Hormon Prolaktin, Fungsi & Gangguan Kesehatan yang Berkaitan
"Pada wanita, hormon prolaktin ini berkaitan dengan laktasi dan menstruasi. Sedangkan pada pria, hormon ini berkaitan dengan proses spermatogenesis."
DAFTAR ISI
Halodoc, Jakarta – Para ibu menyusui pasti sudah tak asing lagi dengan istilah hormon prolaktin. Pasalnya, hormon ini memang berfungsi merangsang kelenjar susu untuk menghasilkan ASI.
Bukan cuma wanita saja, pria ternyata juga memiliki hormon prolaktin dan mempunyai fungsi yang berbeda. Yuk, intip seluk beluk soal hormon yang satu ini!
Fungsi Hormon Prolaktin
Ada perbedaan fungsi prolaktin untuk wanita dan pria. Berikut perbedaan yang perlu kamu ketahui:
1. Wanita
Pada wanita, hormon ini berperan besar dalam merangsang perkembangan dan pelepasan air susu dari kelenjar susu selama kehamilan dan menyusui.
Bersama dengan oksitoksin, prolaktin punya andil dalam proses laktasi.
Bukan cuma itu, hormon ini ternyata juga memengaruhi siklus menstruasi wanita. Ketika kadarnya terlalu tinggi, hormon tersebut bisa menghentikan menstruasi.
Itu mengapa, mayoritas ibu menyusui kerap mengalami haid yang tidak teratur.
Namun, tak perlu khawatir, siklus menstruasi segera kembali normal ketika busui telah berhenti mengasihi.
Akan tetapi, adanya Gangguan Hormon Juga Dapat Sebabkan ASI Tidak Lancar.
Efek lainnya, tingginya kadar prolaktin bisa menghambat fungsi ovarium dan mengurangi produksi hormon estrogen.
Dampaknya bisa memicu gangguan ovulasi dan menopause dini.
3. Pria
Pada pria, hormon ini dapat memengaruhi proses pembentukan sperma atau spermatogenesis.
Tingkat prolaktin yang terlalu tinggi atau rendah dapat memengaruhi kualitas sperma dan fungsi reproduksi pria.
Prolaktin juga berperan dalam pengaturan metabolisme tubuh. Hormon ini mengelola pemanfaatan gula, lemak, air dan elektrolit. Hormon ini membantu tubuh berfungsi dengan baik.
Gangguan Kesehatan yang Berkaitan dengan Hormon Prolaktin
Meski prolaktin memiliki fungsi penting bagi tubuh, hormon ini juga bisa memicu gangguan kesehatan ketika kadarnya tidak seimbang.
Berikut, gangguan kesehatan yang berkaitan dengan hormon ini:
1. Gangguan menstruasi
Peningkatan kadar prolaktin yang tidak terkendali dapat mengganggu siklus menstruasi pada wanita.
Akibatnya, wanita bisa mengalami henti menstruasi, menstruasi tidak teratur, atau perdarahan berlebihan.
Pada ibu menyusui, terhentinya menstruasi sebenarnya hal yang wajar. Sebab, umumnya siklus kembali normal setelah berhenti menyusui.
Namun, bagi wanita yang tidak menyusui, kondisi ini disebut sebagai amnore galaktorea.
Terhentinya menstruasi dapat memengaruhi kesuburan dan menyebabkan infertilitas.
2. Disfungsi ereksi
Pada pria, meningkatnya kadar prolaktin yang terlampau tinggi bisa memicu disfungsi ereksi.
Sebab, prolaktin bisa menghambat produksi hormon testosteron oleh kelenjar pituitari.
Tingginya kadar prolaktin juga bisa memengaruhi sistem saraf yang terlibat dalam regulasi ereksi.
Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menyebabkan perubahan dalam jaringan pembuluh darah dan jaringan ereksi.
3. Gangguan hipofisis
Kadar prolaktin yang tinggi dapat menjadi gejala gangguan hipofisis, seperti adenoma hipofisis atau gangguan hipotalamus.
Dampaknya, kondisi ini bisa menghambat pelepasan hormon-hormon lain yang diproduksi oleh kelenjar pituitari., seperti hormon pertumbuhan, hormon adrenokortikotropik (ACTH), dan hormon tiroid.
Gangguan lantas menyebabkan berbagai masalah dalam regulasi fungsi tubuh yang bergantung pada hormon tersebut.
4. Hiperprolaktinemia
Adenoma hipofisis adalah tumor jinak yang tumbuh di dalam kelenjar pituitari. Tumor ini dapat mempengaruhi produksi dan pelepasan hormon-hormon pituitari, termasuk prolaktin.
Ketika mengenai sel-sel yang memproduksi prolaktin (sel prolaktin), tumor bisa menjadi hiperaktif dan menghasilkan prolaktin dalam jumlah yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan kondisi yang dikenal sebagai hiperprolaktinemia.
Kondisi ini bisa mengganggu siklus menstruasi normal pada wanita bahkan menghentikan menstruasi. Alhasil, hiperprolaktinema bisa menurunkan kesuburan wanita.
Pada pria, hiperprolaktinemia bisa menyebabkan disfungsi ereksi, penurunan libido, dan gangguan produksi sperma.
Penanganan Gangguan Prolaktin
Dokter akan menangani gangguan prolaktin berdasarkan penyebabnya. Namun, perawatan secara umumnya, meliputi:
1. Mengelola gejala
Opsi pertama yang akan dokter lakukan biasanya mengelola gejala yang ditimbulkan oleh gangguan prolaktin, seperti gangguan menstruasi atau gangguan seksual pada pria.
Caranya bisa dengan memberikan kontrasepsi hormonal untuk wanita atau terapi penggantian hormon pada pria.
2. Pemberian obat-obatan
Dalam kasus prolaktinoma dan hiperprolaktinemia, dokter perlu memberikan bromokriptin atau kabergolin untuk menurunkan kadar prolaktin dan mengendalikan gejala.
3. Operasi atau pembedahan
Jika tumor hipofisis menghasilkan prolaktin (prolaktinoma) dan tidak merespons pengobatan, dokter mungkin perlu melakukan tindakan pembedahan.
Operasi juga dianjurkan apabila tumor tumbuh hingga mencapai ukuran yang cukup besar.
Sebab, ukuran tumor yang besar bisa menekan jaringan sekitarnya, termasuk saraf-saraf yang terlibat dalam penglihatan. Jika tidak segera teratasi, pengidap bisa mengalami gangguan penglihatan.
Itulah informasi seputar hormon prolaktin yang perlu kamu ketahui.
Jika kamu memiliki pertanyaan lain tentang kondisi ini, jangan ragu menghubungi dokter di Halodoc, bisa dari mana saja dan kapan saja dengan biaya yang terjangkau.