Hati-Hati, Atlet Rentan Terkena Hifema
Halodoc, Jakarta – Kalau kamu mengalami benturan pada mata yang menyebabkan mata merah dan terasa sakit, bisa jadi kamu mengalami kondisi yang disebut hifema. Hifema adalah kumpulan darah yang berada di dalam ruang anterior mata, yaitu ruang antara kornea dan iris.
Baca Juga: Seberapa Penting Kacamata Hitam Melindungi Mata?
Darah dapat menutupi sebagian atau seluruh iris dan pupil, sehingga menghalangi penglihatan sebagian atau seluruhnya. Hifema termasuk kondisi serius yang bisa menyebabkan hilangnya penglihatan secara permanen jika tidak segera diobati. Nyatanya, orang yang berprofesi sebagai atlet rentan mengalami kondisi ini.
Alasan Atlet Rentan Mengalami Hifema
Cedera pada mata adalah penyebab utama terjadinya hifema. Perdarahan tambahan bisa terjadi dalam 3-5 hari ke depan bahkan ketika tidak ada trauma tambahan. Untuk itu, hifema perlu ditangani sesegera mungkin. Cedera pada mata berupa trauma tumpul atau tertutup dengan penyebab yang khas, seperti cedera atletik akibat benda terbang, tongkat, bola, atau siku pemain lain. Itulah alasan mengapa atlet sangat rentan mengalami hifema.
Selain cedera olahraga, hifema bisa disebabkan oleh kecelakaan industri, jatuh, dan perkelahian. Cara terbaik untuk mencegah hifema adalah memakai pelindung mata saat berolahraga. Gejala yang disebabkan oleh hifema, yaitu:
- Darah yang berada di depan mata;
- Sensitif terhadap cahaya;
- Rasa sakit;
- Penglihatan buram, kabur, atau terhalang;
- Darah mungkin tidak akan terlihat jika hifema kecil.
Baca Juga: 5 Tips untuk Mencegah Benturan pada Mata
Penanganan untuk Mengatasi Hifema
Hifema yang tergolong ringan bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu minggu. Untuk meringankan rasa sakit, kamu bisa mengonsumsi obat penghilang rasa sakit yang tidak mengandung aspirin. Hindari mengonsumsi aspirin karena obat ini bersifat mengencerkan darah, sehingga dapat meningkatkan perdarahan. Pada tingkat yang lebih parah, dokter akan mempertimbangkan beberapa faktor sebelum mengambil tindakan.
Faktor-faktor tersebut yaitu umur, kondisi kesehatan secara keseluruhan, riwayat medis, tingkat keparahan cedera dan toleransi terhadap obat-obatan tertentu. Setelah dokter mengumpulkan informasi ini, ia dapat memilih di antara perawatan berikut:
- Tetes mata steroid untuk mengurangi peradangan atau tetes melebar untuk membantu meringankan rasa sakit;
- Tutupi mata yang terasa sakit;
- Tirah baring atau bed rest;
- Gerakkan mata terbatas
- Kepala terangkat setidaknya 40 derajat saat tidur untuk membantu tubuh menyerap darah;
- Memeriksa tekanan mata setiap hari.
Hifema berisiko menyebabkan kondisi serius, sehingga jangan biarkan kondisi ini terlalu lama dan segera cari bantuan medis. Kalau kamu ingin mengetahui pertolongan pertama untuk kondisi hifema, kamu dapat bertanya dengan dokter Halodoc. Lewat aplikasi, kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.
Salah satu komplikasi serius dari hifema adalah peningkatan tekanan mata. Jika hifema menghasilkan tekanan mata tinggi yang membahayakan, dokter perlu melakukan operasi untuk menghilangkan kelebihan darah. Ambang batas untuk tekanan intraokular akan lebih rendah untuk seseorang dengan penyakit sel sabit.
Baca Juga: Abu Rokok Kena Mata, Waspada Berbagai Risikonya
Tekanan pada mata dapat meningkat akibat darah dari hifema menyumbat saluran drainase mata. Hal ini menyebabkan kerusakan jangka panjang yang terkait dengan glaukoma. Glaukoma adalah kondisi seumur hidup yang membutuhkan perawatan lebih serius. Dokter biasanya memeriksa saluran drainase untuk melihat apakah ada kerusakan jangka panjang.
Referensi :
Healthline. Diakses pada 2019. What Is a Hyphema?.
WebMD. Diakses pada 2019. Hyphema (Bleeding in Eye).
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan