Harus Tahu, Ini Komplikasi yang Disebabkan oleh Fibroid Rahim
Halodoc, Jakarta - Mendengar kata “tumor” tentunya akan membuat pendengarnya merasa resah, bahkan ngeri. Nah, dari banyaknya tumor yang bisa menghantui kaum hawa, fibroid rahim merupakan kondisi yang sering membuat mereka khawatir. Fibroid rahim sendiri merupakan tumor jinak yang terjadi di bagian atas atau di dalam otot rahim.
Di sini, satu sel akan membelah berkali-kali dan terus berkembang menjadi sebuah massa solid, yang terpisah dengan rahim. Awas, tumor ini bisa berkembang menjadi sebuah atau beberapa blok dengan ukuran yang berbeda-beda.
Meski pertumbuhan sel-sel di dalam uterus (rahim) ini tak bersifat kanker atau ganas, tapi kita tak boleh menganggap remeh. Sebab dalam beberapa kasus, fibroid rahim bisa menimbulkan beberapa komplikasi.
Baca juga: Para Wanita, Waspadai 8 Gejala Fibroid Rahim Ini
Kenali Gejala-Gejala Fibroid Rahim
Fibroid rahim merupakan penyakit yang biasanya menyerang wanita di usia 40–50 tahun ke atas. Sebenarnya dalam kebanyakan kasus, kondisi ini tak menimbulkan gejala yang spesifik. Namun, ada juga pengidapnya yang mengalami gejala-gejala seperti:
-
Menstruasi yang berkepanjangan.
-
Perdarahan antar periode.
-
Anemia, jumlah sel darah merah rendah.
-
Konstipasi bila fibroid rahim menekan rektum atau usus besar.
-
Sakit atau tekanan di perut bagian bawah atau punggung bawah.
-
Dispareunia atau hubungan intim yang menyakitkan.
-
Sering buang air kecil yang disebabkan oleh tekanan tumor pada kandung kemih.
Baca juga: Bagaimanakah Fibroid Rahim Pengaruhi Kehamilan?
Awasi Penyebab Munculnya Fibroid Rahim
Hingga kini penyebab pasti dari penyakit ini belum diketahui pasti. Namun, diduga ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Faktor itu, yaitu:
-
Faktor hormonal (dipicu fluktuasi kadar estrogen dan progesteron).
-
Faktor genetis (berdasarkan garis keturunan).
Seperti halnya pemicu yang tidak jelas, hingga kini belum jelas faktor yang menyebabkan penyusutan fibroid. Hal yang diketahui bahwa fibroid berhubungan erat dengan kondisi hormon, baik estrogen ataupun progesteron. Fibroid diketahui bertambah besar saat seorang perempuan hamil, karena pada saat itu terjadi peningkatan kadar hormon, dan dipastikan menyusut jika seorang perempuan memasuki masa menopause, karena kadar hormon cenderung turun.
Selain itu, penyakit ini juga sering muncul pada wanita yang mengalami obesitas. Dengan meningkatnya berat tubuh, hormon estrogen di dalam tubuh pun akan meningkat.
Baca juga: Muncul Tanpa Gejala, Ini 5 Cara Diagnosis Fibroid Rahim
Bisa Menimbulkan Berbagai Komplikasi
Meski fibroid rahim biasanya tidak berbahaya, tapi penyakit ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan menimbulkan beberapa komplikasi, seperti:
-
Kemandulan. Bila tumor yang timbul amat besar, bisa saja berpotensi menghalangi sel telur yang telah dibuahi untuk menempel pada dinding rahim, atau menghalangi sperma, sehingga tak bisa mencapai sel telur. Meski begitu, kondisi sangat jarang terjadi.
-
Anemia Defisiensi Besi. Kondisi ini merupakan perdarahan yang disebabkan oleh tumor yang bisa menyebabkan anemia defisiensi besi. Di sini, suplemen zat besi bisa dikonsumsi untuk membantu menggantikan darah yang hilang ketika menstruasi.
-
Gangguan pada kehamilan. Fibroid rahim bisa mengganggu perkembangan bayi dan mempersulit proses persalinan, sehingga bisa menyebabkan kelahiran prematur. Tak hanya itu, bila tumor menghalangi Miss V, ibu hamil mungkin saja memerlukan operasi caesar. Meski jarang terjadi, fibroid rahim ini juga bisa menyebabkan keguguran.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan