Hati-Hati, Ini Bahayanya Penyakit Anemia Pernisiosa

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Februari 2019
Hati-Hati, Ini Bahayanya Penyakit Anemia PernisiosaHati-Hati, Ini Bahayanya Penyakit Anemia Pernisiosa

Halodoc, Jakarta – Kekurangan vitamin B12 tidak boleh dianggap sepele. Pasalnya, vitamin B12 berfungsi membentuk sel darah merah dan membantu menjaga sistem saraf pusat. Kurangnya asupan vitamin B12 dalam tubuh bukan hanya mengganggu produksi sel darah merah sehat, tapi juga meningkatkan risiko terjadinya anemia pernisiosa.

Risiko anemia pernisiosa meningkat jika ada anggota keluarga yang pernah mengalaminya, berusia lebih dari 60 tahun, asupan vitamin B12 harian kurang, serta mengidap penyakit diabetes tipe-1, penyakit Crohn, dan penyakit autoimun. Seseorang yang pernah menjalani operasi pengangkatan usus berisiko lebih besar mengidap penyakit ini.

Baca Juga: Ini yang Dimaksud dengan Anemia Pernisiosa

Apa Saja Penyebab Anemia Pernisiosa?

1. Kekurangan Vitamin B12

Jumlah vitamin B12 pengidap anemia pernisiosa sangat rendah. Maka itu, kamu perlu memenuhi asupan vitamin B12 harian untuk mencegah anemia pernisiosa. Caranya dengan konsumsi suplemen atau makanan sumber vitamin B12, seperti kerang, kepiting, ikan salmon, ikan tuna, daging sapi, telur, daging ayam, dan yogurt.

2. Kurangnya Intrinsik Faktor (IF)

IF adalah protein yang diproduksi sel perut untuk menyerap vitamin B12. Pada pengidap anemia pernisiosa, sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak sel yang memproduksi IF dalam perut. Jika sel ini rusak, tubuh tidak bisa memproduksi IF dan berdampak pada sulitnya penyerapan vitamin  B12 dalam tubuh.

3. Makrositik

Kurangnya vitamin B12 membuat sel darah merah tubuh menjadi abnormal dan berukuran besar. Akibatnya, sel darah merah sehat sulit keluar dari sumsum tulang dan jumlahnya berkurang. Kondisi ini yang membuat pengidap anemia pernisiosa merasa lelah dan lemah.

Bagaimana Anemia Pernisiosa Didiagnosis?

Diagnosis anemia pernisiosa dilakukan dengan tes darah lengkap, uji kadar vitamin B12, pengambilan sampel jaringan (biopsi), dan tes keberadaan antibodi faktor intrinsik (IF). Pengobatan nantinya berfokus untuk mengobati kekurangan vitamin B12 dan cek kadar zat besi dalam darah. Dengan perawatan berkelanjutan dan tepat, pengidap anemia pernisiosa bisa pulih dan hidup normal.

Baca Juga: Cara Mengobati Anemia Pernisiosa

Pengobatan anemia pernisiosa dimulai dengan menyuntikkan vitamin B12, melakukan tes hitung darah lengkap, dan tes darah. Injeksi vitamin B12 diberikan setiap hari atau minggu hingga kadarnya kembali normal. Setelahnya, kamu mendapat injeksi vitamin B12 sekali per bulan. Pilihan lainnya adalah konsumsi suplemen vitamin B12, baik dalam bentuk pil, gel hidung, atau semprotan.

Seberapa Bahaya Anemia Pernisiosa?

Jika dibiarkan, anemia pernisiosa bisa merusak jantung, otak, dan organ lainnya dalam tubuh. Masalah lain yang timbul akibat anemia pernisiosa adalah kerusakan saraf, gangguan memorik, gangguan saluran cerna, lemah tulang, hingga kanker perut. Komplikasi ini diawali dengan gejala penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, penurunan kadar zat besi dalam tubuh, kesulitan menelan (disfagia), dan nyeri perut parah.

Itulah hal yang perlu diketahui tentang anemia pernisiosa. Kalau ibu punya pertanyaan lain seputar anemia pernisiosa, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Ibu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di Halodoc untuk bertanya pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!