Ini 3 Jenis Buta Warna yang Perlu Diketahui
“Buta warna adalah kondisi saat mata tidak mampu melihat warna secara normal. Jenisnya meliputi buta warna hijau dan merah, buta warna biru dan kuning serta buta warna total.”
Halodoc, Jakarta – Buta warna adalah gangguan yang terjadi ketika seseorang tidak dapat membedakan warna-warna tertentu. Kondisi ini umumnya diturunkan dari orang tua dan lebih rentan terjadi pada pria ketimbang wanita.
Gangguan penglihatan ini terjadi ketika fotoreseptor (sel kerucut) tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, seseorang tidak bisa melihat atau membedakan sebagian warna dari pelangi.
Beberapa jenis buta warna yang umum dialami, antara lain buta warna hijau dan merah, buta warna biru dan kuning, serta buta warna total atau abu abu. Sejauh ini, belum ada langkah yang bisa menyembuhkan kondisi tersebut.
Beragam Jenis Buta Warna
1. Buta Warna Hijau dan Merah
Ini merupakan jenis buta warna yang paling sering ditemukan. Penyebabnya adalah hilangnya fungsi dari sel kerucut merah (protan) atau hijau (deutran). Beberapa jenis buta warna ini, antara lain:
- Protanomaly. Pengidap memiliki beberapa fotoreseptor yang merespons warna merah, tapi tidak dapat berfungsi. Warna merah akan tampak seperti abu-abu tua atau kurang cerah.
- Protanopia. Fotoreseptor pada pengidap tidak berfungsi dengan normal. Akibatnya, sebagian besar warna pelangi pada penglihatan akan tampak berwarna biru dan emas.
- Deuteranomaly. Fotoreseptor hijau tidak bisa berfungsi dengan baik. Pengidap akan melihat seluruh warna sebagai warna biru, kuning atau warna asli yang terlihat redup.
- Deuteranopia. Pengidap memiliki fotoreseptor yang tidak berfungsi total. Semua warna yang dilihat tampak seperti warna biru dan emas.
2. Buta Warna Biru dan Kuning
Jenis ini lebih jarang terjadi ketimbang buta warna hijau dan merah. Penyebabnya adalah fotoreseptor biru (tritan) yang tidak dapat berfungsi atau hanya berfungsi sebagian. Dua jenis yang umum dialami, yaitu:
- Tritanopia. Pengidap tidak memiliki fotoreseptor yang merespons warna biru. Akibatnya, seluruh warna yang terlihat menjadi warna biru muda, merah, merah muda dan ungu.
- Tritanomaly. Ini terjadi ketika fotoreseptor bisa merespons warna biru. Tapi, tidak sebaik orang normal. Akibatnya, pengidap akan melihat warna biru mirip dengan hijau atau kuning.
3. Buta Warna Total
Pengidap memiliki kemampuan yang sangat terbatas atau sama sekali tidak bisa bisa membedakan warna karena tampak abu-abu. Jenisnya terbagi menjadi dua, yaitu:
- Monokromasi kerucut biru. Pengidap hanya memiliki satu jenis fotoreseptor yang berfungsi. Ini membuat mereka sulit membedakan warna, memiliki kepekaan cahaya yang buruk hingga rabun dekat.
- Monokromasi batang. Pengidap memiliki fotoreseptor batang renita yang berfungsi. Tapi, semua atau sebagian sel kerucutnya tidak dapat berfungsi. Tak hanya seluruh warna menjadi abu-abu, pengidap juga mengalami gerakan bola mata tak terkendali hingga sensitif terhadap cahaya.
Hingga kini, tidak ada obat yang dapat mengatasi buta warna. Dalam kasus yang ringan, buta warna bisa diatasi dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak guna membantu pengidap dalam membedakan warna.
Langkah tersebut hanya dapat membantu pengidap mempermudah penglihatan, tidak mampu menyembuhkan penyakit. Artinya, buta warna ini akan dialami oleh pengidap seumur hidupnya.
Jika memiliki gangguan penglihatan dalam membedakan warna atau mengalami gejala penyakit mata, silakan tanya dokter untuk melakukan perawatan. Silakan download Halodoc sekarang juga jika membutuhkan informasi lain seputar kesehatan.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Color Blindness.
American Academy of Ophthalmology. Diakses pada 2022. What Is Color Blindness?
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Color blindness.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan