Hindari Hal-Hal yang Bisa Menyebabkan Bursitis
Halodoc, Jakarta – Bursitis adalah peradangan atau pembengkakan yang terjadi pada bursae. Bursae merupakan kantung berisi cairan yang bertindak sebagai bantalan antara tulang, tendon, sendi, dan otot. Ketika kantong-kantong ini meradang itu disebut bursitis. Ini adalah kondisi yang relatif umum, namun banyak orang mengobatinya di rumah dan tidak menemui dokter, sehingga sulit untuk mengetahui seberapa umum itu.
Ada lebih dari 150 bursae di tubuh manusia. Mereka merupakan bantalan yang melumasi titik antara tulang, tendon, dan otot di dekat sendi. Bursae dilapisi dengan sel sinovial. Sel sinovial menghasilkan pelumas yang mengurangi gesekan antar jaringan. Bantalan dan pelumasan ini memungkinkan persendian kita bergerak dengan mudah.
Baca juga: 3 Bagian Tubuh Tempat Terjadi Bursitis
Ketika seseorang mengidap radang kandung lendir ataupun radang bursa, maka gerakan atau tekanan terasa menyakitkan. Terlalu sering menggunakan, cedera, dan kadang-kadang infeksi dari gout atau rheumatoid arthritis dapat menyebabkan radang kandung lendir. Tennis elbow adalah salah satu jenis radang kandung lendir.
Penyebab bursitis yang paling umum adalah gerakan berulang atau posisi yang memberikan tekanan pada bursa di sekitar sendi. Contohnya, termasuk:
-
Melempar bola bisbol atau mengangkat sesuatu di atas kepala berulang kali
-
Bersandar pada siku kamu untuk waktu yang lama
-
Berlutut luas untuk tugas-tugas seperti meletakkan karpet atau menggosok lantai
-
Penyebab lain, termasuk cedera atau trauma pada daerah yang terkena dan radang sendi, seperti rheumatoid arthritis, gout, dan infeksi.
Baca juga: 5 Penyakit yang Bisa Memicu Terjadi Bursitis
Siapa pun dapat mengidap radang kandung lendir, namun faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko:
-
Usia
Bursitis menjadi lebih umum dengan penuaan.
-
Pekerjaan atau Hobi
Jika pekerjaan atau hobi memerlukan gerakan berulang atau tekanan pada bursa tertentu, risiko kamu mengidap radang kandung lendir meningkat. Contohnya, meletakkan karpet, pengaturan ubin, berkebun, melukis, dan memainkan alat musik.
-
Kondisi Medis Lainnya
Penyakit dan kondisi sistemik tertentu, seperti rheumatoid arthritis, gout, dan diabetes juga dapat meningkatkan risiko kamu mengidap radang kandung lendir. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko terkena radang kandung lendir pinggul dan lutut.
Baca juga: 3 Bagian Tubuh Tempat Terjadi Bursitis
Meskipun tidak semua jenis radang kandung lendir dapat dicegah, namun kamu dapat mengurangi risiko dan tingkat keparahan gejolak dengan mengubah cara melakukan tugas tertentu. Contohnya, termasuk:
-
Menggunakan Bantalan Pelindung Saat Berlutut
Gunakan beberapa jenis bantalan untuk mengurangi tekanan pada lutut jika pekerjaan atau hobi membutuhkan berlutut.
-
Mengangkat dengan Benar
Kegagalan untuk melakukan penekukan dengan benar hal itu memberi tekanan ekstra pada bursae di pinggul.
-
Mendorong Beban Berat
Mengangkut barang-barang berat memberi tekanan pada bursae di pundak. Gunakan rolly atau gerobak roda sebagai gantinya.
-
Sering-Seringlah Beristirahat
Alternatif tugas berulang dengan istirahat atau kegiatan lainnya.
-
Mempertahankan berat badan yang sehat
Kelebihan berat badan menempatkan lebih banyak tekanan pada persendian.
-
Berolahraga
Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum melakukan aktivitas berat untuk melindungi sendi dari cedera. Latihan dapat memperkuat otot, sehingga membantu melindungi persendian yang sakit.
Seseorang dengan radang kandung lendir dapat memiliki satu atau lebih dari gejala, di antaranya rasa sakit yang meningkat dengan gerakan atau tekanan, pembengkakan, dan hilangnya gerakan. Jika radang kandung lendir disebabkan oleh infeksi, itu disebut radang septik. Pasien dengan bursitis septik mungkin memiliki gejala tambahan berikut demam, kemerahan di daerah yang terkena dan area yang terkena terasa panas saat disentuh.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai penyebab bursitis, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.