Hati-Hati, Pekerjaan Ternyata Bisa Membuat Depresi
Halodoc, Jakarta – Beban pekerjaan yang tidak dapat dikelola dengan baik dapat tingkatkan risiko stres yang dapat berujung depresi. Depresi pada pekerjaan dapat membuat produktivitas pekerjaan menjadi menurun selain itu karyawan dapat mengalami penurunan semangat dalam bekerja.
Baca juga: Inilah 6 Faktor Pemicu Stres Saat Bekerja
Menjalani kewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan memang penting. Namun, lebih penting lagi untuk memerhatikan kesehatan fisik dan mental agar terjaga dengan baik. Lantas, kondisi seperti apa yang bisa memicu depresi dalam pekerjaan? Adakah cara untuk mencegah terjadinya depresi saat bekerja? Ini ulasannya.
Faktor Pemicu Alami Depresi Akibat Pekerjaan
Ada banyak faktor pemicu yang meningkatkan risiko depresi pada pekerjaan yang sedang kamu jalani. Sebagian besar pemicu terkadang berkaitan langsung dengan jenis pekerjaan yang dijalani, lingkungan kantor, keterampilan dan kompetensi karyawan, serta peran perusahaan dalam menjalankan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan.
Melansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada beberapa faktor risiko lain yang memicu seseorang mengalami depresi pada pekerjaannya, seperti:
- Kebijakan mengenai keselamatan karyawan.
- Komunikasi yang kurang baik dengan perusahaan.
- Jam kerja yang kurang fleksibel.
- Pembagian tugas yang tidak dijelaskan dan tidak merata.
- Adanya perundungan di dalam kantor.
Itulah faktor pemicu yang menyebabkan seseorang mengalami depresi pada pekerjaannya. Ada beberapa gejala yang bisa diamati ketika seseorang mengalami depresi saat bekerja, seperti penurunan motivasi, semangat bekerja yang kurang, dan penurunan kualitas pekerjaan.
Selain itu, gejala lainnya adalah kesulitan berkonsentrasi, sulit berkomunikasi dengan baik pada rekan seprofesinya, dan sering datang terlambat atau tidak masuk ke kantor.
Baca juga: 5 Cara Menurunkan Tingkat Stres Saat Bekerja
Melansir National Health Service UK, bahkan seseorang yang mengalami depresi dapat menimbulkan gejala fisik, seperti konstipasi, rasa nyeri yang muncul tiba-tiba dan tanpa sebab yang jelas, kelelahan terus-menerus, mengalami penurunan nafsu makan, serta sering mengalami sakit kepala.
Segera hubungi psikolog jika kamu merasakan beberapa tanda yang menjadi gejala depresi. Hal ini dapat membantu untuk mengatasi masalah yang sedang kamu hadapi. Kini kamu bisa menghubungi psikolog melalui aplikasi Halodoc. Hanya lewat genggaman, kamu bisa memeriksakan kesehatan mental kamu dengan nyaman, kapan saja dan di mana saja.
Lakukan Ini untuk Mengatasi Depresi di Kantor
Selain mengunjungi psikolog, kamu juga dapat mengatasi depresi yang kamu alami dengan beberapa cara yang dilansir dari The Muse:
- Jika kamu menyadari ada tanda-tanda depresi yang kamu alami pada pekerjaan, segera minta bantuan pada profesional seperti psikolog atau psikiater agar depresi yang dialami dapat diatasi dengan baik. Tidak ada salahnya untuk meminta dukungan dari keluarga atau rekan seprofesi agar kamu merasa nyaman ketika berada di kantor maupun di rumah.
- Membuat perencanaan setiap harinya dalam urusan pekerjaan juga dapat membantu untuk mengurangi beban pekerjaan yang kamu miliki. Meskipun dirasa sulit untuk fokus, lakukan pekerjaan sedikit demi sedikit agar beban pekerjaan dapat terbagi dengan baik.
- Jika beban pekerjaan yang diberikan dirasa terlalu banyak atau tidak adil, tidak ada salahnya mengatakannya langsung pada atasan agar hasil pekerjaan yang kamu kerjakan menjadi lebih optimal.
- Tidak ada salahnya untuk beristirahat sejenak ketika kamu sedang bekerja. Mengonsumsi makanan sehat menjadi salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk menurunkan risiko depresi akibat pekerjaan.
Baca juga: 6 Pekerjaan dengan Tingkat Stres Paling Rendah 2019
Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan oleh karyawan dalam mengatasi depresi akibat pekerjaan. Melansir Harvard Business Review, pihak perusahaan perlu menghindari gangguan kesehatan mental yang mungkin dialami oleh karyawan dengan beberapa hal, seperti memerhatikan kesehatan para karyawan dan membagikan pekerjaan secara merata.