Ini 5 Tanda Kalau Bayi Juga Bisa Alami Stres
Halodoc, Jakarta – Tidak hanya orang dewasa, bayi juga bisa mengalami stres. Bayi biasanya merespons emosi orangtua dan lingkungannya. Itu artinya, orangtua ataupun lingkungan yang stres dapat membuat bayi stres. Bayi yang menerima banyak perhatian dan memiliki ikatan yang kuat dengan orangtua memiliki tingkat hormon stres yang lebih rendah. Faktanya, paparan stres kronis dapat berdampak negatif pada otak bayi.
Peningkatan kadar hormon stres, kortisol ketika bayi dapat dikaitkan dengan masalah perilaku dan gangguan terkait stres di masa dewasa. Selain faktor genetik, nutrisi, dan penyakit, pengalaman bayi dengan orang-orang di sekitarnya juga dapat memengaruhi perkembangan otaknya.
Baca juga: Stres Mengurus Newborn, Ibu Perhatikan 3 Langkah Ini
Inilah Tanda saat Bayi Mengalami Stres
Memang tidak mudah untuk mengidentifikasi tanda bayi sedang stres. Meskipun bayi tidak dapat mengungkapkannya secara lisan, perubahan perilaku mereka dapat menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah.
Orangtua dapat menangkap gejala berikut sebagai tanda kalau bayi sedang stres:
1. Menangis Lebih Sering
Menangis bisa menjadi salah satu reaksi pertama dan paling umum dari bayi yang stres. Ini adalah sinyal bahwa mereka merasa tidak enak badan atau membutuhkan sesuatu. Bayi yang mengalami stres bisa menangis lebih dari biasanya. Jika bayi menangis sejadi-jadinya, coba cari tahu apa yang membuatnya stres.
Baca juga: Kesedihan Ibu Bisa Menular pada Janin, Ini Faktanya
2. Perubahan Kebiasaan Tidur
Stres dapat mengganggu kebiasaan tidur bayi. Mereka bisa tetap terjaga lebih dari biasanya dan menangis karena stres.
3. Tidak Ada Kontak Mata
Bayi mencoba menghindari kontak mata saat stres. Jika pandangan bayi normal sebelumnya, dan sekarang mereka tidak mau menatap mata, mereka mungkin stres. Dalam beberapa kasus, kurangnya kontak mata dapat mengindikasikan gangguan spektrum autisme atau gangguan penglihatan.
4. Perubahan Kebiasaan Makan
Stres dapat mengganggu kebiasaan makan bayi. Beberapa bayi mungkin cenderung makan berlebihan, sementara yang lain mungkin mengalami kurang nafsu makan. Stres juga dapat menyebabkan masalah perut pada bayi, dan ibu mungkin perlu lebih awas memperhatikan tanda-tanda gangguan pencernaan.
Baca juga: Tekanan Sosial pada Ibu Hamil, Hati-Hati Picu Stres
5. Kurang Ekspresif
Bayi mungkin terlihat tidak ekspresif saat mengalami stres kronis. Ibu bisa merasakan kurangnya emosi di wajah anak. Bayi mungkin menolak makan saat mereka merasa takut dan stres. Namun, jika bayi tidak mau menyusu, ibu juga harus mencari kemungkinan penyebab penyakit atau sembelit.
Pada tahap akhir penyesuaian, terutama saat anak beralih dari menyusui ke makan makanan padat, beberapa bayi mungkin menolak makanan baru karena mereka mungkin masih ingin menyusu. Bayi menjadi rewel, mulai menangis, dan memberi isyarat kepada orangtua untuk memeluknya ketika dibiarkan bermain dengan orang asing terlalu lama. Studi ini menunjukkan bahwa bayi memiliki masalah dalam adaptasi atau butuh waktu dengan situasi baru sehingga mereka rentan stres.
Cara Mencegah Bayi Stres
Setiap bayi memiliki temperamen yang berbeda. Namun terkadang, sentuhan pengasuhan dari orangtua ataupun orang terdekat dapat mengurangi stresnya. Kiat-kiat berikut juga dapat membantu orangtua mengurangi stres pada bayi:
1. Beri anak perhatian saat menyusui.
2. Berikan sentuhan lembut.
3. Jangan biarkan bayi stres, karena dapat memengaruhi mereka.
4. Terapkan pola asuh di mana bayi diletakkan di dekat orangtua tiap kali orangtua beraktivitas—jika memungkinkan.
5. Cobalah untuk tidak mengganggunya saat sedang tidur.
6. Tanggapi tangisan bayi dan jangan pernah meninggalkan mereka tanpa pengawasan.
Informasi selengkapnya mengenai stres pada bayi dan penanganannya tanyakan langsung di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.