Hindari Makan Berlebihan saat Berbuka Puasa, Ini Sebabnya
Halodoc, Jakarta - Kurang lebih 13 jam, umat Islam yang menjalankan puasa diharuskan untuk menahan lapar dan dahaga saat berpuasa di bulan Ramadan. Tak heran sebagian orang akan menyantap berbagai makanan dan minuman ketika waktu berbuka telah tiba. Perut keroncongan dan tenggorokan yang sudah terasa kering terkadang membuat nafsu makan jadi tak terbendung saat buka puasa.
Padahal, makan berlebih saat berbuka puasa sama sekali tidak dianjurkan. Sebab, ajang “balas dendam” ini bisa memicu berbagai masalah kesehatan nantinya. Lantas, apa sih dampak makan berlebih saat berbuka puasa?
Baca juga: Tips Atasi Sakit Perut Karena Kekenyangan Sehabis Buka Puasa
Alasan Makan Berlebihan Saat Buka Puasa Tidak Dianjurkan
Ajang “balas dendam” saat berbuka memang menggoda, sungguh nikmat, tetapi hanya untuk beberapa saat. Beberapa menit atau jam setelah buka puasa dengan porsi melimpah, tak menutup kemungkinan akan muncul masalah pada tubuh. Nah, berikut beberapa dampak makan berlebih saat berbuka puasa.
1. Lemas dan Kantuk
Makan berlebih saat berbuka puasa bisa membuat tubuh terasa lemas dan menimbulkan rasa kantuk. Kondisi ini terjadi saat tubuh mengasup karbohidrat olahan atau tinggi dalam jumlah yang banyak.
Karbohidrat memberi hentakan energi, tetap mengasup karbohidrat olahan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kenaikan gula darah, dan diikuti oleh penurunan kadar insulin. Kondisi inilah yang dapat mengakibatkan tubuh terasa lelah.
2. Mual dan Muntah
Dampak makanan berlebih saat berbuka puasa juga bisa memunculkan rasa mual, bahkan muntah. Kondisi ini disebabkan karena lambung tak sanggup lagi menampung makanan yang terlalu banyak. Tak cuma itu saja, makan berlebihan saat berbuka juga bisa membuat lambung bekerja terlalu berat.
3. Gangguan Pencernaan
Selain dapat membuat lambung penuh dan bekerja ekstra, makan dalam jumlah banyak sehabis puasa bisa memicu masalah pada sistem pencernaan. Nah, kondisi inilah yang bisa memunculkan gejala kembung, mual, rasa begah, hingga nyeri perut.
4. GERD
Saat lambung terisi penuh, maka mungkin saja makanan tersebut akan menekan diafragma. Kondisi ini ujung-ujungnya bisa membuat kita mengalami sesak napas atau napas yang dangkal. Tak cuma itu saja, lambung yang terisi penuh juga bisa memicu makanan kembali naik ke esofagus atau kerongkongan. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan GERD (gastroesophageal reflux disease).
GERD bisa membuat pengidapnya mengalami nyeri pada bagian ulu hati. Seorang yang mengalami GERD juga bisa mengalami rasa sakit, panas, atau sensasi terbakar pada dada yang bisa menjalar hingga ke leher.
Baca juga: 5 Tips Puasa bagi Pengidap Maag
Tips Buka Puasa Sehat
Jika tidak ingin mengalami beberapa kondisi di atas, sebaiknya ikuti beberapa tips buka puasa sehat berikut:
Makan Perlahan dan Mulai dengan yang Manis
Jangan heran kalau tubuh terasa lemas saat berpuasa. Pasalnya, kadar gula darah dalam tubuh menurun dan membuat tubuh kekurangan energi. Nah, hal inilah yang membuat tubuh terasa lemas beberapa jam menjelang berbuka.
Lalu, apa sih sumber energi tubuh manusia? Faktanya, sumber energi pada tubuh manusia dihasilkan dari asupan karbohidrat yang diubah menjadi gula oleh insulin. Oleh karena itu, berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang manis sangat dianjurkan. Alasannya jelas, untuk menyeimbangkan kembali kadar insulin, sehingga dapat melanjutkan produksi energi.
Makanan atau minuman manis bisa dengan cepat meningkatkan kadar darah yang turun setelah berbuka puasa. Namun, kebanyakan makanan manis (seperti teh manis atau pisang goreng) tak memiliki gizi yang cukup untuk mengganti vitamin dan nutrisi lainnya yang hilang selama berpuasa. Alternatifnya, kamu bisa kok memilih kurma atau minuman, seperti jus buah asli yang kaya nutrisi.
Pastikan Konsumsi Menu Seimbang
Setelah diawali dengan buah kurma atau minuman (jus buah asli) untuk mengembalikan kadar gula darah, barulah makan malam secukupnya. Ingat, menunya harus sehat alias bergizi seimbang. Komposisi menu berbuka harus memvariasikan berbagai makanan. Mulai dari buah-buahan, protein dari daging atau ikan, sayur-sayuran, karbohidrat kompleks, hingga lemak sehat.
Hal yang perlu ditegaskan sekali lagi, tetaplah bijak dalam memilih menu makanan untuk berbuka puasa. Jangan sampai momen berbuka menjadi ajang “balas dendam”. Jangan sampai alih-alih menyehatkan tubuh, berbuka puasa justru bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Baca juga: 6 Menu Buka Puasa untuk Kembalikan Cairan Tubuh
Selama puasa, kamu juga tetap perlu memerhatikan kebutuhan gizi. Selama puasa, sangat disarankan untuk mengonsumsi vitamin dan suplemen supaya puasa tetap lancar. Jangan khawatir, kini di toko kesehatan Halodoc tersedia banyak jenis vitamin dan suplemen yang baik untuk kesehatan selama puasa. Dengan layanan antar, pesanan kamu bisa segera tiba kurang dari satu jam. Praktis bukan? Yuk gunakan aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
HealthXchange. Diakses pada 2021. Healthy Ramadan Fasting.
HealthXchange. Diakses pada 2021. Ramadan Fasting: What to Eat During Iftar.
Huffington Post. Diakses pada 2021. 6 Surprising Foods That Make You Tired.
University of Michigan - Michigan Health. Diakses pada 2021. 4 Ways to Stop Digestive Discomfort After a Supersized Meal.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan