Imunisasi Dewasa: Tujuan, Jenis, dan Prosedur

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   13 Desember 2021
Imunisasi Dewasa: Tujuan, Jenis, dan ProsedurImunisasi Dewasa: Tujuan, Jenis, dan Prosedur

“Bukan hanya anak-anak, orang dewasa juga membutuhkan imunisasi untuk mencegah beberapa penyakit menular seperti, COVID, Influenza, TDAP, BCG, dan Hepatitis B”

Imunisasi adalah upaya untuk melakukan pencegahan terhadap suatu penyakit yang mudah menular. Imunisasi dilakukan untuk membentuk sistem kekebalan tubuh. Caranya adalah dengan memasukkan virus atau bakteri yang sudah dilemahkan atau dimodifikasi, sehingga tubuh tahu cara mengatasinya tanpa perlu mengalami gangguan yang parah. 

Tujuan Imunisasi dewasa

Bukan hanya anak-anak, imunisasi dewasa juga perlu dilakukan untuk mencegah beberapa penyakit yang rentan menyerang. Beberapa jenis imunisasi diberikan sebagai penguat dari rangkaian vaksin saat kecil dan bisa juga vaksin baru yang memang bertujuan membuat tubuh dapat melawan serangan dari beberapa penyakit.

Dengan begitu, di masa depan tubuh tahu cara mengatasi virus tersebut saat menyerang, karena sistem imunitas sudah bereaksi untuk membentuk antibodi. Reaksi yang ditimbulkan oleh vaksin sama saat tubuh terserang virus atau bakteri yang masih utuh. Pembentukan antibodi ini dapat membentuk imunitas terhadap penyebab penyakit tersebut.

Jenis Imunisasi Dewasa

Ada beberapa jenis imunisasi dewasa yang perlu diberikan untuk mencegah penyakit tertentu, termasuk vaksin COVID-19. Vaksin ini berguna untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, sehingga mampu menghadang serangan penyebab penyakit yang berupa virus atau bakteri. Berikut beberapa jenis imunisasi dewasa yang harus didapatkan:

1. Vaksin COVID-19

Vaksin atau imunisasi dewasa ini berguna untuk melindungi seseorang dari virus corona dengan cara menciptakan respons antibodi di tubuh. Dengan begitu, saat seseorang tertular COVID-19, tubuhnya tidak mengalami sakit parah atau potensi terjadinya komplikasi yang membahayakan. Hal ini juga penting untuk mencegah penularan ke banyak orang, sehingga tercipta herd immunity.

2. Vaksin Influenza

Suntikan ini berguna untuk melindungi seseorang dari infeksi yang disebabkan oleh virus influenza. Imunisasi dewasa ini tentu saja dapat mengurangi risiko seseorang terserang penyakit, kunjungan medis, rawat inap, dan bahkan kematian. Kombinasi vaksin influenza dengan COVID-19 dapat menurunkan risiko penyakit parah sekaligus memberikan perlindungan pada orang-orang sekitar dari kedua penyakit ini.

3. Vaksin Tdap

Setiap orang dewasa juga perlu mendapatkan imunisasi Tdap apabila tidak mendapatkannya saat remaja. Suntikan ini berguna untuk melindungi seseorang dari pertusis (batuk rejan), tetanus, dan difteri. Vaksin ini disarankan dilakukan setiap 10 tahun. Ibu hamil juga perlu mendapatkan vaksin ini, yaitu saat usia kehamilan memasuki 27 hingga 36 minggu.

4. Vaksin BCG

Vaksin ini berguna untuk mencegah penyakit tuberkulosis, yang perlu didapatkan oleh bayi, anak-anak, hingga orang dewasa dengan usia 16-35 tahun. Vaksin ini perlu dilakukan oleh orang-orang yang berisiko tinggi untuk terjangkit penyakit ini. Selain itu, vaksin BCG dilakukan untuk orang-orang yang belum pernah mendapatkan suntikan ini sebelumnya.

5. Vaksin Hepatitis B

Hepatitis B termasuk salah satu penyakit yang tinggi diidap oleh banyak masyarakat Indonesia. Maka dari itu, setiap orang disarankan untuk mendapatkan imunisasi ini sebagai tindakan pencegahan. Beberapa orang yang berisiko tinggi terhadap penyakit ini perlu mendapatkannya, seperti kerap bergonta-ganti pasangan seksual, mengidap PMS, melakukan hubungan seksual pria dengan pria, dan tinggal serumah dengan pengidap hepatitis.

Persiapan sebelum Imunisasi Dewasa

Ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan sebelum menerima vaksin, seperti:

  • Mencari informasi yang akurat. Sebelum dilakukannya vaksin, setiap orang perlu tahu segala informasi tentang vaksin yang akan diterima, manfaatnya, serta efek sampingnya. Hal ini juga menyangkut Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi (KIPI) dan beberapa hal yang membuat seseorang sebaiknya tidak menerima vaksin.
  • Berdiskusi dengan dokter. Untuk lebih jelasnya, ada baiknya untuk berdiskusi dengan dokter. Apabila kamu memiliki beberapa keadaan seperti konsumsi obat tertentu dan alergi, kamu sebaiknya berdiskusi dengan ahli medis.
  • Memastikan tubuh bugar. Kamu juga perlu beristirahat dan mengonsumsi air putih dengan cukup agar tubuh tetap bugar saat hari diberikannya vaksinasi.

Prosedur Imunisasi Dewasa

Lalu, prosedur selama imunisasi yang perlu dilakukan adalah:

1. Wawancara

Dokter akan bertanya tentang banyak hal, seperti penyakit yang sedang atau pernah diidap, obat yang dikonsumsi, hingga riwayat penyakit pada keluarga. Saat hal ini dilakukan, ada baiknya untuk menjawab dengan sebenar-benarnya agar tidak menimbulkan masalah setelah vaksin dilakukan.

2. Pemeriksaan Tensi Darah

Dokter atau petugas medis lainnya akan melakukan pengukuran tekanan darah. Tindakan ini umumnya dilakukan untuk memastikan tekanan darah tetap normal sebelum vaksin dilakukan. Hal ini perlu dilakukan, karena beberapa orang yang memiliki tekanan darah sedang tinggi perlu menunggu hingga kembali normal dan barulah vaksin bisa diberikan.

3. Simpan Bukti Vaksinasi

Pastikan kamu menyimpan bukti vaksin yang diterima dan terkadang masih berupa kartu meski beberapa sudah berupa format lainnya. Simpan baik-baik karena mungkin saja sewaktu-waktu diperlukan.

Hal yang Perlu Dilakukan setelah Imunisasi Dewasa

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan setelah menerima imunisasi untuk orang dewasa ini, yaitu:

1. Ikuti Prosedur Pemantauan

Setelah vaksin diberikan, kamu disarankan untuk menunggu selama 15 menit di lokasi guna memastikan reaksi atau KIPI yang mungkin perlu mendapatkan tindakan segera. Namun, KIPI yang serius terbilang jarang untuk terjadi. Apabila setelah 15 menit dan kamu tidak merasakan apa-apa, maka kamu diperkenankan untuk meninggalkan tempat vaksin.

2. Tetap Antisipasi Reaksi Vaksin

Apabila kamu mengalami reaksi atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), ada baiknya untuk menentukan jika masalah yang terjadi ringan atau berat. Biasanya, reaksi yang timbul adalah perasaan tidak nyaman pada tubuh yang dapat diatasi dengan mengonsumsi obat penurun panas dan konsumsi air putih. Apabila terasa nyeri di tempat suntikan, kompres dingin bisa digunakan agar lebih baik.

Jika KIPI yang dirasakan terbilang berat, ada baiknya segera mendapatkan perawatan di rumah sakit. Hal ini bisa ditandai dengan masalah yang terjadi dalam waktu yang panjang. Beberapa masalah yang termasuk reaksi berat adalah kejang dan reaksi alergi. Meski jarang mengancam nyawa, penanganan oleh ahli medis sangat perlu dilakukan.