Hindari Konsumsi Alkohol untuk Mencegah Hipoalbuminemia
Halodoc, Jakarta - Hipoalbuminemia terjadi ketika seseorang tidak memiliki cukup protein albumin dalam aliran darah. Albumin adalah protein dalam plasma darah yang dibuat di hati. Normalnya, tubuh membutuhkan antara 3,5-5,9 g/dL. Tanpa albumin yang cukup, tubuh tidak dapat mencegah cairan bocor keluar dari pembuluh darah.
Tidak memiliki cukup albumin juga dapat mempersulit seseorang untuk memindahkan zat-zat penting ke seluruh tubuh. Beberapa zat ini digunakan untuk proses penting untuk menjaga cairan tubuh tetap terkendali.
Baca Juga: 4 Makanan Sehat untuk Pengidap Hipoalbuminemia
Gejala Hipoalbuminemia
Pada awalnya, gejala hipoalbuminemia tidak terlihat, sehingga sulit dideteksi. Namun, jika kondisi ini berkembang semakin parah, gejala yang muncul meliputi :
-
Edema di kaki atau wajah
-
Kulit menjadi lebih kasar atau lebih kering dari biasanya
-
Penipisan rambut
-
Penyakit kuning (kulit yang terlihat kuning)
-
Sulit bernafas
-
Merasa lemah atau lelah
-
Detak jantung tak teratur
-
Kenaikan berat badan tanpa alasan yang jelas
-
Tidak memiliki nafsu makan yang besar
-
Diare
-
Merasa mual
-
Muntah.
Gejala yang muncul tergantung kondisi yang memicu hipoalbuminemia. Misalnya, jika hipoalbuminemia disebabkan oleh pola makan yang buruk, gejala mungkin muncul secara bertahap dan berkembang seiring waktu. Jika hipoalbuminemia disebabkan, karena luka bakar yang serius, gejalanya akan muncul dengan cepat.
Baca Juga: Cegah Hipoalbuminemia dengan Menerapkan Pola Hidup Sehat
Penyebab Hipoalbuminemia
Mengonsumsi alkohol dapat menurunkan kadar protein albumin dalam darah. Jadi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol untuk mencegah kondisi ini terjadi. Hipoalbuminemia juga sering disebabkan oleh peradangan di seluruh tubuh, seperti sepsis atau telah menjalankan operasi.
Peradangan juga dapat berasal dari paparan intervensi medis, seperti pemasangan ventilator atau mesin bypass. Kondisi ini disebut sebagai kebocoran kapiler atau spasi ketiga. Penyebab hipoalbuminemia lainnya, yakni:
-
Mengalami luka bakar serius.
-
Kekurangan vitamin.
-
Kekurangan gizi dan tidak makan makanan yang seimbang.
-
Perut tidak bisa menyerap nutrisi dengan baik.
-
Menerima cairan intravena setelah operasi.
-
Mengidap penyakit kronis atau penyakit autoimun.
Komplikasi Hipoalbuminemia
Hipoalbuminemia dapat membuat berisiko terkena kondisi lain, seperti:
-
Pneumonia.
-
Efusi pleura yang terjadi ketika cairan menumpuk di sekitar paru-paru.
-
Ascites akibat cairan menumpuk di daerah perut.
-
Atrofi, yaitu pelemahan otot yang terjadi secara signifikan.
Hipoalbuminemia bisa sangat bermasalah jika ditemukan setelah operasi atau setelah dirawat di ruang gawat darurat. Hipoalbuminemia yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko cedera fatal atau beberapa kondisi diatas secara signifikan.
Perawatan Hipoalbuminemia
Perawatan hipoalbuminemia bertujuan untuk menaikkan kadar albumin kembali normal. Perawatan dapat bervariasi tergantung kondisi yang menyebabkan hipoalbuminemia. Biasanya, dokter akan merekomendasikan agar pengidapnya mengubah diet apabila penyebabnya adalah kekurangan gizi. Makanan yang mengandung banyak protein, seperti kacang-kacangan, telur, dan produk susu, merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan kadar albumin.
Jika kamu mengonsumsi alkohol, dokter mungkin menyarankan kamu untuk minum lebih sedikit atau berhenti minum sama sekali. Minum alkohol dapat menurunkan kadar protein darah dan membuat gejala menjadi lebih buruk. Jika kamu mengidap penyakit ginjal, obat-obatan tekanan darah dapat membantu mengeluarkan albumin melalui urine.
Contoh obat-obatan tersebut adalah captopril (Capoten) dan benazepril (Lotensin). Obat-obatan yang digunakan untuk menekan sistem kekebalan juga dapat membantu menjaga peradangan agar tidak menurunkan kadar albumin. Dokter dapat merekomendasikan obat atau suntikan kortikosteroid.
Baca Juga: Sering Nyeri Pinggang? Mungkin Gadget Penyebabnya
Itulah informasi seputar hipoalbuminemia yang perlu kamu ketahui. Jika kamu punya pertanyaan tentang kondisi kesehatan lainnya, tanyakan saja ke dokter Halodoc. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play! Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan