Ini 3 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Melakukan Imunisasi DPT
“Ada beberapa hal yang perlu diketahui terkait imunisasi DPT. Contohnya waktu pemberian imunisasi hingga efek sampingnya yang perlu diwaspadai.”
Halodoc, Jakarta – Imunisasi DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) merupakan salah satu vaksinasi wajib yang harus diberikan pada balita. Penyakit difteri, pertusis, dan tetanus adalah penyakit yang berbeda. Ketiganya berisiko tinggi menyebabkan kematian. Itulah sebabnya pemberian imunisasi DPT sebaiknya tidak dilewatkan.
Sebelum memberikan imunisasi DPT pada anak, orang tua perlu mencari tahu informasi terlebih dahulu mengenai pemberian imunisasi dan efek sampingnya. Pastikan juga usia bayi sudah memenuhi syarat untuk diberikan imunisasi DPT. Apa saja hal yang perlu diketahui terkait vaksin DPT?
Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Melakukan Imunisasi DPT
Imunisasi DPT dapat diberikan pada anak di bawah usia 7 tahun. DPT dosis rendah untuk vaksin difteri dan pertusis, sudah dapat diberikan pada remaja mulai usia 11 tahun dan dewasa usia 19 hingga 64 tahun.
Ini sering disebut dosis booster karena meningkatkan kekebalan yang berkurang dari vaksin yang diberikan pada usia 4 hingga 6 tahun. Selain DPT ada jenis vaksin yang perlu diketahui, baca di artikel Jangan Terlewatkan, Ini Jadwal Imunisasi Anak Menurut Rekomendasi IDAI 2023.
Sebelum memberikan vaksin DPT pada anak, hal ini yang perlu dilakukan:
1. Mencari tahu berapa kali imunisasi harus diberikan
Anak-anak mendapatkan imunisasi sebanyak lima kali, sejak usia mereka 2 bulan hingga 6 tahun. Tiga imunisasi DPT pertama diberikan pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
Imunisasi yang ke-4 diberikan pada saat usia anak 18 bulan, dan pemberian terakhir pada usia 5 tahun. Anak akan menerima dosis satu suntikan setiap jadwal imunisasi. Kemudian, anak dianjurkan mendapatkan booster DPT setiap 10 tahun sekali.
2. Perhatikan kondisi anak sebelum imunisasi
Apabila anak sedang mengalami sakit parah saat jadwal imunisasi tiba, maka sebaiknya tunggu hingga kondisi kesehatan anak membaik. Setelah anak sehat total, baru dilakukan imunisasi.
Perlu orang tua ketahui, jangan pernah berikan imunisasi lanjutan apabila anak sedang mengalami:
- Gangguan pada sistem saraf atau otak.
- Dalam waktu 7 hari setelah mendapatkan suntikan imunisasi mengalami reaksi alergi berat.
Jika imunisasi lanjutan tetap dilakukan, maka hal ini dapat mengancam nyawa. Sementara itu, segera periksakan kondisi anak ke dokter jika setelah mendapatkan imunisasi anak mengalami demam di atas 40 derajat Celsius, anak menangis setidaknya selama 3 jam tidak berhenti, dan anak kejang atau pingsan.
3. Apa saja efek samping imunisasi DPT?
Imunisasi DPT kemungkinan akan menimbulkan beberapa efek samping, antara lain:
- Demam ringan. Baca penanganannya di artikel Bagaimana Cara Atasi Demam Setelah Imunisasi DPT?
- Muncul bengkak di bekas suntikan.
- Kulit di bekas suntikan menjadi merah dan terasa sakit.
- Anak terlihat lelah, dan menjadi rewel.
Efek samping ini umumnya terjadi dalam satu sampai tiga hari setelah anak menerima imunisasi. Ayah dan ibu dapat memberikan obat paracetamol agar demam dan nyeri pada anak mereda. Hindari memberikan obat yang mengandung aspirin, karena ini akan menimbulkan gangguan kesehatan yang mengancam jiwa anak, yaitu kerusakan hati dan otak.
Meski memiliki efek samping, imunisasi adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran penyakit menular. Selain sanitasi dan air minum bersih, vaksin juga disebut intervensi kesehatan masyarakat terbesar dalam sejarah. Panduan lengkap vaksin DPT bisa diketahui di artikel Perlu Orang tua Ketahui, Inilah Panduan Imunisasi DPT.
Penyakit yang Bisa Dicegah oleh Vaksin DPT
Difteri, pertusis, dan tetanus adalah ketiga jenis penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin DPT. Anak-anak rentan akan ketiga penyakit ini. Mengapa demikian? Soalnya infeksi penyakit ini dapat dengan mudah tertular pada anak.
Seperti difteri dan pertusis yang bisa tertular lewat percikan air liur atau tanpa sengaja menghirup bersin orang yang mengidap penyakit tersebut.
Anak-anak juga bisa saja berisiko terluka karena aktivitas bermain. Nah, bakteri tetanus bisa dengan mudah masuk ke luka lewat goresan paku atau gigitan hewan. Kenali lebih lanjut tiga penyakit yang bisa dicegah vaksin DPT ini:
1. Difteri
Difteri adalah infeksi serius yang disebabkan oleh strain bakteri bernama Corynebacterium diphtheriae yang menghasilkan racun. Terinfeksi bakteri ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, masalah irama jantung, dan bahkan kematian.
2. Pertusis
Pertusis atau batuk rejan dapat menyebabkan penyakit serius pada semua usia, namun paling berbahaya bagi bayi. Mendapatkan vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindungi anak terhadap pertusis.
3. Tetanus
Tetanus adalah penyakit serius pada sistem saraf yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Penyakit ini menyebabkan kontraksi otot, terutama otot rahang dan leher. Tetanus umumnya dikenal dengan istilah lockjaw.
Komplikasi tetanus yang parah dapat mengancam jiwa. Tidak ada obat untuk tetanus. Perawatan berfokus pada penanganan gejala dan komplikasi serta mengatasi efek racun dari tetanus.
Bukan hanya melakukan vaksinasi saja. Menunjang kesehatan Si Kecil dapat dilakukan dengan memberikan suplemen atau multivitamin tambahan yang dibutuhkan.
Ibu dan ayah bisa mendapatkan vitamin yang sesuai dengan kebutuhan anak di Toko Kesehatan Halodoc melalui gambar di bawah ini.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2023. Young Childhood Immunizations.
Baby Center. Diakses pada 2023. The DTaP vaccine.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada 2023. Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2023.
Halodoc. Diakses pada 2023. Wajib Tahu, Ini Manfaat Memberikan Vaksin DPT pada Anak.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Tetanus.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2023. Pertussis (Whooping Cough).
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2023. Diphtheria.
Kemenkes RI. Diakses pada 2023. Mengenal Penyakit yang dapat Dicegah oleh Imunisasi DPT.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan