Ikuti Tips Ini untuk Mencegah Laringitis
Halodoc, Jakarta – Kamu mungkin bingung apabila disuruh membedakan antara penyakit laringitis dan faringitis. Pasalnya, kedua penyakit tersebut sama-sama menimbulkan gejala sakit tenggorokan. Kedua penyakit ini tentu berbeda. Faringitis adalah penyakit yang memengaruhi faring, yaitu saluran yang ada di hulu tenggorokan. Sedangkan laring, terletak lebih dalam atau lebih tepatnya ada di pangkal tenggorokan.
Baca Juga: 7 Makanan Penyebab Suara Serak
Keduanya sama-sama sering disebabkan oleh virus. Bedanya, laringitis memengaruhi pita suara, sehingga suara pengidapnya akan lebih berat, serat sampai kehilangan suara. Selain disebabkan virus, terlalu banyak mengeluarkan suara yang kencang juga bisa sebabkan laringitis. Oleh karena itu, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan agar tidak mengalami laringitis.
Cegah Laringitis dengan Tips Berikut
Laringitis umumnya diawali dengan kondisi kekeringan atau iritasi pada pita suara. Maka dari itu, hindari hal-hal berikut untuk mencegah pita suara kering atau iritasi:
-
Berhenti merokok dan hindari asap rokok. Asap yang dihasilkan rokok dapat membuat tenggorokan kering sampai mengiritasi pita suara.
-
Batasi konsumsi alkohol dan kafein. Alkohol dan kafein dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak air, sehingga menyebabkan tenggorokan menjadi kering.
-
Konsumsi banyak cairan. Cairan membantu menjaga lendir di tenggorokan agar tetap lembap dan membantu membersihkan bakteri atau virus yang menempel di tenggorokan.
-
Hindari makan makanan pedas. Makanan pedas dapat menyebabkan asam lambung naik ke tenggorokan atau kerongkongan. Kondisi ini memicu mulas atau penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
-
Konsumsi buah dan sayur. Makanan ini mengandung vitamin A, E dan C, yang membantu menjaga selaput lendir di tenggorokan.
-
Hindari membersihkan tenggorokan. Menggerung atau berdehem untuk membersihkan lendir di tenggorokan bisa berbahaya. Hal ini menyebabkan getaran pita suara yang tidak normal dan dapat meningkatkan pembengkakan. Membersihkan tenggorokan juga menyebabkan tenggorokan mengeluarkan lebih banyak lendir yang akan lebih mudah teriritasi.
-
Rutin mencuci tangan dan hindari kontak dengan pengidap infeksi saluran pernapasan atas seperti pilek.
Lantas, sebenarnya apa sih yang menyebabkan kondisi laringitis? Biar kamu lebih waspada, yuk ketahui penyebab-penyebab laringitis dibawah ini.
Baca Juga: Bukan Cuma Menyanyi, Penyebab Laringitis Juga Bisa Bakteri
Penyebab Laringitis yang Harus Diwaspadai
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, laringitis bisa disebabkan oleh infeksi dari virus, seperti pilek atau flu. Penyebab lainnya meliputi:
-
Alergi terhadap debu dan asap;
-
Naiknya asam lambung ke tenggorokan atau kerongkongan;
-
Mengidap batuk dalam waktu yang lama; dan
-
Sering menggerung/berdehem sepanjang waktu.
Bukan cuma penyebabnya yang harus kamu ketahui, gejala laringitis juga perlu dipahami agar kamu cepat tanggap ketika mengidap salah satu gejalanya. Berikut gejala terkait laringitis.
Gejala Laringitis
Laringitis sering dikaitkan dengan penyakit lain, seperti pilek, flu, atau bronkitis. Ini karena sebagian besar gejalanya memang mirip dengan gejala-gejala penyakit tersebut. Meski begitu, tetap ada gejala yang membedakannya. Berikut ini gejala laringitis :
-
Demam ringan;
-
Suara serak;
-
Kesulitan berbicara;
-
Batuk kering;
-
Selalu ingin menggerung atau berdehem untuk membersihkan tenggorokan; dam
-
Kelenjar membengkak.
Kalau kamu mengalami salah satu gejala diatas, tanya dokter Halodoc untuk memastikan apakah benar kamu mengidap laringitis. Yuk, download aplikasi Halodoc disini. Setelah mengetahui penyebab, gejala dan pencegahannya, tidak lengkap kalau belum tahu opsi pengobatannya. Berikut ini pengobatan laringitis yang perlu diketahui.
Baca Juga: 5 Bahan Alami untuk Atasi Suara Serak
Cara Mengobati Laringitis
Sebenarnya, kondisi laringitis tidak termasuk kondisi parah dan sering membaik dengan sendirinya dalam waktu satu minggu atau lebih. Perawatan laringitis kronis biasanya berfokus kepada penyebab yang mendasarinya, seperti GERD, merokok, atau penggunaan alkohol yang berlebihan. Apabila disebabkan oleh bakteri maka pengobatannya bisa dengan konsumsi antibiotik. Terkadang, kortikosteroid juga diresepkan dokter untuk membantu mengurangi peradangan pita suara.