Hati-Hati Mutasi Virus Corona Bisa Lebih Menular
Halodoc, Jakarta - Virus corona jenis SARS-CoV-2 penyebab pandemi COVID-19 kita telah menginfeksi lebih dari delapan juta masyarakat global. Dari angka tersebut, setidaknya lebih dari 430 ribu orang meninggal akibat serangan virus tersebut.
Virus corona jenis ini benar-benar baru. Tak banyak yang kita ketahui tentangnya. Namun, perlahan-lahan para ahli menemukan fakta-fakta baru mengenai virus mahkota ini. Studi terbaru mengungkapkan, mutasi virus corona kini berpotensi lebih mudah menular.
Jangan panik. Yuk, simak ulasannya di bawah ini!
Baca juga: Benarkah Tes Agresif Sebabkan Kasus Positif Corona Makin Meningkat?
Sepuluh Kali Lebih Menular?
Sejak kemunculannya pada Desember 2019 di Tiongkok hingga kini, virus corona memang telah mengalami beberapa kali mutasi. Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meyakini mutasi SARS-CoV-2 tak akan memengaruhi kemanjuran vaksin yang tengah dikembangkan. Tak cuma itu, pakar di WHO juga bilang mutasi tak membuat virus corona lebih menular dan lebih mungkin menyebabkan penyakit serius.
Namun, ada ada penelitian terbaru yang temuannya berseberangan. Para peneliti di Scripps Research, Florida menguak fakta terbaru dari mutasi virus corona. Temuan ini terlihat mengubah fungsi biologis virus. Mutasi virus corona ini dikenal dengan sebutan D614G.
Mutasi corona terbaru ini menstabilkan protein yang menonjol pada permukaan virus. Michael Farzan, salah satu ilmuwan yang memimpin penelitian tersebut mengatakan, “Virus dengan tonjolan yang lebih fungsional di permukaan akan lebih menular, dan ada perbedaan yang sangat jelas antara kedua virus dalam percobaan,"
Mengutip CNN - A mutation shows why the coronavirus is such a formidable foe, studi ini menemukan mutasi (D614G) itu hampir membuat virus corona 10 kali lebih menular dalam pengaturan laboratorium, daripada jenis lainnya.
Baca juga: Hadapi Virus Corona, Ini Hal yang Harus dan Jangan Dilakukan
Analisis genom menunjukkan bahwa jenis ini telah menjadi jenis yang dominan. Temuan ini dapat menjelaskan mengapa virus corona menyebar begitu luas di Eropa, Amerika Serikat, dan Amerika Latin. Hal yang perlu digarisbawahi, masih membutuhkan studi lebih lanjut untuk membuktikan temuan para ahli di atas atas. Selain itu, riset yang dilakukan Michael Farzan, dan kawan-kawan, juga belum ditinjau kembali oleh para ahli atau studi lainnya.
Tak cuma itu saja, meski riset D614G terlihat cukup menyakinkan, tetapi banyak ilmuwan yang mengkritik penelitian tersebut. Sebab hasil analisisnya tak cukup menyimpulkan bahwa mutasi corona terbaru itu lebih menular pada manusia.
Dominasi Di Eropa hingga AS
Sudah tahu apa arti dibalik corona? Virus ini memiliki tonjolan seperti mahkota pada permukaan luarnya, itulah sebabnya ia diberi nama corona, yang berarti mahkota dalam bahasa latin. Protein yang menonjol ini harus menempel pada sel agar bisa menginfeksi. Nah, ketika mengalami mutasi, jumlah tonjolan fungsional (protein) dan utuh pada tiap partikel virus menjadi lima kali lebih banyak. Sudah kebayang akibatnya?
Alhasil, mutasi D614G ini berisiko lebih mungkin menginfeksi sel ketimbang virus corona tanpa mutasi. Menurut spesialis dalam evolusi virus dari University of Sydney, penelitian eksperimental terkait D614 bisa meningkatkan potensi infeksi SARS-CoV-2.
Mutasi virus corona yang tengah diteliti ini sudah menyebar luas. Ia mendominasi di Eropa, dan sebagian besar di Amerika Serikat (AS), terutama di Timur Laut. Para ahli pun membandingkan D614G dengan SARS-CoV-2 yang belum bermutasi, seperti virus corona yang ditemukan di Wuhan, Tiongkok. Lalu, apa hasilnya?
Menurut hasil penelitian, faktor biologi punya peran dalam penyebaran cepat virus D614G. "Mutasi ini dapat menjelaskan dominasi virus yang membawanya," kata Dr. Choe, salah satu ilmuwan yang memimpin penelitian tersebut mengatakan.
Baca juga: Ini yang Harus Diperhatikan saat Isolasi di Rumah Terkait Virus Corona
Pakar di luar studi mengatakan, meski riset di atas terlihat mengenaskan, tetapi temuan ini membuat lebih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Salah satunya, memastikan vaksin virus corona yang tengah dikembangkan bekerja dengan baik terhadap varian D614G .
Mau tahu lebih jauh mengenai COVID-19? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Referensi:
The New York Times. Diakses pada 2020. Mutation Allows Coronavirus to Infect More Cells, Study Finds. Scientists Urge Caution.
News & World Report. Diakses pada 2020. Mutation Helps Coronavirus Infect More Human Cells, Study Shows.
CNN. Diakses pada 2020. A mutation shows why the coronavirus is such a formidable foe.
GISAID Initiative. Diakses pada 2020. COVID-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University (JHU)
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan