Ini 4 Kondisi yang Bisa Mengganggu Proses Pembekuan Darah
“Pembekuan darah bisa terjadi ketika darah tidak mengalir dengan baik. Fibrilasi atrium dan trombosis vena dalam adalah dua kondisi yang membuat darah bergerak lambat, sehingga menyebabkan pembekuan. Mengonsumsi jenis obat tertentu, mengidap penyakit gangguan koagulasi, obesitas, atau terinfeksi COVID-19 adalah kondisi yang bisa mengganggu proses pembekuan darah.”
Halodoc, Jakarta – Pembekuan darah yang sehat dapat membantu menyelamatkan nyawa ketika seseorang terluka atau mengalami kecelakaan parah. Namun, pembekuan darah juga bisa terbentuk karena gangguan kesehatan seperti serangan jantung, stroke, atau masalah medis serius lainnya.
Pembekuan darah juga bisa terjadi ketika darah tidak mengalir dengan baik. Fibrilasi atrium dan trombosis vena dalam adalah dua kondisi yang membuat darah bergerak lambat, sehingga menyebabkan masalah pembekuan. Informasi selengkapnya mengenai kondisi yang bisa mengganggu pembekuan darah bisa dibaca di sini!
Konsumsi Obat sampai Terinfeksi COVID-19
Ada beberapa kondisi yang bisa mengganggu proses pembekuan darah. Berikut adalah penjelasannya:
1. Konsumsi Obat tertentu
Beberapa jenis obat dapat menghentikan trombosit sehingga tidak saling memberi sinyal akibatnya gagal menempel. Beberapa jenis obat tersebut adalah:
- Aspirin.
- Klopidogrel.
- Dipiridamol.
- Prasugrel.
- Ticagrelor.
- Ticlopidine.
Obat-obatan yang bekerja mengencerkan darah akan mempersulit tubuh untuk melakukan proses pembekuan. Jenis obat-obatan ini juga mencegah protein yang bekerja dalam proses pembekuan darah.
Selain itu, obat penghancur bekuan darah seperti alteplase, streptokinase, dan tenecteplase dapat mengaktifkan protein yang memecah untaian fibrin. Terkadang dokter meresepkan obat-obatan ini sebagai bagian dari penanganan serangan jantung atau stroke.
2. Mengalami Gangguan Koagulasi
Gangguan koagulasi adalah gangguan pada kemampuan tubuh untuk mengontrol pembekuan darah. Gangguan koagulasi dapat mengakibatkan perdarahan (pembekuan terlalu sedikit yang menyebabkan peningkatan risiko perdarahan) atau trombosis (pembekuan terlalu banyak yang dapat menghalangi aliran darah). Gangguan pembekuan ini berkembang karena beberapa kondisi dan biasanya karena penyakit tertentu.
Beberapa penyakit yang memicu gangguan koagulasi adalah:
- Hemofilia.
- Penyakit Von Willebrand.
- Rendahnya tingkat protein faktor pembekuan.
- Koagulasi intravaskular diseminata, pembekuan yang terlalu aktif yang menyumbat pembuluh darah.
- Penyakit hati.
- Kekurangan vitamin K.
- Disfungsi trombosit.
3. Kelebihan Berat Badan atau Obesitas
Orang yang mengalami obesitas dua kali lebih mungkin mengembangkan pembekuan darah di kaki dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal. Ini dikarenakan obesitas menyebabkan peradangan kronis dan berkurangnya fibrinolisis (kemampuan untuk memecah gumpalan).
Peradangan kronis juga terjadi akibat berkurangnya oksida nitrat dalam tubuh. Nitric oxide adalah molekul yang melindungi endotel khusus (lapisan pembuluh darah) dan mencegah sel menempel pada permukaan endotel.
Bahkan pada usia dini, orang yang mengalami obesitas memiliki kadar oksida nitrat yang jauh lebih rendah. Jumlah oksida nitrat yang berkurang pada orang gemuk inilah yang meningkatkan kerusakan pada lapisan pembuluh darah, pada gilirannya dapat meningkatkan risiko pembentukan gumpalan.
4. Terinfeksi COVID-19
Infeksi COVID-19 menyerang sel-sel endotel yang melapisi pembuluh darah, menyebabkan peningkatan pembekuan di seluruh tubuh, dan memicu munculnya penyakit pembuluh darah. Menurut data yang dipublikasikan oleh The Conversation, 2-9 persen pasien COVID-19 mengembangkan emboli paru (pembekuan darah di paru-paru).
Pasien COVID-19 tiga hingga enam kali lebih mungkin mengembangkan pembekuan darah di pembuluh darah dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi COVID-19. Faktor lain seperti terlalu banyak istirahat di tempat tidur dan orang lansia juga dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.
Itulah beberapa kondisi yang bisa mengganggu proses pembekuan darah. Kalau butuh informasi lebih lanjut, tanyakan saja langsung ke dokter di Halodoc. Lewat Halodoc, kamu juga bisa memenuhi kebutuhan medismu dengan menggunakan aplikasi ini. Yuk, download sekarang juga aplikasinya!
Referensi:
The Conversation. Diakses pada 2022. Blood clots: five reasons they may happen.
WebMD. Diakses pada 2022. Blood Clots.Indiana University School of Medicine. Diakses pada 2022. Coagulation Disorders.C
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan