Hentikan Kebiasaan Merokok Dapat Mencegah Hipoksia
Halodoc, Jakarta - Hipoksia didefinisikan sebagai kekurangan jumlah oksigen yang mencapai jaringan tubuh. Hipoksia berbeda dengan hipoksemia, yakni kurangnya jumlah oksigen yang mengalir dalam darah. Hipoksia bisa saja disebabkan oleh hipoksemia.
Menghirup polusi udara atau bahan kimia seperti asap rokok juga bisa menyebabkan hipoksia. Ini karena, bahan-bahan yang terkandung dalam polusi udara atau rokok bisa mempengaruhi kinerja paru-paru yang menimbulkan kurangnya pasokan oksigen.
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Inilah Komplikasi Akibat Hipoksia
Hipoksia juga diklasifikasikan menjadi hipoksia akut atau kronis. Jika hipoksia akut muncul secara tiba-tiba, maka hipoksia kronis muncul secara bertahap. Hipoksia juga terbagi atas berbagai jenis tergantung penyebab yang mendasarinya. Jenis-jenis hipoksia, meliputi :
-
Hipoksia hipoksemia. Hipoksia ini terjadi ketika jaringan tidak memiliki cukup oksigen akibat rendahnya kadar oksigen dalam darah.
-
Hipoksia anemia. Kondisi anemia menyebabkan kadar hemoglobin menurun yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah untuk membawa oksigen. Akibatnya, pasokan oksigen ke jaringan menjadi berkurang.
-
Hipoksia stagnan. Bentuk hipoksia ini disebabkan oleh aliran darah yang tidak memadai, sehingga menghasilkan lebih sedikit oksigen yang tersedia untuk jaringan.
-
Hipoksia histotoksik. Pengidap hipoksia histotoksik mendapatkan jumlah oksigen cukup yang dihirup melalui paru-paru untuk dikirim ke jaringan. Permasalahannya, jaringan tidak dapat menggunakan oksigen yang ada.
-
Hipoksia metabolik. Hipoksia metabolik terjadi ketika jaringan membutuhkan jumlah oksigen yang lebih banyak dari biasanya. Oksigen dapat diserap, diangkut, dan digunakan dengan baik oleh jaringan, tapi karena suatu kondisi yang meningkatkan metabolisme, jumlah oksigen masih belum cukup untuk memenuhinya.
Gejala Hipoksia
Tanda dan gejala hipoksia dapat bervariasi pada orang yang berbeda. Lama gejala juga bisa berbeda pada setiap orang. Contoh gejala hipoksia termasuk:
-
Pusing atau pingsan.
-
Napas pendek.
-
Kebingungan atau kelesuan
-
Sakit kepala
-
Detak jantung cepat
-
Laju pernapasan meningkat
-
Mengalami sensasi kesemutan
-
Tekanan darah tinggi
-
Penurunan kesadaran
-
Peningkatan jumlah sel darah merah pada pengidap hipoksia kronis
-
Muncul semburat kebiruan pada bibir dan ekstremitas.
Dampak Hipoksia
Organ-organ yang paling terpengaruh akibat hipoksia adalah otak, jantung, dan hati. Hipoksia berat bahkan bisa menimbulkan kerusakan permanen yang dimulai dalam empat menit setelah onset. Koma, kejang, dan kematian dapat terjadi pada kasus yang parah.
Pada hipoksia akut, gejalanya yang sering muncul adalah turunnya koordinasi motorik dan penurunan kesadaran. Karena gejala-gejala ini, pengidap hipoksia terkadang sering dianggap mabuk karena mengonsumsi alkohol. Sedangkan hipoksia kronis, cenderung memiliki gejala yang berbeda, seperti kelelahan, apatis, telat bereaksi, ataupun berkurangnya produktivitas.
Baca Juga: Ketahui Lebih Lengkap Cara Mendiagnosis Hipoksia
Perawatan Hipoksia
Perawatan hipoksemia bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Dokter dapat menggunakan obat-obatan untuk mengobati kondisi mendasar yang menyebabkan hipoksia. Obat-obatan ini sering diberikan melalui inhaler yang memungkinkan pengidap untuk menghirup obat ke paru-paru.
Dalam kasus yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan terapi oksigen. Pengidap biasanya diberikan menerima oksigen ekstra melalui alat yang disebut kanula (tabung) yang terpotong di bagian luar hidung atau melalui masker pernapasan.
Lokasi dan jumlah waktu pengidap untuk menerima terapi oksigen tergantung pada kebutuhan individu. Pengidap juga dapat menerima oksigen di rumah, dengan mesin portabel saat bepergian atau di rumah sakit.
Pencegahan Hipoksia
Perawatan untuk hipoksemia bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Dokter dapat menggunakan obat-obatan untuk mengobati kondisi yang mendasarinya yang menyebabkan hipoksemia. Obat-obatan ini sering diberikan melalui inhaler yang memungkinkan kamu untuk menghirup obat ke paru-paru.
Dalam kasus yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan terapi oksigen. Orang-orang biasanya menerima oksigen ekstra melalui alat yang disebut kanula (tabung) yang terpotong di bagian luar hidung, atau melalui masker pernapasan. Lokasi dan jumlah waktu orang menerima terapi oksigen didasarkan pada kebutuhan individu. Kamu dapat menerima oksigen di rumah, dengan mesin portabel saat bepergian atau di rumah sakit.
Pencegahan Hipoksemia
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah hipoksia kambuh setelah perawatan. Untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah, dokter biasanya menyarankan untuk:
-
Sering melakukan latihan pernapasan dalam.
-
Olahraga ringan, seperti berjalan atau yoga.
-
Makan-makanan sehat.
-
Banyak minum air.
-
Berhenti merokok.
Baca Juga: Rutin Berolahraga Dapat Mencegah Hipoksia
Kalau kamu punya pertanyaan lain tentang hipoksia, bicara saja dengan dokter Halodoc. Pakai fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan