan payudara dengan bantuan USG
-
Kemoterapi melalui pembuluh darah arteri.
-
Katerisasi pembuluh darah, angioplasti, dan pemasangan ring pembuluh darah.
-
Teknik menyumbat pembuluh darah (embolisasi) untuk menghentikan perdarahan.
-
Mematikan penyakit kanker dengan embolisasi tumor.
-
Biopsi jarum pada paru-paru atau kelenjar tiroid.
Bukan Tindakan Operasi
Menurut rilis dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehata RI (8/18), radiologi intervensi cukup menguntungkan pengidap. Radiologi Intervensi adalah penanganan pengidap menggunakan bimbingan teknologi pencitraan dimana dilakukan dengan minimal invasif. Alat teknologi radiologi tersebut diantaranya USG, computed tomography (CT), tomografi emisi positron (PET) dan pencitraan resonansi magnetik (MRI).
Metode ini dinilai amat menguntungkan untuk pengidap. Alasannya jelas, sebab teknik ini bukan tindakan operasi, tidak meninggalkan bekas irisan, bahkan tidak terasa nyeri. Disamping itu, teknik ini bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, membantu pengidap cepat pulih dari penyakit, mengurangi waktu rawat inap, dan menekan biaya operasi serta anestesi.
Baca juga: Ketahui Prosedur Pembedahan Saat Operasi
Pada prinsipnya, teknik tersebut untuk menutupi pendarahan dengan memasukkan stent kecil yang mengembang, dan membuka pada suatu daerah tubuh tanpa melalui operasi. Bahkan perannya dalam kasus persarafan, khususnya yang disebabkan oleh kelainan pembuluh darah otak, sudah mendapatkan tempat tersendiri saat ini.
Radiologi intervensi ini dalam banyak kasus juga dapat digunakan untuk mengobati penyumbatan. Misalnya, seperti yang terjadi di arteri pada kaki atau ginjal dimana proses ini disebut dengan angioplasti.
Dalam melakukan tindakan ini, biasanya dokter ahli akan didukung dengan tim subspesialis radiologi yang memiliki kompetensi dalam menggunakan teknologi ini. Mereka akan memanfaatkan prosedur minimal invasif untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit pada hampir semua organ tubuh.
Memiliki pertanyaan atau ingin berdiskusi dengan dokter mengenai radiologi intervensi? Atau memiliki keluhan kesehatan? Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu di sini. Mudah, kan? Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play! Mudah, kan?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan