Hati-Hati, Hipertensi Tak Terkontrol Bisa Memicu Stroke
"Hipertensi adalah kondisi yang bisa memicu pecahnya pembuluh darah di otak, hal ini tentu sama dengan stroke yang merupakan kondisi terjadinya penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah di otak. Bila tak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk penumpukan cairan di otak atau bahkan gangguan menelan. “
Halodoc, Jakarta - Tekanan darah adalah ukuran seberapa kuat tekanan darah terhadap dinding arteri. Saat tekanan ini terlalu tinggi, itu akan membebani arteri dan jantung. Jika tidak dikendalikan, maka ini dapat meningkatkan risiko terkena stroke atau serangan jantung.
Diagnosis tekanan darah tinggi berarti bahwa tekanan darah seseorang tetap tinggi dalam waktu lama. Istilah medisnya adalah hipertensi. Tekanan darah bisa naik dan turun sepanjang hari, seperti saat berolahraga atau tidur. Perubahan jangka pendek ini tidak mungkin menyebabkan stroke. Namun, ketika tekanan darah tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama, ini menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan akhirnya dapat menyebabkan stroke.
Baca Juga: Tips Mencegah Tekanan Darah Naik Drastis
Hipertensi Dapat Memicu Stroke
Faktor yang paling utama terjadi stroke adalah gaya hidup yang kurang sehat seperti terlalu banyak konsumsi makanan berminyak, asin, malas olahraga, dan stres. Beberapa faktor ini kemudian memicu seseorang alami hipertensi.
Masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi juga memiliki hubungan dengan penyakit stroke. Tekanan darah yang tinggi memicu pecahnya pembuluh darah di otak, hal ini tentu sama dengan stroke yang merupakan kondisi terjadinya penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah di otak.
Tekanan darah tinggi yang dibiarkan begitu saja dapat merusak pembuluh darah. Lama-kelamaan, hipertensi menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri dinding pembuluh darah arteri. Kondisi ini disebut aterosklerosis. Aterosklerosis menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di otak. Dalam beberapa kasus, perdarahannya bisa mengalir masuk ke bagian ventrikel otak dan memicu hidrosefalus yang mengancam nyawa.
Baca Juga: 5 Komplikasi Akibat Hipertensi yang Perlu Diwaspadai
Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Hipertensi
Faktanya, stroke dapat menyerang orang-orang di usia muda. Hal ini terkait dengan gaya hidup sehat yang mereka jalani. Orang dengan riwayat hipertensi harus hati-hati soal garam dan makanan asin. Sebab garam dapat meningkatkan kadar natrium dalam tubuh yang berimbas pada peningkatan tekanan darah dan mengakibatkan tekanan darah tinggi.
Itu sebabnya, orang yang memiliki hipertensi disarankan untuk membatasi asupan garam. Bahkan meski kamu sudah teratur minum obat hipertensi, pusat riset dan klinik kesehatan Amerika Serikat, Mayo Clinic tetap menyarankan pengidap hipertensi untuk mengurangi asupan garam.
Selain itu, beberapa gaya hidup yang wajib diikuti antara lain:
- Rajin Olahraga. Aktif bergerak adalah salah satu kunci hidup sehat, cara ini ampuh untuk mengontrol tekanan darah. Kamu tidak perlu melakukan olahraga intensitas tinggi, dengan melakukan aktivitas sederhana seperti jalan kaki, naik turun tangga, atau sekadar bersih-bersih rumah juga dapat membantu.
- Menjaga Berat Badan Ideal. Berat badan yang ideal adalah berat badan yang tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk. Selain itu, obesitas dan kelebihan berat badan erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi. Lemak jahat bisa sewaktu-waktu menyumbat aliran darah dan membahaya dirimu sewaktu-waktu. Oleh sebab itu, menjaga berat badan yang sehat adalah cara sederhana untuk mengontrol tekanan darah.
- Menghindari Stres. Aktivitas sehari-hari pasti membuat kita merasa stres. Nah, stres ini merupakan cikal bakal dari berbagai kebiasaan tidak sehat yang pada akhirnya dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Stres dapat membuat seseorang menjadi kalap ketika makan, minum alkohol, merokok, atau begadang. Semua hal tersebut ikut berkontribusi terhadap kenaikan tekanan darah.
Komplikasi Akibat Stroke
Stroke adalah kondisi yang tidak bisa disepelekan. Jika terjadi, ia dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi, dan sebagian besar komplikasi tersebut berakibat fatal. Beberapa jenis komplikasi stroke yang mungkin muncul, antara lain:
- Deep Vein Thrombosis. Sebagian orang akan mengalami penggumpalan darah di tungkai yang mengalami kelumpuhan. Kondisi ini dikenal sebagai deep vein thrombosis. Kondisi ini terjadi akibat terhentinya gerakan otot tungkai yang menyebabkan aliran di dalam pembuluh darah vena tungkai terganggu. Kondisi cukup berbahaya karena bisa meningkatkan risiko untuk terjadinya penggumpalan darah.
- Hidrosefalus. Sebagian pengidap stroke hemoragik juga dapat mengalami hidrosefalus, yaitu menumpuknya cairan otak di dalam rongga jauh di dalam otak (ventrikel). Dokter bedah saraf umumnya akan akan memasang sebuah selang ke dalam otak untuk membuang cairan yang menumpuk tersebut.
- Gangguan Refleks Menelan. Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks menelan, ini kemudian menyebabkan makanan dan minuman berisiko masuk ke dalam saluran pernapasan. Masalah dalam menelan tersebut dikenal sebagai disfagia.
Baca Juga: 3 Tips Olahraga untuk Pengidap Hipertensi
Bagi kamu yang memiliki riwayat hipertensi, maka segera diskusikan masalah kesehatanmu dengan dokter untuk mendapatkan perawatan tepat. Umumnya dokter akan meminta kamu mengonsumsi obat penurun tekanan darah yang dosisnya akan disesuaikan. Jika kamu membutuhkan obat, kini kamu juga bisa beli di Halodoc. Dengan layanan antar, pesanan obat kamu bisa segera tiba di rumah kurang dari satu jam dalam kemasan yang rapi dan tersegel. Praktis bukan? Tunggu apa lagi, yuk gunakan aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
American Heart Association. Diakses pada 2021. How High Blood Pressure Can Lead to Stroke.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. High Blood Pressure (Hypertension).
Stroke Association. Diakses pada 2021. High Blood Pressure.
Web MD. Diakses pada 2021. The Terrifying Link Between High Blood Pressure and Stroke.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan