Ini 4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Atrofi Otot
“Jika tidak digunakan, otot dapat mengecil atau menyusut. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan istilah atrofi otot.”
Halodoc, Jakarta – Atrofi otot adalah suatu kondisi di mana otot menyusut. Biasanya terlihat jelas, menyebabkan kelemahan dan penurunan tonus otot. Ada banyak penyebab atrofi otot, sering terjadi pada kondisi medis yang serius, terutama dengan cachexia pada kanker dan HIV/AIDS.
Penanganannya dilakukan dengan kombinasi perbaikan nutrisi, olahraga, atau pengobatan. Simak lebih lanjut dalam pembahasan berikut ini!
Hal yang Perlu Diketahui tentang Atrofi Otot
Atrofi otot adalah hilangnya atau berkurangnya massa otot. Kondisi ini disebut juga pengecilan otot, kehilangan otot, katabolisme otot, dan layu otot. Berikut ini hal-hal yang perlu diketahui:
1. Ada Tiga Jenis
Ada tiga jenis utama atrofi otot, yaitu:
- Atrofi fisiologis, terjadi ketika otot tidak cukup digunakan, seperti pada penyakit yang berkepanjangan.
- Atrofi patologis, adalah jenis yang terjadi sebagai akibat dari penyakit, kanker, infeksi berat, dan malnutrisi.
- Atrofi neurogenik, adalah ketika ada gangguan sinyal saraf ke otot.
Beberapa dari masalah ini dapat berkaitan satu sama lain dan dapat memperparah efeknya. Misalnya, kanker dapat menyebabkan kerusakan otot akibat penyakit, dan kelelahan terkait kanker juga dapat menyebabkan gaya hidup yang tidak banyak bergerak, yang menyebabkan atrofi berkembang lebih jauh.
2. Bisa Disebabkan oleh Banyak Hal
Otot-otot yang tidak digunakan dapat “terbuang” sia-sia jika kamu tidak aktif secara fisik. Namun, bahkan setelah itu dimulai, jenis atrofi ini sering dapat dibalikkan dengan olahraga dan perbaikan nutrisi.
Atrofi juga dapat terjadi jika seseorang terbaring di tempat tidur atau tidak dapat menggerakkan bagian tubuh tertentu karena kondisi medis. Penyebab lain untuk atrofi otot meliputi:
- Kurangnya aktivitas fisik untuk waktu yang lama.
- Penuaan.
- Miopati terkait alkohol, rasa sakit dan kelemahan pada otot karena minum berlebihan dalam jangka waktu yang lama.
- Luka bakar.
- Cedera, seperti rotator cuff yang robek atau patah tulang.
- Malnutrisi.
- Cedera saraf tulang belakang atau saraf tepi.
- Pukulan.
- Terapi kortikosteroid jangka panjang.
Beberapa kondisi medis dapat menyebabkan otot melemah atau membuat gerakan menjadi sulit, yang menyebabkan atrofi otot, termasuk:
- Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), juga dikenal sebagai penyakit lou gehrig, memengaruhi sel-sel saraf yang mengontrol gerakan otot sukarela.
- Dermatomiositis, menyebabkan kelemahan otot dan ruam kulit.
- Sindrom Guillain-Barré, suatu kondisi autoimun yang menyebabkan peradangan saraf dan kelemahan otot.
- Multiple sclerosis, suatu kondisi autoimun di mana tubuh menghancurkan lapisan pelindung saraf.
- Distrofi otot, suatu kondisi bawaan yang menyebabkan kelemahan otot.
- Neuropati, kerusakan pada saraf atau kelompok saraf, yang mengakibatkan hilangnya sensasi atau fungsi.
- Osteoartritis, menyebabkan berkurangnya gerakan pada persendian.
- Polio, penyakit virus yang memengaruhi jaringan otot yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
- Polymyositis, penyakit radang.
- Rheumatoid arthritis, kondisi autoimun inflamasi kronis yang mempengaruhi sendi.
- Atrofi otot tulang belakang, suatu kondisi turun-temurun yang menyebabkan otot lengan dan kaki melemah.
3. Banyak Tes Dilakukan untuk Memastikan Diagnosis
Jika atrofi otot disebabkan oleh kondisi lain, kamu mungkin perlu menjalani pengujian untuk mendiagnosis kondisi tersebut. Itulah sebabnya dokter biasanya akan meminta riwayat medis lengkap kamu.
Dokter mungkin juga memesan tes untuk membantu diagnosis, seperti:
- Tes darah.
- Sinar X.
- Pencitraan resonansi magnetik (MRI).
- Pemindaian tomografi komputer (CT).
- Studi konduksi saraf.
- Biopsi otot atau saraf.
- Elektromiografi (EMG).
4. Bisa Diatasi dengan Terapi dan Perubahan Gaya Hidup
Perawatan akan tergantung pada diagnosis dan tingkat keparahan kehilangan otot. Setiap kondisi medis yang mendasari harus ditangani. Perawatan umum untuk atrofi otot meliputi:
- Latihan atau olahraga rutin.
- Terapi fisik.
- Terapi ultrasound.
- Operasi.
- Perubahan pola makan.
Latihan yang disarankan mungkin termasuk latihan air untuk membantu membuat gerakan lebih mudah. Terapis fisik dapat mengajari cara berolahraga yang benar. Mereka juga dapat menggerakkan lengan dan kaki kamu jika kesulitan bergerak.
Terapi ultrasound adalah prosedur non-invasif yang menggunakan gelombang suara untuk membantu penyembuhan. Jika tendon, ligamen, kulit, atau otot terlalu kencang dan menyulitkan bergerak, pembedahan mungkin diperlukan. Kondisi ini disebut deformitas kontraktur.
Pembedahan mungkin dapat memperbaiki deformitas kontraktur jika atrofi otot disebabkan oleh malnutrisi. Jika kekurangan gizi adalah penyebabnya, dokter mungkin menyarankan perubahan pola makan atau suplemen.
Itulah beberapa hal yang perlu diketahui seputar atrofi otot. Jika kamu mengalami kondisi ini, segera periksakan diri ke dokter. Lalu, jika dapat resep obat, download Halodoc saja untuk cek kebutuhan medis kamu dengan mudah.