Ibu Harus Tahu, Ini 8 Gejala Botulisme pada Bayi
Halodoc, Jakarta - Namanya mungkin masih agak asing, tetapi botulisme merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyerang bayi. Secara medis, botulisme pada bayi adalah sebuah penyakit yang terjadi ketika bayi menelan bakteri, yang kemudian memproduksi racun di dalam tubuhnya. Bakteri yang dimaksud adalah Clostridium botulinum, yang banyak ditemukan di tanah, debu, sungai, hingga dasar laut. Konon bakteri ini juga terdapat pada madu, sehingga bayi yang diberi madu, terutama sejak masih berusia di bawah 6 bulan, akan lebih rentan terkena botulisme.
Gejala botulisme pada bayi dapat muncul apabila bayi terkena paparan spora Clostridium botulinum, dan bakteri dari spora tersebut berkembang biak di usus, akan timbul racun yang sangat berbahaya. Kondisi ini bisa dialami oleh bayi baru lahir hingga usia 12 bulan. Botulisme pada bayi terjadi karena sistem pencernaannya masih lemah dan belum mampu memproduksi anti bakteri secara alami.
Baca juga: Alasan Botulisme Bisa Sebabkan Gangguan Saraf
Setelah bayi menelan spora yang mengandung Clostridium Botulinum, dia akan mulai menampakkan gejala botulisme pada hari ketiga atau hari ke-30. Salah satu tanda awalnya ialah sembelit pada bayi, kemudian diikuti dengan kondisi tubuh bayi yang semakin melemah, serta gejala-gejala lain seperti:
-
Ekspresi wajah datar pada bayi.
-
Gerakan mengisap yang lemah, membuat bayi kekurangan ASI.
-
Tangisan yang lemah.
-
Gerakan tubuh bayi berkurang drastis.
-
Ngiler berlebihan.
-
Kesulitan menelan.
-
Otot bayi lemah.
-
Kesulitan bernapas.
Hal-Hal yang Meningkatkan Risiko Bayi Terserang Botulisme
Seperti telah disebutkan di awal, botulisme disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium botulinum, yang dapat ditemukan di tanah, debu, sungai, serta dasar laut. Sebenarnya, bakteri ini tidak berbahaya bila berada di kondisi lingkungan yang normal. Namun, bakteri tersebut akan melepaskan racun ketika kekurangan oksigen. Misalnya, bila berada di dalam lumpur dan tanah yang tidak bergerak, di kaleng tertutup, botol, atau di dalam tubuh manusia.
Baca juga: Berakibat Fatal, Botulisme Bisa Sebabkan Kelumpuhan
Berdasarkan hal dan cara menginfeksinya, botulisme terbagi atas beberapa jenis, yaitu:
-
Foodborne botulism. Botulisme jenis ini terjadi akibat konsumsi makanan kalengan rendah asam yang tidak dikemas dengan baik, baik itu sayuran, buah-buahan, maupun ikan dan daging. Bakteri C. botulinum yang ada di dalam makanan kemasan tersebut dapat mengganggu fungsi saraf dan menyebabkan kelumpuhan.
-
Wound botulism. Botulisme ini terjadi ketika bakteri C. botulinum masuk ke luka, yang sering terjadi pada orang dengan penyalahgunaan NAPZA. Bakteri pemicu botulisme dapat mengontaminasi zat terlarang, seperti heroin. Ketika NAPZA masuk ke dalam tubuh, bakteri di dalam zat tersebut akan berkembang biak dan menghasilkan racun. Selama satu dekade terakhir, kasus wound botulism meningkat pada penyalahgunaan heroin suntik. Pada beberapa kasus, wound botulism juga terjadi ketika bagian dalam hidung rusak akibat menghirup kokain.
-
Infant botulism. Jenis ini terjadi ketika bayi mengonsumsi makanan yang mengandung spora bakteri C. botulinum, atau bila bayi terpapar tanah yang terkontaminasi bakteri tersebut. Spora bakteri yang tertelan oleh bayi akan berkembang biak dan melepaskan racun pada saluran pencernaan. Meski demikian, spora bakteri ini tidak berbahaya bagi bayi berusia lebih dari 1 tahun, karena tubuhnya sudah membangun kekebalan untuk melawan bakteri.
Bisa Dicegah, Kok
Salah satu cara paling utama untuk mencegah botulisme pada bayi adalah tidak memberinya madu atau makanan apapun yang mengandung madu sebelum bayi berusia 1 tahun. Hal ini dikarenakan madu telah terbukti sebagai sumber bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini tidak berbahaya pada anak di atas 1 tahun dan orang dewasa, karena sistem pencernaan mereka lebih kuat dan matang dibandingkan bayi.
Baca juga: Hati-Hati, Makanan yang Diolah Tidak Benar Bisa Mengandung Bakteri Penyebab Botulisme
Bakteri ini juga ditemukan dalam makanan kalengan, sehingga bagi yang suka menyajikan makanan kalengan untuk keluarga, sebaiknya benar-benar memasaknya hingga matang supaya bakterinya mati. Selain pada makanan, bakteri Clostridium botulinum juga ditemukan pada lingkungan, seperti debu dan kotoran, bahkan di udara. Hindari paparan debu atau kotoran yang berpotensi terkontaminasi bakteri pada bayi.
Itulah sedikit penjelasan tentang botulisme pada bayi. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan