Ini 6 Fakta Amoeba Pemakan Otak yang Meluas di AS
“Amoeba pemakan otak atau naegleria fowleri dapat menginfeksi otak ketika masuk melalui hidung. Meskipun jarang terjadi, tetapi kondisi ini bisa berakibat fatal dan berpotensi tinggi menyebabkan kematian.”
Halodoc, Jakarta – Amoeba adalah organisme bersel tunggal yang berkembang dengan cara membelah diri. Pada kasus yang jarang terjadi, amoeba bisa menyusup ke otak dan sumsum tulang belakang melalui hidung.
Akibat perubahan iklim, di Amerika Serikat (AS) semakin banyak kasus yang melaporkan mengenai amoeba pemakan otak. Nah, mungkin kamu masih asing dengan kondisi ini. Sebab, kasus ini memang belum ditemukan di Indonesia.
Namun, tidak ada salahnya untuk mengetahui lebih dalam mengenai penyakit serius ini.
Fakta Mengenai Amoeba Pemakan Otak
Berikut ini beberapa fakta mengenai amoeba pemakan otak yang perlu kamu ketahui:
1. Hidup di air yang hangat
Naegleria fowleri atau amoeba pemakan otak biasanya terdapat di air tawar yang hangat atau tanah yang lembap. Organisme ini menyukai panas dan berkembang paling baik pada suhu tinggi hingga 46 derajat Celsius, jadi biasanya amoeba ini akan lebih aktif pada musim panas.
Tetapi yang membuat ngeri, naegleria fowleri juga dapat ditemukan di saluran air, water heater, dan bahkan sistem air yang digunakan untuk tap water. Akan tetapi, kabar baiknya amoeba jenis ini tidak hidup di air asin.
2. Amoeba dapat masuk melalui hidung
Infeksi amoeba pemakan otak bisa terjadi ketika air yang terinfeksi masuk melalui hidung. Artinya kamu tidak akan terinfeksi jika meminum air yang terkontaminasi.
Ketika sudah masuk hidung, amoeba bisa berpindah ke bagian otak. Hal ini biasanya terjadi ketika kamu berenang, menyelam, atau melakukan aktivitas air lainnya di air yang terinfeksi.
Selain itu mencuci hidung atau menghirup air yang terkontaminasi, juga merupakan cara penyebaran organisme ini. Dalam kasus yang sangat jarang, air yang terkontaminasi dapat berupa air keran yang dipanaskan atau air kolam renang yang tidak mengandung cukup klorin.
3. Menyebabkan penyakit PAM
Orang yang terinfeksi oleh naegleria fowleri dapat mengembangkan kondisi primary amoebic meningoencephalitis atau PAM. PAM adalah infeksi sistem saraf pusat yang sangat serius dan hampir selalu berakibat fatal.
Bahkan dengan pengobatan pun, kemungkinan kematiannya masih tinggi yaitu lebih dari 97 persen. Beberapa gejala penyakit PAM antara lain yaitu:
- Demam tinggi.
- Sakit kepala yang sangat ekstrim.
- Mual dan muntah.
- Gemetaran.
- Gejala seperti meningitis, termasuk leher kaku dan sangat sensitif terhadap cahaya.
- Kebingungan mental.
- Koma.
4. Memakan bakteri
Istilah amoeba pemakan otak mungkin terdengar sangat mengerikan. Namun, otak sebenarnya bukan merupakan makanan utamanya. Naegleria fowleri biasanya memakan organisme kecil seperti bakteri, yang terdapat di sedimen danau atau sungai.
Namun, saat amoeba masuk ke dalam tubuh manusia, ia menggunakan otak sebagai sumber makanan untuk bertahan hidup. Hal ini dapat menghancurkan jaringan otak dan menyebabkan infeksi yang berakibat fatal.
5. Berpotensi lebih berkembang saat perubahan iklim
Perubahan iklim menjadi salah satu penyebab meluasnya infeksi amoeba pemakan otak di AS akhir-akhir ini. Hal ini karena naegleria fowleri menyukai panas dan dapat tumbuh subur di air tawar yang hangat dan mata air panas. Saat suhu udara naik, suhu air di danau dan kolam juga naik dan ketinggian air menjadi lebih rendah.
Kondisi ini memberikan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi amoeba untuk tumbuh. Gelombang panas yang saat ini sering menerpa juga menyebabkan suhu udara dan air lebih tinggi dari biasanya, sehingga memungkinkan amoeba untuk berkembang biak.
Kamu juga bisa mengetahui penyakit lainnya akibat perubahan iklim di sini, “4 Penyakit yang Mengintai Akibat Perubahan Iklim.”
6. Pengobatannya masih belum jelas
PAM sangat jarang terjadi dan infeksinya dapat berkembang cepat, sehingga sulit untuk mengidentifikasi pengobatan mana yang efektif. Namun, ada beberapa bukti bahwa obat tertentu mungkin efektif untuk mengatasi penyakit ini.
Saat ini, PAM diobati dengan kombinasi obat-obatan, seringkali termasuk amfoterisin B, azitromisin, flukonazol, rifampisin, miltefosin, dan deksametason. Obat ini digunakan karena dianggap efektif melawan Naegleria fowleri dan telah digunakan untuk mengobati pasien yang selamat.
Itulah fakta mengenai amoeba pemakan otak. Apabila kamu masih punya pertanyaan terkait penyakit ini, atau pertanyaan seputar kesehatan lainnya, tanyakan saja langsung pada ahlinya melalui aplikasi Halodoc. Ayo download Halodoc sekarang untuk mendapatkan informasi kesehatan lainnya.