Hubungan dengan Ayah Tidak Harmonis, Waspada Daddy Issues
“Untuk mencegah terjadinya daddy issues, ada baiknya para ayah menyadari bahwa ketiadaan sosoknya dalam tumbuh kembang anak bisa berpengaruh pada kondisi psikologis anak ketika dewasa nanti. “
Halodoc, Jakarta – Daddy issues adalah istilah masa kini yang mengacu pada masalah yang kerap dialami sebagian orang terkait relasinya dengan orang lain di masa dewasa. Kondisi ini terjadi akibat dari hubungan yang tidak harmonis dengan ayahnya ketika kecil.
Selama masa kanak-kanak, seseorang mungkin pernah mengalami hubungan yang tidak sehat dengan ayahnya, atau sebaliknya memiliki hubungan yang sangat dekat. Oleh karena itu, ada beberapa dampak yang akan terjadi, salah satunya dari cara mereka memandang hubungan. Informasi selengkapnya mengenai daddy issues bisa dibaca di sini!
Cara Mencegah Daddy Issues
Anak-anak yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ayahnya ketika kecil, bisa tumbuh menjadi orang yang sulit menjalin interaksi sosial. Hubungan masa kanak-kanak mungkin telah menanamkan ketidakpercayaan dan ketidakpastian di dalam dirinya. Oleh karena itu, mereka bisa jadi sulit untuk terbuka di lingkungan sosial.
Masa kecil adalah masa di mana seorang anak manusia tumbuh dan berkembang. Pengalaman masa kecil dapat menjadi tolak ukur untuk menilai dan menerima interaksi sosial yang datang seiring dengan pertambahan usia.
Untuk mencegah terjadinya daddy issues, ada baiknya para ayah menyadari kbahwa ketiadaan sosoknya dalam tumbuh kembang anak, bisa berpengaruh pada psikologis anak ketika dewasa nanti.
Anak bisa jadi apatis terhadap relasi dengan lawan jenis, memandang remeh gender yang berbeda, atau malah memiliki perspektif yang salah terhadap hubungan ayah dan ibu.
Lantas, apa yang harus ayah lakukan supaya mengurangi terjadinya kondisi daddy issues? Ini caranya:
1. Menemani Anak pada Proses Tumbuh Kembangnya
Terkadang, terutama di budaya Asia, urusan membesarkan anak menjadi tanggung jawab ibu saja. Alhasil, ini menyebabkan ayah bisa kehilangan koneksi dengan anaknya.
Oleh karena itu, ayah juga perlu meluangkan waktu bersama anak. Misalnya dengan memiliki waktu bermain bersama, mengikuti perkembangan akademik anak di sekolah, atau menemukan hobi yang bisa dilakukan bersama.
2. Jangan Bertengkar di Depan Anak
Orang tua sering luput bahwa bertengkar di depan anak bisa memberikan pengalaman traumatis ke anak. Anak jadi meragukan hubungan ataupun konsep keluarga.
Lebih buruknya lagi, menganggap kalau pertengkaran adalah hal biasa. Jika ingin berdebat, jangan lakukan di depan anak dan biasakan untuk tidak saling berkata kasar kepada pasangan.
3. Menunjukkan Afeksi dan Kasih Sayang
Pengalaman yang manis dan menyenangkan akan menjadi memori abadi di kepala anak. Ketika anak terbiasa melihat orang tuanya saling melimpahkan kasih sayang, ataupun ayah dan ibu juga terbiasa memeluk anak, mencium, dan menjawab dengan lembut, ini akan menanamkan sikap lemah-lembut juga ke anak.
Anak yang dididik dengan afeksi dan kasih sayang akan tumbuh sebagai anak yang penuh kasih sayang dan lebih berempati kepada orang sekitarnya.
4. Tidak Menggunakan Kekerasan saat Mendidik Anak
Menggunakan kekerasan termasuk di dalamnya adalah berkata kasar, apalagi memukul adalah hal yang sangat tidak disarankan untuk dilakukan. Cobalah untuk mendisiplinkan anak dengan cara yang lebih sabar, dan menjadi contoh untuk anak. Misalnya, dalam menerapkan suatu aturan, baiknya menjadi aturan bersama, jangan hanya pada anak-anak saja.
Tanda Seseorang Memiliki Daddy Issues
Anak yang mengalami daddy issues kerap terjebak dalam hubungan yang tidak sehat ketika dewasa kelak. Beberapa tanda kalau seseorang punya daddy issues adalah:
1. Kecemasan
Seseorang yang memiliki daddy issues umumnya akan memiliki masalah kecemasan setiap kali menjalin hubungan dengan seseorang. Ia biasanya takut jika pasangannya akan berselingkuh, meninggalkan, atau menyakitinya.
2. Menggunakan Seks untuk Merasa Dicintai
Hubungan seks bagi mereka dengan kondisi ini nyatanya bukan hanya tentang hubungan badan semata. Aktivitas ini juga untuk membantu mereka merasa lebih aman, merasa dicintai dan dipuja. Rasa percaya diri mereka pun akan bergantung kepada bagaimana pasangan memperlakukannya secara seksual.
3. Seringkali Memilih Pasangan yang Toxic
Pikiran bawah sadar manusia selalu berusaha untuk menyembuhkan luka lama di masa sekarang. Itulah yang membuat seseorang sering memilih pasangan yang bermasalah, dengan harapan dia akan berubah setelah berhubungan denganmu.
Nah, jika kamu punya masalah kesehatan mental yang ingin segera didiskusikan dengan psikolog, segera buat janji pemeriksaan ke rumah sakit lewat aplikasi Halodoc. Belum punya aplikasinya? Yuk, download Halodoc sekarang juga ya!