Hati-Hati, Filariasis Tidak Menunjukkan Gejala Awal
Halodoc, Jakarta - Filariasis terjadi disebabkan oleh beberapa cacing parasit nematoda yang bentuknya seperti benang. Parasit ini menembus kulit, baik itu melalui lubang pori-pori kulit atau melalui lubang yang dibuat oleh gigitan nyamuk untuk mencapai sistem limfatik.
Penyakit ini biasanya muncul dengan gejala seperti pembengkakan kaki dan hidrokel. Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala. Namun, tahap awal bisa berlangsung selama beberapa tahun. Orang yang terinfeksi mempertahankan penularan penyakit. Konsekuensi fisik jangka panjang adalah anggota tubuh akan membengkak dan terasa nyeri.
Baca juga: Ini Penyebab Filariasis yang Perlu Dihindari
Filariasis Tahap Awal Tidak Menimbulkan Gejala
Beberapa orang yang mengalami filariasis tidak mengalami gejala. Namun, pada beberapa orang lainnya mungkin akan mengalami episode peradangan akut pada pembuluh limfatik (lymphangitis) bersamaan dengan suhu tinggi, menggigil kedinginan, nyeri tubuh, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Jumlah cairan yang berlebihan dapat terakumulasi (edema) di area yang terkena (misalnya lengan atau kaki), tetapi akumulasi biasanya akan sembuh setelah gejala lainnya hilang. Kondisi ini juga disertai dengan peradangan akut pada genitalia (pada pria), hingga peradangan, nyeri dan pembengkakan testis (orkitis), jalur sperma (funiculitis), dan saluran sperma (epididimis). Skrotum bisa menjadi bengkak dan nyeri yang tidak normal.
Sementara itu, bancroftian filariasis mempengaruhi kedua kaki dan alat kelamin yang juga mempengaruhi kaki di bawah lutut. Beberapa orang dengan filariasis memiliki tingkat sel darah putih tertentu (eosinofilia) abnormal tinggi selama episode gejala akut. Ketika peradangan sembuh, maka level ini akan kembali normal.
Filariasis juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening kronis (limfadenopati) bahkan saat tanpa adanya gejala. Obstruksi yang lama pada pembuluh limfatik dapat menyebabkan beberapa kondisi lainnya. Ini termasuk akumulasi cairan dalam skrotum (hidrokel), adanya cairan limfatik dalam urine (chyluria), atau pembuluh limfatik yang membesar secara abnormal (varices).
Gejala lain yang mungkin terjadi termasuk edema progresif (elephantiasis) genitalia eksterna wanita (vulva), payudara, atau lengan dan kaki. Edema kronis dapat menyebabkan kulit yang tebal tidak normal dan memiliki penampilan seperti kutil.
Baca juga: Ketahui 3 Komplikasi Akibat Filariasis
Perawatan Filariasis yang Dapat Dilakukan
Filariasis dapat melumpuhkan tubuh orang yang mengidapnya. Pengidapnya juga terkadang sulit untuk bergerak sehingga akan menghambat aktivitasnya. Kamu mungkin khawatir bagaimana kondisi tersebut akan dilihat oleh orang lain. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kecemasan dan depresi.
Sebagai perawatan, orang yang terinfeksi secara aktif dapat minum obat untuk membunuh cacing dalam darah. Obat-obatan ini dapat menghentikan penyebaran penyakit kepada orang lain, tetapi tidak sepenuhnya membunuh semua parasit. Obat antiparasit yang mungkin diresepkan termasuk: diethylcarbamazine (DEC), ivermectin (Mectizan), albendazole (Albenza), dan doksisiklin.
Selain itu, kamu dapat mengelola pembengkakan dan infeksi kulit dengan:
- Mencuci kulit yang bengkak dan rusak dengan lembut setiap hari dengan sabun dan air.
- Melembapkan kulit.
- Mengangkat anggota badan yang bengkak untuk meningkatkan aliran cairan dan getah bening.
- Membersihkan luka dengan disinfektan untuk mencegah infeksi sekunder.
- berolahraga secara teratur untuk mendukung sistem limfatik.
Baca juga: Operasi untuk Atasi Filariasis, Perlukah?
Pembedahan mungkin direkomendasikan dalam kasus yang jarang terjadi. Ini untuk menghilangkan jaringan limfatik yang rusak atau mengurangi tekanan di area tertentu, seperti skrotum.
Itulah yang perlu kamu ketahui mengenai penyakit filariasis. Jika kamu mengalami salah satu gejalanya, segeralah bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran penanganan yang tepat. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
NORD. Diakses pada 2020. Filariasis
Aimus. Diakses pada 2020. Filariasis : Symptoms, Causes and Management
Medical News Today. Diakses pada 2020. Can you treat elephantiasis?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan