Ibu Hamil, Waspada Bayinya Mengalami SIDS Karena Menghirup Asap Rokok
Halodoc, Jakarta – Ibu hamil dianjurkan untuk menghentikan kebiasaan merokok selama masa kehamilan, bahkan sebisa mungkin menghindarkan diri dari asap rokok. Pasalnya, asap rokok yang terhirup oleh ibu hamil diketahui bisa memberi dampak buruk bagi bayi di dalam kandungan. Bayi berisiko tinggi mengalami kematian mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS) bila ibu masih merokok atau sering terpapar asap rokok selama masa kehamilan. Mengapa ini bisa terjadi? Yuk, cari tahu penjelasannya di sini.
Bayi yang berusia di bawah satu tahun sangat rentan mengalami sudden infant death syndrome (SIDS). Awalnya, bayi mungkin kelihatan memiliki kondisi yang sehat saat dilahirkan. Namun, bayi bisa meninggal secara mendadak tanpa menunjukkan gejala apapun terlebih dahulu. SIDS biasanya terjadi saat bayi sedang tertidur, tetapi bukan tidak mungkin bayi juga bisa meninggal saat dia tidak sedang tidur.
Sayangnya, sampai saat ini penyebab pasti SIDS masih belum diketahui. Namun, sindrom kematian mendadak ini diduga berkaitan dengan terjadinya mutasi atau kelainan gen. Ada juga informasi lainnya yang mengaitkan kondisi ini dengan kelainan di bagian otak yang mengatur pernapasan bayi. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah juga berisiko tinggi mengalami SIDS. Selain itu, risiko SIDS juga bisa meningkat bila bayi mengidap infeksi paru. Walaupun bayi baru saja dilahirkan, tetapi dia bisa saja sudah mengidap infeksi paru bila ibu hamil merokok atau sering menghirup asap rokok selama kehamilan.
Itulah mengapa penting sekali bagi ibu hamil untuk berhenti merokok, bahkan menjauhi asap rokok selama masa kehamilan, karena bukan hanya risiko SIDS saja yang akan meningkat. Namun, masih banyak dampak buruk lainnya yang bisa terjadi pada bayi akibat asap rokok. Enggak hanya berhenti merokok saja, ibu hamil juga wajib berhenti mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang selama masa kehamilan karena bisa meningkatkan risiko bayi mengalami SIDS. Sebaliknya, ibu dianjurkan untuk menjalani pola hidup yang sehat, mengonsumsi makanan sehat, serta rutin memeriksakan kandungan ke dokter agar kondisi kesehatan janin senantiasa terjaga.
Selain beberapa faktor di atas, potensi bayi mengalami SIDS seringkali juga dipengaruhi oleh kondisi tidurnya. Ibu dianjurkan untuk tidak menidurkan bayi dalam posisi menyamping atau menumpu perut (telungkup). Pasalnya, posisi tersebut bisa membuat bayi sulit bernapas, apalagi bila bayi ditidurkan pada kasur yang terlalu empuk. Bayi sebaiknya juga tidak tidur di ranjang yang sama dengan ibu, ayah, ataupun orang lain. Hal ini karena bisa saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat tidur yang bisa menyebabkan bayi mengalami SIDS. Misalnya, bayi tanpa sengaja tertindih atau terhalang.
Kebanyakan ibu juga cenderung memakaikan bayi baju yang tebal dan masih menyelimutinya lagi dengan selimut yang tebal. Tujuannya supaya bayi tidak kedinginan saat tertidur. Padahal, kondisi tubuh yang terlalu panas juga dipercaya bisa meningkatkan risiko bayi mengalami SIDS, lho.
Jadi, agar bayi yang baru lahir bisa terhindar dari SIDS, ibu hamil dianjurkan untuk menghentikan kebiasaan buruk selama masa kehamilan. Mulai dari merokok, minum-minuman beralkohol sampai menggunakan obat-obatan terlarang. Setelah bayi lahir, sebaiknya tidurkan bayi pada posisi telentang dan hindari menggunakan tempat tidur yang terlalu empuk. Berikan juga bayi pakaian yang hangat dan nyaman tanpa dibalut lagi dengan kain atau selimut tambahan agar bayi tidak kepanasan saat tertidur. Selain itu, tidurkan bayi pada kamar yang sama dengan ibu dan suami, tapi beda tempat tidur. Hal ini untuk mencegah bayi tertindih saat tertidur sekaligus untuk mempermudah orangtua mengawasi dan menjaga kondisi bayi.
Bila ibu ingin tahu lebih banyak seputar SIDS, tanyakan saja langsung kepada ahlinya dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Ibu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk bertanya seputar masalah kesehatan bayi kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan