Hal yang Terjadi pada Mata saat Alami Keratitis
Halodoc, Jakarta - Keratitis merupakan peradangan yang terjadi pada kornea mata, karena cedera mata atau adanya infeksi. Jika gejala keratitis yang muncul tidak ditangani dengan baik, gejala akan berkembang semakin parah dan memicu timbulnya sejumlah komplikasi yang membahayakan, seperti peradangan kambuhan pada kornea, penurunan kemampuan penglihatan, bahkan kebutaan permanen. Lantas, apa gejala keratitis yang perlu diperhatikan?
Baca juga: Trauma pada Mata Bisa Sebabkan Keratitis
Ini yang Terjadi pada Mata saat Munculnya Keratitis
Keratitis disebabkan oleh infeksi jamur, virus, bakteri, atau parasit. Meski dapat disebabkan oleh sejumlah gejala tersebut, gejala utama kondisi ini adalah cedera dari kornea akibat pemakaian lensa kontak yang kotor, goresan benda asing, atau kontaminasi zat kimia.
Pemakaian lensa kontak yang kurang bersih, memakai lensa kontak terlalu lama, atau cairan lensa kontak yang telah terkontaminasi menjadi penyebab utama munculnya gejala keratitis. Selain itu, kekurangan vitamin A, mata kering, paparan sinar matahari yang intens, serta penyakit autoimun juga dapat mengakibatkan keratitis.
Penyakit ini merupakan penyakit yang tidak keluar, selama penyebabnya bukanlah infeksi. Penularannya sendiri bisa terjadi lewat tangan yang terkontaminasi kuman, kemudian memegang mata. Berikut gejala keratitis yang dialami:
- Mata kemerahan.
- Mata terasa perih.
- Keluarnya air mata yang berlebihan.
- Kesulitan membuka kelopak mata.
- Penglihatan kabur.
- Menurunnya daya penglihatan.
- Mata sensitif terhadap cahaya.
- Merasa ganjalan pada mata.
Segera periksakan diri di rumah sakit terdekat saat muncul serangkaian gejalanya. Gejala yang terdeteksi dari awal dapat mencegah pengidap dari komplikasi membahayakan yang telah dijelaskan sebelumnya.
Baca juga: Kenali Gejala dari Keratitis yang Mengganggu Kesehatan Mata
Apa yang Menyebabkan Sejumlah Gejala Muncul?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penyebab utama dari keratitis adalah pemakaian lensa kontak yang telah terkontaminasi bakteri, jamur, atau parasit. Selain itu, ini penyebab lain dari keratitis:
- Cedera yang terjadi saat suatu objek menggores permukaan salah satu kornea atau menembus kornea. Kondisi ini dapat menyebabkan keratitis tanpa infeksi.
- Virus herpes simpleks dan herpes zoster, atau virus yang menyebabkan klamidia.
- Air yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya, seperti air dalam kolam renang. Bukan hanya dapat mengiritasi kornea saja, air dalam kolam renang dapat melemahkan jaringan permukaan halus dari, sehingga memicu keratitis kimia.
Untuk mendiagnosis gejala keratitis yang muncul, dokter mata awalnya akan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan pasien, yang diikuti dengan serangkaian pemeriksaan fisik berupa kondisi penglihatan dan struktur mata. Pemeriksaan struktur mata dilakukan untuk mengetahui luasnya infeksi kornea dan pengaruh terhadap bagian lain dari bola mata.
Pengambilan sampel cairan juga akan dilakukan jika diperlukan, untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Pengambilan sampel cairan bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab pasti dari keratitis. Pada beberapa kasus, tes darah juga dianjurkan untuk mengetahui penyakit apa yang mendasari keratitis pada seseorang.
Baca juga: Keratitis Bisa Sebabkan Kebutaan, Benarkah?
Langkah Pencegahan yang Dapat Dilakukan
Jika gejala keratitis tidak diatasi dengan baik, komplikasi seperti penebalan lapisan kornea, luka kornea, serta robekan pada kornea yang menyebabkan peradangan di seluruh bola mata dapat terjadi. Pengidap bahkan berisiko kehilangan bola matanya. Untuk mencegah munculnya gejala keratitis yang berujung pada komplikasi membahayakan, berikut sejumlah langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
- Melepas lensa kontak sebelum tidur atau berenang.
- Merawat lensa kontak dengan baik.
- Mencuci tangan sebelum membersihkan atau memakai lensa kontak.
- Mengganti lensa kontak sesuai batas waktunya.
- Hindari penggunaan obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid.
Jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum menyentuh mata dan bagian sekitar mata, terutama jika kamu tengah mengalami infeksi virus herpes. Jika hal tersebut dilakukan, kamu akan berisiko menularkan keratitis pada dirimu sendiri.
Referensi:
MedicineNet. Diakses pada 2020. Keratitis.
American Academy of Ophthalmology. Diakses pada 2020. Disease. What Is Keratitis?
WebMD. Diakses pada 2020. What Is Keratitis?
Healthline. Diakses pada 2020. What is Keratitis?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan