Ini 5 Jenis Pemanis Buatan dan Dampaknya pada Tubuh
“Pemanis buatan digunakan sebagai pengganti gula dalam makanan maupun minuman. Beberapa jenis zat pemanis ini bahkan memiliki rasa yang lebih kuat dibanding dengan gula. Maka dari itu, jumlah asupan dan konsumsi pemanis tambahan dalam satu hari sebaiknya dibatasi, sehingga terhindar dari dampak buruk, termasuk risiko gangguan kesehatan.“
Halodoc, Jakarta – Pemanis buatan sering digunakan sebagai tambahan pada makanan maupun minuman. Seperti namanya, zat ini ditambahkan sebagai pengganti gula, untuk memberikan rasa manis pada makanan dan minuman. Ada yang menyebut, pemanis buat memiliki rasa manis yang lebih terasa jika dibandingkan dengan pemanis biasa atau gula.
Pada awalnya, zat ini diciptakan sebagai alternatif gula yang diketahui bisa menjadi pemicu beragam jenis penyakit. Jumlah kalori dalam pemanis ini disebut lebih sedikit jika dibandingkan dengan gula. Namun, proses pembuatan pemanis buatan yang melalui proses kimiawi menimbulkan kekhawatiran baru. Apakah jenis pemanis ini cukup aman dikonsumsi? Adakah dampaknya pada kesehatan tubuh?
Baca juga: Inilah Manfaat Mengonsumsi Makanan Manis
Beragam Jenis Pemanis Buatan yang Perlu Diketahui
Pemanis buatan digunakan untuk memberi rasa manis pada makanan dan minuman. Secara umum, ada beberapa jenis bahan pemanis yang sering digunakan dan mudah ditemui di pasaran, di antaranya:
- Sakarin
Sakarin sering digunakan untuk menghasilkan rasa manis yang tinggi pada makanan dan minuman. Pasalnya, pemanis buatan ini memiliki rasa manis hingga 300 kali lebih kuat daripada gula. Karena itu, penggunaan sakarin pada makanan dan minuman harus dibatasi.
- Sukralosa
Pemanis buatan yang satu ini juga tergolong memiliki rasa manis yang kuat, yaitu mencapai 600 kali lipat dari gula. Zat tambahan ini umumnya digunakan untuk makanan yang dipanggang atau digoreng. Dalam satu hari, konsumsi sukralosa sebaiknya tidak lebih dari 5 mg/kg berat badan.
- Aspartam
Aspartam adalah jenis pemanis buatan yang sering digunakan pada agar-agar, permen karet, serta minuman berkarbonasi. Di dalam aspartan juga terdapat kandungan asam amino, asam aspartat, fenilalanin, serta sedikit etanol.
- Acesulfame potassium
Pemanis buatan ini cukup sering digunakan dalam produk makanan, yang disebut sebagai zat pemanis yang sesuai. Sebab, zat ini sangat stabil dalam temperatur tinggi serta bisa dengan mudah larut.
- Neotam
Pada makanan rendah kalori, neotam adalah jenis pemanis buatan yang sering digunakan. Kandungan pemanis ini tidak berbeda jauh dari aspartam, tetapi rasa manisnya bisa lebih kuat hingga 40 kali lipat.
Baca juga: Ini Dampak Pemanis Buatan dalam Softdrink Bagi Kesehatan
Adakah Dampak Terhadap Kesehatan Tubuh?
Pada dasarnya, pemanis buatan relatif aman untuk dikonsumsi. Dengan catatan, jumlah konsumsi atau asupan per hari yang disajikan tidak melebihi batas aman. Namun, ada juga yang menyebut bahwa penggunaan zat tambahan pemanis bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit, termasuk sakit kepala, reaksi alergi, hingga risiko kanker.
Gangguan pencernaan dan masalah gigi juga disebut bisa muncul akibat penggunaan pemanis buatan. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal tersebut. Kendati begitu, bukan berarti pemanis buatan boleh digunakan secara sembarangan. Mengonsumsi pemanis sebaiknya dilakukan secukupnya saja, agar terhindar dari dampak buruknya.
Selain itu, pastikan kondisi tubuh cocok atau bisa menerima asupan pemanis dalam makanan. Jika memiliki riwayat penyakit tertentu atau khawatir dengan dampak kesehatan dari pemanis tambahan, sebaiknya hindari penggunaannya. Hindari risiko penyakit dengan selalu mengonsumsi makanan sehat dan terapkan gaya hidup sehat.
Baca juga: Minuman dalam Kemasan yang Bisa Beri Dampak Negatif
Lengkapi juga dengan konsumsi multivitamin tambahan untuk kebugaran tubuh. Biar lebih mudah, beli vitamin atau produk kesehatan di aplikasi Halodoc saja. Dengan layanan antar, pesanan akan dikirim ke rumah segera. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Artificial sweeteners and other sugar substitutes.
Harvard Health Publishing Medical School. Diakses pada 2021. Are artificial sweeteners a healthy substitute for sugar?
Healthline. Diakses pada 2021. Artificial Sweeteners: Good or Bad?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan