Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Konsumsi Eperisone

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   02 Juni 2021
Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Konsumsi EperisoneHal yang Perlu Diperhatikan sebelum Konsumsi Eperisone

Halodoc, Jakarta - Termasuk dalam kelas obat antipasmodik, eperisone biasa diresepkan dokter untuk mengobati kejang otot. Cara kerja obat ini adalah membuat rileks otot skeletal, otot vaskular, serta melancarkan aliran darah.

Eperisone juga dapat berfungsi untuk mengurangi tekanan pada refleks tulang belakang dan sensitivitas otot. Namun, sebelum mengonsumsi obat eperisone, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Apa saja, ya? Yuk, simak dalam pembahasan berikut ini!

Baca juga: Jangan Salah, Ini Bedanya Kejang dan Epilepsi

Perhatikan Ini sebelum Mengonsumsi Eperisone

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat eperisone, yaitu:

1.Riwayat Penyakit dan Konsumsi Obat

Saat dokter meresepkan eperisone, penting untuk menginformasikan pada dokter mengenai riwayat penyakit yang dimiliki. Sebab, dikhawatirkan eperisone dapat memicu interaksi dengan penyakit atau kondisi kesehatan yang diidap. 

Selain itu, jangan lupa juga untuk memberi tahu dokter apa saja obat-obatan yang sedang digunakan. Termasuk suplemen dan obat-obatan herbal. Hal ini karena ada beberapa jenis obat yang bisa saja berinteraksi dengan eperisone. 

2.Riwayat Alergi Obat

Tidak semua orang bisa mengonsumsi eperisone. Orang yang memiliki alergi terhadap obat ini atau bahan yang terkandung di dalamnya perlu berhati-hati. Beritahukan pada dokter jika kamu memiliki alergi terhadap eperisone, dan bila perlu lakukan pemeriksaan untuk mengetahui jika ada alergi lain yang diidap. 

3.Hati-Hati Penggunaan pada Anak-anak

Eperisone belum diuji keamanannya untuk anak-anak. Sebelum memberikan obat ini untuk anak-anak, konsultasikan terlebih dahulu pada dokter, ya.

Baca juga: Ketahui Manfaat Mengonsumsi Eperisone

4.Konsultasikan pada Dokter sebelum Diberikan pada Lansia

Beberapa jenis obat eperisone belum diuji keamanannya untuk orang-orang berusia lanjut atau lansia. Obat ini mungkin memiliki cara kerja yang berbeda, atau berpotensi menyebabkan efek samping tertentu pada lansia. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan pada dokter terlebih dahulu sebelum memberikan eperisone pada lansia.

Aturan Minum dan Dosis Eperisone

Eperisone sebaiknya dikonsumsi dengan makanan atau setelah makan. Ikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter atau apoteker dalam mengonsumsi obat ini. Baca juga petunjuk pemakaian yang tertera pada kemasan obat. Hindari mengonsumsi eperisone lebih atau kurang dari dosis yang dianjurkan. 

Untuk orang dewasa, dosis eperisone untuk mengobati spasme otot 50 miligram, dikonsumsi sebanyak tiga kali sekali. Namun, soal dosis, sebaiknya konsultasikan pada dokter, karena bisa saja berbeda-beda, tergantung kondisi. Agar mudah, kamu bisa gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter terkait dosis eperisone yang dianjurkan. 

Dalam menyimpan eperisone, sebaiknya simpan pada suhu ruang dan jauhkan dari sinar matahari langsung. Hindari juga menyimpan eperisone pada tempat yang lembap, seperti kamar mandi.

Beberapa merek obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Agar lebih pasti, baca instruksi penyimpanan pada kemasan obat atau tanyakan ke apoteker.

Hindari membuang eperisone ke dalam toilet atau saluran pembuangan, kecuali bisa diinstruksikan. Bila masa kedaluwarsa obat telah lewat, atau jika obat sudah tidak diperlukan lagi, sebaiknya segera buang obat ini. Agar lebih jelas, kamu bisa bertanya pada apoteker atau instansi pembuangan sampah setempat mengenai bagaimana cara aman membuang obat ini.

Baca juga: Gejala Kejang Demam Berdasarkan Jenisnya

Apa Saja Efek Samping yang Ditimbulkan Eperisone?

Sama halnya seperti obat-obatan lain, eperisone juga memiliki risiko efek samping. Namun, kebanyakan dari efek samping yang ditimbulkan cukup jarang terjadi dan tidak memerlukan pengobatan tambahan. Meski begitu, tetap waspada dan hubungi dokter jika mengalami keluhan setelah mengonsumsi obat ini. 

Mengutip laman MIMS, berikut ini efek-efek samping yang mungkin timbul akibat eperisone:

  • Anemia.
  • Demam.
  • Mual dan muntah.
  • Rasa tidak nyaman di perut.
  • Perut kembung.
  • Sakit perut.
  • Diare.
  • Konstipasi (sembelit).
  • Cegukan.
  • Masalah jantung (palpitasi).
  • Peningkatan kadar urea dalam darah.
  • Penurunan nafsu makan.
  • Rasa haus berlebihan.
  • Otot kaku.
  • Sakit kepala.
  • Tremor (gemetar).
  • Kepala terasa ringan dan pusing.
  • Insomnia (sulit tidur).
  • Retensi atau inkontinensia urine.
  • Proteinuria.
  • Syok.
  • Gejala sindrom Steven-Johnson.
  • Gejala nekrolisis epidermal toksik (kelainan kulit).

Pada beberapa kasus, eperisone juga dapat memicu terjadinya reaksi alergi. Segera hentikan penggunaan obat dan hubungi dokter jika terjadi reaksi alergi parah (anafilaktik), dengan gejala seperti:

  • Pembengkakan pada wajah, bibir, tenggorokan, atau lidah.
  • Ruam kulit.
  • Gatal-gatal.
  • Kesulitan bernapas.

Meski begitu, tidak semua orang mengalami efek samping yang disebutkan tadi. Pada beberapa kasus, bisa jadi juga ada beberapa efek samping selain yang tidak disebutkan tadi. Jika kamu memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu dari eperisone, konsultasikanlah pada dokter.

Referensi:
MIMS. Diakses pada 2021. Eperisone.
Drug Bank. Diakses pada 2021. Eperisone.
Healthline. Diakses pada 2021. Muscle Relaxers: A List of Prescription Medications.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan