Ini 3 Alasan Mengapa Ebola Mematikan
Halodoc, Jakarta – Pada tahun 2014, organisasi kesehatan dunia alias World Health Organization (WHO) mencatat setidaknya ada 18 ribu kasus ebola terjadi di Afrika Barat. Dari seluruh kasus yang terjadi, angka kematian yang tercatat adalah sekitar 30 persen. Baru-baru ini, virus ebola kembali menjadi ancaman.
Virus ebola kini kembali ditemukan di Republik Demokratik Kongo (DRC). Melansir Al Jazeera, hingga Selasa (16/10), penyakit ini sudah merenggut banyak jiwa warga negara tersebut. Meskipun hingga kini serangan virus ebola belum pernah ditemukan di Indonesia, tapi kewaspadaan tetap diperlukan. Mengingat ebola menjadi salah satu jenis infeksi virus yang cukup mematikan.
Agar lebih jelas, yuk cari tahu apa itu ebola, bagaimana cirinya, dan mengapa penyakit ini bisa mematikan!
Cara Virus Ebola Menginfeksi
Ebola merupakan penyakit yang terjadi karena adanya infeksi virus yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Virus ebola pada manusia bisa menular melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh orang yang sebelumnya sudah terinfeksi.
Sebenarnya, penularan virus ebola tidak terlalu mudah terjadi. Penularan melalui air liur atau cairan tubuh pengidap ebola membutuhkan kontak langsung. Misalnya, penularan melalui air liur atau ingus hanya bisa terjadi jika terkena hidung, mata, mulut, serta luka yang terbuka. Penularan virus ebola melalui batuk atau bersin termasuk yang jarang terjadi.
Mengapa Ebola Mematikan?
Melihat catatan kasus dan serangan virus ebola belakangan ini, rasanya tidak berlebihan jika menyebut penyakit ini mematikan. Setelah virus menginfeksi, gejala awal yang akan muncul adalah demam tinggi, lemas, nyeri otot, hingga sakit kepala. Lalu, bagaimana selanjutnya virus ebola bekerja di dalam tubuh?
1. Menggumpalkan darah
Setelah menginfeksi melalui kontak langsung, virus penyebab ebola akan mulai “merusak”. Salah satu caranya adalah dengan menyebabkan gumpalan kecil dalam aliran darah. Gumpalan ini terjadi karena virus tengah berusaha untuk meniru sel induk.
Gumpalan kecil yang terjadi karena serangan virus ebola secara perlahan akan memperlambat peredaran darah. Kemudian, gumpalan darah ini akan terhambat di pembuluh darah dekat kulit dan sekitar organ yang menyebabkan jaringan sel mati.
2. Menyerang Sel Lain dalam Tubuh
Virus ebola bisa sangat mematikan karena setelah menginfeksi aliran darah, ia akan mulai menyerang sel-sel lain dalam tubuh. Secara perlahan, virus ini akan bereaksi dan mulai menyebar. Setelah itu, virus tersebut akan mulai menyerang hati, ginjal, otak, usus, dan mata.
3. Perdarahan
Terjadinya perdarahan merupakan tanda bahwa infeksi virus ebola sudah semakin parah. Pada tahap ini, gejala yang muncul adalah perdarahan internal dan eksternal pada organ tubuh dan pembuluh darah yang mulai rusak. Pada beberapa kasus, kondisi ini secara tidak langsung menyebabkan pengidapnya mengalami gagal ginjal, kehabisan darah, hingga shock dan berakhir dengan kematian.
Cari tahu lebih lanjut mengenai virus ebola, penyebaran, dan gejala yang mungkin muncul pada tahap awal. Sebab, terkadang infeksi virus ini cukup sulit dikenali karena memiliki gejala yang cenderung umum dan menyerupai gejala penyakit lain.
Jika kamu ragu dan butuh saran serta informasi kesehatan dari dokter, pakai aplikasi Halodoc saja! Lebih mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips hidup sehat dan rekomendasi beli obat dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan