Hepatitis B Akut Vs Kronis, Lebih Bahaya Mana?
“Hepatitis B bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu hepatitis B akut dan kronis. Hepatitis B akut tidak berlangsung lama dan biasanya bisa menghilang dengan sendirinya, sedangkan hepatitis B kronis berlangsung lebih lama dan bisa menyebabkan penyakit yang berbahaya.”
Halodoc, Jakarta – Hepatitis B merupakan salah satu penyakit hati yang perlu diwaspadai. Pasalnya, penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV) ini bisa menurunkan kinerja hati, bahkan bisa menyebabkan gagal hati.
Hepatitis B sendiri dibagi ke dalam dua jenis, yaitu hepatitis B akut dan kronis. Ketika seseorang pertama kali terinfeksi HBV, kondisi itu disebut infeksi akut (atau infeksi baru). Namun, bila virus berbahaya tersebut tidak juga menghilang setelah 6 bulan, maka ia didiagnosis mengidap hepatitis kronis.
Lantas, lebih bahaya mana, hepatitis B akut atau kronis? Simak penjelasannya di sini.
Perbedaan Hepatitis B Akut dan Kronis
Hepatitis B merupakan jenis penyakit yang sangat mudah menular. Penyakit ini bisa ditandai dengan gejala seperti penurunan nafsu makan, mual dan muntah, nyeri di perut bagian bawah, mengidap penyakit kuning, serta muncul gejala yang menyerupai penyakit pilek, seperti mudah lelah, nyeri serta sakit kepala.
Ada banyak cara penularan penyakit hepatitis B, salah satunya adalah pertukaran cairan tubuh atau kontak darah dengan pengidap penyakit ini. Infeksi HBV bisa bersifat akut (jangka pendek) atau kronis (jangka panjang). Hal itu yang kemudian membuat penyakit ini dibedakan menjadi hepatitis B akut dan hepatitis B kronis. Lantas, apa yang membedakan keduanya?
Hepatitis B akut adalah infeksi HBV yang berlangsung kurang dari waktu 6 bulan. Pada level ini, tubuh masih mampu untuk melawan dan bisa benar-benar sembuh. Dengan kata lain, hepatitis B akut masih bisa sembuh sepenuhnya dalam waktu beberapa bulan (tidak lebih dari 6 bulan). Kebanyakan orang dewasa tertular jenis hepatitis B akut.
Namun, saat kondisi ini tidak segera ditangani dengan tepat, hepatitis bisa berkembang menjadi kondisi yang kronis. Infeksi HBV yang bersifat kronis akan berlangsung lebih lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Kabar buruknya, kondisi ini bisa menjadi lebih parah dan bertahan lama saat pengidapnya memiliki kondisi kekebalan tubuh yang lemah. Sebab, sistem kekebalan tubuh yang lemah bisa gagal melawan infeksi virus.
Jika tidak ditangani dan terlanjur berkembang kronis, penyakit ini berisiko tinggi menyebabkan penyakit serius. Hepatitis B kronis bisa menyebabkan kondisi berbahaya, seperti sirosis dan kanker hati. Risiko hepatitis B kronis meningkat saat seseorang terinfeksi virus pada usia muda.
Semakin muda usia saat terserang, misalnya saat anak-anak, maka semakin besar risiko penyakit hepatitis B berkembang menjadi kronis.
Nah, dari penjelasan perbedaan hepatitis B akut dan kronis di atas, bisa disimpulkan bahwa hepatitis B kronis lebih berbahaya daripada akut.
Untuk mengetahui apabila kamu atau orang tersayangmu mengalami hepatitis B, kamu bisa lakukan pemeriksaan HBsAg. Sebelumnya, kamu bisa konsultasikan terlebih dahulu dengan Dokter yang Bisa Beri Info Seputar Pemeriksaan HBsAg.
Tips Mencegah Hepatitis B Kronis
Pengobatan yang dilakukan segera dan dengan tepat bisa mencegah hepatitis B berkembang menjadi kronis. Jadi, penting untuk mewaspadai penyakit hati tersebut. Bila kamu mengalami gejala-gejala hepatitis B seperti yang disebutkan di atas, tes darah sederhana bisa membantu memastikan diagnosis. Untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, kamu bisa buat janji di rumah sakit pilihan kamu melalui aplikasi Halodoc.
Bila didiagnosis mengidap hepatitis B akut, kamu mungkin tidak memerlukan pengobatan. Kebanyakan infeksi hepatitis B akut bisa hilang dengan sendirinya, tanpa memerlukan pengobatan. Sebagai gantinya, dokter mungkin akan menyarankan untuk beristirahat, makan makanan bergizi dan perbanyak cairan tubuh untuk melawan infeksi.
Namun, dalam kasus parah, pemberian obat antivirus diperlukan untuk mencegah komplikasi. Setelah sembuh, kamu tetap perlu melakukan tes darah enam bulan setelah diagnosis awal untuk memastikan bahwa sudah tidak ada lagi virus hepatitis B dalam darah.
Sementara itu, kamu juga dianjurkan untuk merawat kesehatan hati dengan menghindari alkohol, mengonsumsi makanan sehat, menghindari makanan berminyak atau berlemak, minum obat yang direkomendasikan oleh dokter.
Namun, bila virus hepatitis B tidak kunjung hilang juga setelah 6 bulan dan didiagnosis hepatitis B kronis, pengidapnya mungkin perlu menjalani pengobatan seumur hidup. Pengobatan untuk hepatitis B kronis bisa meliputi pemberian obat antivirus, injeksi interferon, atau bila hati sudah rusak parah, maka transplantasi hati perlu dilakukan.
Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti anak-anak atau mereka yang berisiko tinggi tertular hepatitis B, disarankan untuk mendapatkan vaksin hepatitis B untuk mencegah penyakit hati tersebut.
Itulah penjelasan mengenai perbedaan hepatitis B akut dan kronis. Jangan lupa, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play ya!
Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2022. Hepatitis B.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Hepatitis B.
Healthline. Diakses pada 2022. Hepatitis B.
Hepatitis B Foundation. Diakses pada 2022. Acute vs. Chronic Hepatitis B
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan