Harus ke Dokter, Ini Cara Diagnosis Fibrosis Paru
Halodoc, Jakarta – Fibrosis paru atau yang dalam istilah medis dikenal juga dengan idiopathic pulmonary fibrosis (IPF) mungkin masih terdengar asing di telinga kamu. Tapi, penyakit paru yang satu ini tetap perlu kamu waspadai karena bisa membahayakan nyawa. Jadi, sangat penting untuk mendeteksi fibrosis paru sedini mungkin, agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat. Selain dengan memerhatikan gejala-gejalanya, dokter biasanya juga akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis fibrosis paru.
Apa Itu Fibrosis Paru?
Fibrosis paru adalah kerusakan atau terganggunya fungsi paru-paru akibat munculnya jaringan parut pada organ tersebut yang bersifat progresif. Kerusakan itu kemudian menyebabkan jaringan di sekitar kantung udara (alveolus) di dalam paru-paru menebal dan kaku, sehingga menyulitkan oksigen untuk masuk ke dalam darah. Akibatnya, paru-paru akan terhambat mengembang dan pengidap pun mengalami sesak napas.
Fibrosis paru bisa dipicu oleh berbagai macam faktor, namun penyebab pasti penyakit paru ini masih belum diketahui sampai saat ini. Itulah mengapa penyakit ini sering disebut juga dengan fibrosis paru idiopatik. Kelompok orang yang rentan terkena penyakit ini adalah orang-orang yang berusia lanjut, yaitu di atas 50 tahun dengan pengidap pria lebih banyak dibandingkan wanita.
Baca juga: Kenalan dengan Fibrosis Paru yang Juga Mematikan
Gejala Fibrosis Paru
Gejala dan tingkat keparahan fibrosis paru bisa berbeda-beda pada tiap pengidap. Ada pengidap yang bisa mengalami gejala yang berat dan kondisinya memburuk dengan cepat, sedangkan pengidap yang lain hanya mengalami gejala yang sedang dengan perkembangan yang lebih lambat.
Gejala fibrosis paru berkembang secara bertahap, biasanya bisa berlangsung selama lebih dari 6 bulan. Gejala yang paling umum dialami pengidap adalah sesak napas dan batuk. Selain itu, berikut gejala fibrosis paru lainnya yang perlu kamu waspadai:
- Mengalami kesulitan bernapas dengan baik (dyspnea), bahkan saat melakukan aktivitas yang tergolong ringan, misalnya berpakaian. Kebanyakan orang biasanya akan menganggap gejala ini sebagai dampak dari pertambahan usia atau kurang berolahraga.
- Mudah lelah.
- Batuk kering.
- Nyeri otot dan sendi.
- Berat badan menurun tanpa alasan yang jelas.
- Ujung-ujung jari tangan dan kaki melebar dan membulat.
Bila gejala memburuk dengan cepat dalam hitungan hari atau minggu, ataupun pengidap mengalami kesulitan bernapas selama beberapa waktu dan batuk yang sudah berlangsung lebih dari tiga minggu, sebaiknya segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan secepatnya.
Baca juga: 4 Penyakit Pernapasan yang Perlu Diwaspadai
Cara Mendiagnosis Fibrosis Paru
Untuk mendiagnosis fibrosis paru, dokter akan mengevaluasi riwayat penyakit pengidap dan keluarga dan melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, dokter juga akan menanyakan gejala yang dialami pengidap dan adanya faktor yang memicu penyakit ini, misalnya terpapar zat-zat tertentu. Pada pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa pernapasan pengidap untuk mengetahui kemampuan paru-parunya.
Dokter mungkin juga akan menganjurkan pengidap melakukan beberapa tes penunjang berikut guna memastikan gejala dan diagnosis fibrosis paru:
1. Tes Darah
Melalui tes ini, dokter dapat mengevaluasi fungsi hati dan ginjal pengidap, sekaligus menyingkirkan kemungkinan adanya kondisi kesehatan lainnya.
2. Tes Fungsi Paru
Jenis tes paru yang mungkin diperlukan, antara lain:
- Spirometri: untuk mengukur sebanyak apa udara yang bisa dihirup, ditahan, dan dikeluarkan dari paru-paru.
- Oksimetri nadi: untuk mengukur saturasi udara di dalam darah.
- Uji tekanan: tes ini dilakukan saat pengidap beraktivitas di atas treadmill atau sepeda statis untuk mengetahui fungsi paru ketika sedang beraktivitas.
- Analisis gas darah: mengambil contoh darah pengidap untuk mengukur kadar oksigen dan karbondioksida di dalam darah.
3. Tes Pemindaian Tubuh
Jenis tes pemindaian tubuh yang mungkin dilakukan, antara lain:
- X-ray dada: untuk mengetahui jaringan parut pada paru-paru dan memantau perkembangan penyakit atau pengobatan yang sedang dijalani.
- CT scan: untuk mengetahui seberapa besar kerusakan paru-paru yang dialami pengidap dengan lebih jelas.
- Ekokardiogram: untuk mengetahui struktur dan fungsi jantung, khususnya tingkat tekanan pada ventrikel kanan jantung yang bisa memicu timbulnya komplikasi gagal jantung.
4. Tes Jaringan atau Biopsi
Dalam prosedur ini, dokter akan mengambil sebagian kecil jaringan paru-paru pengidap untuk diperiksa di laboratorium. Jenis biopsi yang biasanya dilakukan, antara lain:
- Bronkoskopi: Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan tabung kecil yang fleksibel melalui mulut atau hidung sampai ke paru-paru untuk mendapatkan contoh jaringan paru yang lebih kecil.
- Biopsi Melalui Prosedur Operasi. Untuk mendapatkan sampel jaringan yang lebih besar, maka prosedur bedah torakoskopi dengan bantuan video (VATS) atau prosedur torakotomi, yaitu bedah terbuka perlu dilakukan. Kedua prosedur ini dilakukan dengan cara membuat irisan di area dada, tepatnya di antara tulang rusuk. Sebelum melakukan prosedur tersebut, pengidap akan diberikan bius terlebih dahulu.
Baca juga: Bisa Sembuh, 4 Pengobatan Fibrosis Paru
Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis fibrosis paru. Bila kamu terbukti positif mengidap fibrosis paru, bicarakanlah kepada dokter mengenai pengobatan yang sesuai dengan kondisi paru kamu. Kamu juga bisa minta saran kesehatan dari dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc, lho. Caranya sangat praktis dan mudah, kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan