Harus Tahu Fakta Mengenai Tinnitus Retraining Therapy
Halodoc, Jakarta – Pernah dengar tinnitus retraining therapy (TRT)? Prosedur ini sering digunakan untuk mengatasi tinnitus, yaitu kondisi yang menyebabkan seseorang mendengar bunyi atau dengungan pada telinga. Tinnitus bukanlah penyakit, melainkan kumpulan dari gejala penyakit tertentu. Artinya, tinnitus bisa menjadi tanda adanya penyakit tertentu, misalnya cedera telinga, masalah pada sistem sirkulasi tubuh, atau menurunnya kemampuan mendengar karena faktor usia.
Kondisi ini bisa menyerang dan terjadi pada siapa saja, namun paling sering terjadi pada lansia berusia lebih dari 65 tahun. Kondisi ini sering ditandai dengan munculnya bunyi-bunyi tertentu dan terasa sangat mengganggu telinga. Jenis bunyi yang sering muncul adalah dengungan, suara berdesis, bahkan siulan. Bunyi-bunyian ini bisa terdengar hanya pada salah satu atau kedua telinga pengidap tinnitus.
Baca juga: 3 Jenis Gangguan Telinga yang Perlu Diketahui
Meski begitu, tinnitus biasanya tidak tergolong sebagai kondisi yang serius atau berbahaya. Malahan, kondisi ini sebenarnya bisa membaik dan suara-suara bisa menghilang dengan sendirinya. Tapi, tidak ada salahnya untuk tetap waspada dan memeriksakan kondisi ini ke dokter. Dengan demikian, bisa diketahui apakah tinnitus yang menyerang membutuhkan pengobatan khusus atau tidak serta mengetahui kemungkinan dibutuhkan TRT.
Apa yang Dimaksud dengan TRT?
Tinnitus retraining therapy adalah prosedur yang disarankan untuk dijalani pengidap tinnitus. Pada terapi ini, seseorang akan diperdengarkan dengan suara-suara tertentu, tujuannya untuk melatih dan membuat pengidapnya terbiasa dengan bunyi yang dialami. Biasanya, cara ini dilakukan jika penyebab tinnitus sulit dideteksi dan tidak ada perubahan setelah pengobatan atau setelah kotoran telinga dibersihkan.
Melansir website BRIGHT Audiology, metode TRT dibagi ke dalam dua bagian, yaitu terapi menggunakan suara dan terapi emosional. Pada terapi suara, pengidap penyakit akan diperdengarkan suara tertentu atau suara yang menyerupai bunyi pada telinga. Tujuannya untuk membuat pengidap menjadi terbiasa dan bisa juga agar teralihkan dari bunyi-bunyian tersebut. Sedangkan pada terapi emosional, pengobatan dilakukan untuk mengatasi gangguan emosi yang mungkin muncul karena kondisi ini.
Baca juga: Telinga Berdenging di Ruangan Sunyi, Ini Sebabnya
Dalam beberapa kasus, tinnitus yang menyebabkan berbagai suara muncul dan terdengar bisa membuat seseorang mengalami gangguan emosional. Kondisi ini bisa memicu reaksi, seperti depresi serta perasaan ingin selalu marah karena tak bisa mengeluarkan suara-suara tersebut dari telinga maupun otak. Ini yang ingin diatasi melalui terapi.
Terapi untuk mengatasi masalah mental yang terjadi karena tinnitus bisa dilakukan dengan beberapa cara. Biasanya, itu ditentukan tergantung pada kebutuhan pengidap penyakit ini. Terapi mental bisa dilakukan melalui pertemuan langsung, bergabung dalam kelompok tertentu, atau melalui saluran telepon.
Selain itu, ahli terapi juga bisa diminta untuk datang ke rumah. Semua tergantung pada kenyamanan dan kebutuhan pengidap tinnitus. Terapi yang dilakukan akan berkaitan dengan pengetahuan seputar tinnitus, cara mengenali gejala, dan bagaimana mengatasinya.
Ahli terapi juga akan mengajarkan beberapa trik dan apa saja yang harus dilakukan saat serangan atau suara tersebut tiba-tiba muncul dan mengganggu telinga. Satu hal yang pasti, meski tidak berbahaya, tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan tinnitus untuk menghindari kondisi menjadi lebih buruk.
Baca juga: Enggak Boleh Sembarangan, Ini 3 Cara Obati Tinnitus
Atau kamu bisa berbicara dan menyampaikan keluhan yang muncul ke dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!