Hipertensi Bisa Sebabkan Ensefalopati, Mitos atau Fakta?
Halodoc, Jakarta - Ensefalopati adalah kondisi yang terjadi ketika ada kelainan struktur atau fungsi otak akibat suatu kondisi medis tertentu. Kelainan ini dapat bersifat sementara, tetapi juga dapat permanen. Oleh sebab itu, deteksi dan penanganan untuk kondisi ini perlu dilakukan sesegera mungkin, untuk meningkatkan peluang kesembuhannya. Namun, apakah penyakit ini dipicu oleh hipertensi pada seseorang? Cari tahu jawabannya di sini.
Baca juga: Ini Bedanya Penyakit Sapi Gila dengan Ensefalopati
Benarkah Jika Hipertensi Memicu Ensefalopati?
Memang benar adanya jika hipertensi memicu ensefalopati. Pada kondisi ini, tekanan darah yang tinggi mampu memengaruhi fungsi otak secara langsung. Kondisi tersebut akan memicu munculnya sejumlah gejala, seperti:
- Sakit kepala berat;
- Kaburnya penglihatan;
- Merasa kebingungan;
- Kejang-kejang;
- Pingsan.
Hipertensi bukan menjadi satu-satunya kondisi yang memicu ensefalopati. Ada beberapa hal lain yang juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap ensefalopati, yaitu:
- Kekurangan pasokan oksigen pada otak akibat infeksi atau kurang darah.
- Gangguan elektrolit, yaitu saat kadar elektrolit dalam tubuh tidak seimbang.
- Hipotensi, yaitu tekanan darah yang terlalu rendah.
- Keracunan atau efek samping obat.
- Penyakit hati, termasuk penyakit kuning.
- Cedera kepala.
- Gagal ginjal, yaitu kondisi yang terjadi saat ginjal tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.
- Penyakit Hashimoto, yaitu penyakit yang terjadi akibat sistem imunitas menyerang kelenjar tiroid dalam tubuh.
- Protein glisin yang terlalu tinggi di otak, akibat kelainan genetik.
- Sindrom Wernicke-Korsakoff, yaitu kondisi yang terjadi akibat kekurangan vitamin B1 yang dipicu oleh kecanduan alkohol.
- Penyakit Lyme, yaitu infeksi bakteri yang ditularkan akibat sering menggigit kuku dalam keadaan kotor.
- Penyakit sapi gila, yaitu gangguan pada otak akibat mengonsumsi daging sapi yang terinfeksi penyakit.
Jika salah satu kondisi tersebut dialami, akan muncul sejumlah gejala ensefalopati yang membutuhkan penanganan medis segera. Selain menurunkan intensitas gejala, langkah pengobatan dilakukan agar pengidap tidak mengalami komplikasi yang membahayakan nyawanya.
Baca juga: Kekurangan Oksigen Bisa Sebabkan Ensefalopati Hepatik
Perhatikan, Ini yang Menjadi Gejala Ensefalopati
Gejala ensefalopati dapat berupa perubahan kondisi mental, meliputi kehilangan konsentrasi, gangguan koordinasi gerak, serta kehilangan kemampuan dalam mengatasi masalah atau mengambil keputusan. Selain perubahan kondisi mental, ensefalopati dapat menimbulkan gejala penyakit saraf, berupa:
- Bagian tubuh terasa berkedut.
- Sulit menelan atau berbicara.
- Kelemahan otot pada salah satu anggota tubuh.
- Kejang.
- Penurunan kesadaran, mulai dari tampak mengantuk hingga koma.
Jika mengalami sejumlah gejalanya, segera periksakan diri di rumah sakit terdekat untuk mendapatkan langkah penanganan yang tepat. Langkah penanganannya sendiri akan disesuaikan pada penyebab dan kondisi masing-masing pengidap. Berikut ini beberapa langkah pengobatan untuk mengatasi gejala ensefalopati:
- Menerapkan pola makan yang ditentukan.
- Pemberian oksigen tambahan.
- Infus cairan, elektrolit, hingga tambahan nutrisi.
- Obat antibiotik.
- Obat laktulosa.
- Cuci darah atau transplantasi ginjal pada ensefalopati uremik.
- Menggunakan obat-obatan untuk meningkatkan atau menurunkan tekanan darah.
- Prosedur cuci darah.
Jika terjadi dalam kasus yang parah, prosedur transplantasi ginjal diperlukan untuk mengatasi gagal ginjal. Terkait dengan langkah pencegahan, penyakit ini dapat dicegah dengan beberapa langkah, seperti:
- Jika disebabkan oleh gagal ginjal, ensefalopati dapat dicegah dengan mengatur pola diet khusus pengidap penyakit ginjal.
- Jika pengidap ensefalopati sudah menjalani cuci darah, perlu untuk melakukan pemeriksaan ke dokter ginjal secara rutin dan tetap konsisten menjalani cuci darah.
- Jika disebabkan oleh konsumsi alkohol secara berlebihan, disarankan untuk mengurangi jumlah konsumsi alkohol agar terhindar dari sindrom Wernicke-Korsakoff, yang dapat memicu terjadinya ensefalopati.
Baca juga: Ensefalopati Akibat Hipertensi, Bagaimana Cara Mencegahnya?
Itulah sedikit penjelasan tentang ensefalopati, penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan yang dapat dilakukan. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, ya.
Referensi:
Science Direct. Diakses pada 2021. Hypertensive Encephalopathy.
Medscape. Diakses pada 2021. Hypertensive Emergencies.
Patient Info.Diakses pada 2021. Hypertensive Emergencies.
WebMD. Diakses pada 2021. High Blood Pressure and Hypertensive Crisis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan