Harus Tahu, Ini Cara Diagnosis Pterygium
Halodoc, Jakarta - Pterygium terjadi saat selaput lendir tumbuh di bagian putih mata diatas kornea. Tumbuhnya selaput lendir masih tergolong jinak dan bentuknya seperti irisan. Pterygium biasanya tidak menimbulkan masalah atau memerlukan perawatan khusus, tapi bisa dihilangkan jika kondisinya mengganggu penglihatan.
Baca Juga: Katarak Mengincar, Mulai Jaga Kesehatan Mata
Salah satu penyebab pterygium adalah bahwa terlalu banyak terpapar sinar ultraviolet yang umumnya dialami oleh orang-orang yang tinggal di iklim hangat dan menghabiskan banyak waktu di luar ruangan. Paparan elemen, seperti serbuk sari, pasir, abu, dan asap rokok, bahkan angin juga bisa meningkatkan risiko pterygium.
Gejala Pterygium
Pterygium tidak selalu menimbulkan gejala. Ketika kondisi ini terjadi gejala biasanya masih tergolong ringan. Gejala umum termasuk kemerahan, penglihatan kabur, dan iritasi mata. Pengidap mungkin juga merasakan sensasi terbakar atau gatal.
Jika pterygium tumbuh cukup besar untuk menutupi kornea, hal itu dapat mengganggu penglihatan dan pengidapnya akan merasa seperti memiliki benda asing di mata. Pengidap pterygium disarankan untuk tidak menggunakan lensa kontak karena bisa meningkatkan efek ketidaknyamanan.
Pada kasus yang jarang terjadi, pterygium dapat menyebabkan jaringan parut yang parah pada kornea. Jaringan parut yang tumbuh pada kornea perlu dirawat karena dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Untuk kasus-kasus kecil, perawatan biasanya melibatkan obat tetes mata atau salep untuk mengobati peradangan. Dalam kasus yang lebih serius, perawatan dapat melibatkan pengangkatan pterigium melalui prosedur pembedahan.
Diagnosis Pterygium
Dokter mata dapat mendiagnosis kondisi ini berdasarkan pemeriksaan fisik menggunakan lampu celah. Lampu ini memungkinkan dokter untuk melihat mata dengan bantuan pembesaran dan pencahayaan yang terang. Jika dokter perlu melakukan tes tambahan, beberapa mungkin termasuk:
-
Tes ketajaman visual. Tes ini melibatkan membaca huruf pada bagan mata.
-
Topografi kornea. Teknik pemetaan medis ini digunakan untuk mengukur perubahan kelengkungan kornea.
-
Dokumentasi foto. Pros edur ini melibatkan pengambilan gambar untuk melacak tingkat pertumbuhan pterygium.
Baca Juga: Cari Tau Manfaat dan Resiko Lasik Mata
Pengobatan Pterygium
Pterygium biasanya tidak memerlukan perawatan apa pun, kecuali kondisinya sampai memengaruhi penglihatan atau menyebabkan ketidaknyamanan parah. Dokter mata mungkin ingin memeriksa mata sesekali untuk melihat apakah pertumbuhannya menyebabkan masalah penglihatan.
Apabila pterygium menyebabkan banyak iritasi atau kemerahan, dokter mungkin akan meresepkan obat tetes mata atau salep mata yang mengandung kortikosteroid untuk mengurangi peradangan.
Jika tetes mata atau salep tidak membantu mengurangi gejala, dokter dapat merekomendasikan pembedahan untuk menghilangkan pterygium. Pembedahan juga dilakukan ketika pterygium menyebabkan hilangnya penglihatan atau kondisi yang disebut astigmatisme.
Ada beberapa risiko yang terkait dengan operasi ini. Dalam beberapa kasus, pterygium dapat kembali setelah diangkat dengan operasi. Mata mungkin akan terasa kering dan teriritasi setelah prosedur operasi. Setelah dilakukan prosedur operasi, dokter akan meresepkan obat-obatan untuk mengurangi risiko memiliki pterygium tumbuh kembali.
Pencegahan Pterygium
Jika memungkinkan, hindari paparan faktor lingkungan yang dapat menyebabkan pterygium. Kamu bisa mencegah perkembangan pterygium dengan mengenakan kacamata hitam atau topi untuk melindungi mata dari sinar matahari, angin, dan debu. Apabila telah memiliki pterygium, membatasi paparan angin, debu, serbuk sari, abu dan asap rokok, serta sinar matahari dapat memperlambat pertumbuhannya.
Baca Juga: Suka Bermain Gadget? Intip Cara Jaga Kesehatan Mata Ini
Kalau kamu punya pertanyaan tentang kondisi medis lainnya, diskusi saja dengan dokter Halodoc. Klik fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan