Ini 6 Gangguan Mental yang Muncul di Masa Remaja
Halodoc, Jakarta - Remaja adalah kelompok individu yang paling rentan mengalami gangguan mental. Sebab, banyak faktor risiko yang dihadapi remaja yang berpotensi memengaruhi kesehatan mental mereka. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres selama masa remaja antara lain keinginan besar untuk lebih mandiri, tekanan saat menyesuaikan diri dengan teman sebaya, serta peningkatan akses dan penggunaan teknologi.
Faktor penentu lainnya termasuk kondisi rumah tangga dan kekerasan seksual yang rentan menimpa para remaja. Lantas, jenis-jenis gangguan mental seperti apa yang rentan dialami para remaja? Ini contohnya.
Baca juga: 4 Gangguan Mental yang Terjadi Tanpa Disadari
Jenis Gangguan Mental yang Rentan Dialami Remaja
Melansir dari WHO, berikut jenis-jenis gangguan mental yang rentan dialami oleh para remaja:
1. Gangguan Emosi
Gangguan emosi umumnya muncul pada masa remaja. Selain depresi atau kecemasan, remaja dengan gangguan emosi bisa mengalami sifat mudah marah, frustasi atau marah secara berlebihan. Selain gejala psikologis, gangguan emosi juga dapat menimbulkan gejala fisik, seperti sakit perut, sakit kepala, atau mual. Gangguan emosional bisa sangat memengaruhi kinerja di sekolahnya. Jika tidak segera ditangani, remaja yang mengalami gangguan emosi dapat mengalami gejala lebih buruk, seperti mengisolasi diri hingga punya pikiran bunuh diri.
2. Masalah Perilaku
Masalah perilaku pada masa kanak-kanak merupakan penyebab utama kedua gangguan mental pada remaja. Gangguan perilaku pada masa kanak-kanak contohnya ADHD yang ditandai dengan kesulitan fokus dan gangguan perilaku yang ditandai dengan perilaku merusak atau menantang. Masalah perilaku ini juga dapat memengaruhi kinerja sekolah dan berisiko menimbulkan perilaku kriminal pada remaja.
3. Gangguan Makan
Gangguan makan biasanya muncul pada masa remaja dan dewasa muda. Gangguan makan lebih sering menyerang wanita daripada pria. Contoh gangguan makan yang bisa dialami remaja adalah anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan yang ditandai dengan membatasi kalori atau makan berlebihan. Gangguan makan berisiko merusak kesehatan dan sering kali muncul bersamaan dengan depresi, kecemasan atau penyalahgunaan zat.
Baca juga: Waspada Penyakit Mental pada Orang Terdekat
4. Psikosis
Gejala psikosis paling sering muncul pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Gejala dapat berupa halusinasi atau delusi. Gejala ini dapat mengganggu kemampuan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dan memengaruhi kinerja sekolahnya. Psikosis juga bisa menimbulkan stigma negatif di masyarakat atau pelanggaran hak asasi manusia.
5. Menyakiti Diri Sendiri Hingga Bunuh Diri
Ada sejumlah faktor risiko yang memicu perilaku bunuh diri pada remaja. Misalnya, penggunaan alkohol yang berbahaya, pelecehan di masa kanak-kanak dan hambatan dalam mengakses perawatan mental. Selain itu, media sosial juga kini menjadi penyebab bunuh diri terbesar pada anak remaja. Pasalnya, media sosial bisa menuntut banyak hal pada anak remaja, seperti citra diri dan kehidupan yang cenderung konsumtif.
6. Perilaku Pengambilan Risiko
Para remaja juga rentan mengambil banyak risiko, seperti risiko melakukan hubungan seksual dini, merokok, minum alkohol, hingga penyalahgunaan narkoba. Tindakan kekerasan adalah perilaku pengambilan risiko yang dapat memengaruhi pencapaian pendidikan, cedera, keterlibatan dengan kejahatan, hingga kematian.
Baca juga: 10 Tanda Kalau Kondisi Psikologis Sedang Terganggu
Bila kamu sedang menghadapi salah satu dari kondisi di atas, jangan ragu untuk meminta bantuan dokter atau psikolog. Kamu bisa bicara dengan mereka lewat aplikasi Halodoc kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, pakai Halodoc sekarang!