Hati-Hati, Ini 3 Faktor Risiko Terkena SARS
Halodoc, Jakarta - Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) merupakan salah satu jenis penyakit pneumonia yang pertama kali ditemukan pada 2002. Penyakit yang awalnya muncul di Cina tersebut kemudian menyebar dan mewabah di 29 negara dalam waktu beberapa bulan saja. SARS merupakan penyakit yang dapat berujung pada kematian jika pengidap tidak mendapat penanganan dengan tepat.
Baca juga: Pernah Mewabah, Ini Fakta Mengenai SARS
Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya
SARS merupakan penyakit yang ditularkan melalui kelelawar dan musang pada manusia. Virus ini sangat mudah menular melalui cairan air liur saat pengidap batuk atau bersin. Bukan hanya itu saja, proses penularan virus juga dapat terjadi saat air liur pengidap mengontaminasi permukaan benda. Selain air liur, proses penyebaran virus juga dapat melalui urine dan feses pengidap.
Hati-hati, berikut faktor risiko SARS yang harus kamu hindari:
-
Berinteraksi dengan hewan pembawa virus SARS, baik secara langsung atau tidak.
-
Melakukan liburan atau perjalanan bisnis ke wilayah atau negara saat wabah sedang menyebar di area tersebut.
-
Tidak menjaga kebersihan tangan dan diri dengan baik.
Hal yang perlu diperhatikan adalah gejala pada pengidap SARS akan muncul mirip seperti gejala influenza. Masa inkubasinya sendiri adalah selama 2-7 hari setelah pengidap terpapar virus. Setelah itu, serangkaian gejala akan muncul, seperti demam tinggi, rasa lelah, sakit kepala, menggigil, nyeri otot, penurunan nafsu makanan, serta diare.
Setelah serangkaian gejala tersebut muncul, virus akan menyebar menuju organ paru-paru dan saluran pernapasan. Setelah virus hinggap ke area-area tersebut, kemudian muncullah gejala seperti gangguan pernapasan dan batuk kering. Saat hal tersebut terjadi, kadar oksigen dalam darah ikut menurun drastis. Jika tidak dapat bertahan, kehilangan nyawa merupakan komplikasi yang dapat dialami oleh pengidapnya.
Baca juga: Kenapa Anak-Anak Rentan Terkena SARS?
Perhatikan Langkah Pencegahannya
Dilihat dari faktor risikonya, beberapa langkah upaya pencegahan SARS yang dapat dilakukan, yaitu jangan bepergian ke wilayah dengan wabah SARS, serta menghindari kontak dengan pengidap. Selain itu, kamu juga dapat mempraktikkan sejumlah langkah pencegahan berikut ini:
-
Mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air yang mengalir. Jika keduanya tidak dapat kamu temui, kamu dapat membersihkan tangan dengan hand sanitizer dengan berbahan dasar 60 persen alkohol.
-
Praktikkan etika bersin dan batuk yang baik. Menutup mulut saat bersin atau batuk guna mencegah penyebaran virus.
-
Jangan berbagi makanan, minuman, atau saling meminjam alat makan.
-
Bersihkan permukaan barang atau tempat yang sering disentuh dengan disinfektan.
-
Hindari penggunaan barang pribadi secara bergantian, seperti baju, bantal, handuk, atau selimut.
-
Gunakan sarung tangan, masker, atau kacamata pelindung.
Baca juga: Cara Pengobatan SARS yang Penting Untuk Diketahui
Saat gejala muncul, dokter biasanya akan mendiagnosa dengan menanyakan faktor risiko yang telah disebutkan. Selain itu, dokter biasanya akan melakukan tes darah dan feses untuk mengetahui dengan pasti apakah kamu benar-benar terinfeksi atau tidak. Jika dicurigai terdapat komplikasi SARS, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti Radiografi dan CT Scan.
Untuk mengetahui sederet gejala lanjutan, kamu dapat langsung bertanya dengan dokter di aplikasi Halodoc. Jangan lupa untuk menjalankan sederet langkah pencegahan guna mencegah virus hinggap di dalam tubuhmu. Praktikkan juga bagaimana pola hidup sehat yang baik dengan konsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, serta kelola stres dengan baik.
Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. Consensus Document on The Epidemiology of Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
American Lung Association. Diakses pada 2020. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Government of Canada. Diakses pada 2020. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan