Micin vs Garam, Mana yang Lebih Berbahaya untuk Tubuh?
“Micin (monosodium glutamat/MSG) dan garam sama-sama mengandung natrium yang berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Selain dapat menyebabkan gangguan kesehatan otak, terlalu banyak mengonsumsi micin berisiko memicu peningkatan tekanan darah.”
Halodoc, Jakarta – Micin sering dianggap memberikan dampak yang negatif bagi tubuh. Katanya, jika mencampurkan terlalu banyak micin pada makanan dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti menurunnya fungsi otak.
Namun, benarkah anggapan tersebut? Tidak ada salahnya kamu simak ulasan mengenai dampak hingga manfaat micin untuk kesehatan tubuh, berikut ini!
Apa Itu Micin (MSG)?
Micin atau Monosodium Glutamat (MSG) memiliki kandungan berupa natrium, asam amino dan glutamat. Micin memiliki bentuk kristal dengan warna putih dan tidak berbau. MSG juga mudah larut dalam air.
MSG terbuat dari fermentasi sumber karbohidrat, seperti bit, gula, tebu, hingga molase. Perlu diketahui, tubuh manusia membutuhkan asupan MSG. Hal yang perlu kamu perhatikan adalah jumlahnya yang tidak berlebihan.
MSG bisa kamu temui pada berbagai jenis makanan. Mulai dari makanan ringan seperti kerupuk yang renyah, makanan instan, hingga minuman.
Saking banyaknya orang yang gemar mengonsumsi makanan yang mengandung micin, muncul anggapan ‘jika terlalu sering makan dapat membuat fungsi otak turun.
Padahal, belum ada penelitian yang menyatakan secara jelas bahwa MSG bisa menganggu fungsi otak.
Namun, kalau ingin lebih sehat, kamu juga bisa buat sendiri kaldu bubuk homemade dari bahan-bahan segar. Cek resepnya di sini → Resep Kaldu Bubuk Homemade Tanpa Micin, Bisa untuk MPASI
Fakta Seputar Micin yang Perlu Kamu Ketahui
Micin adalah salah satu bumbu yang sering menjadi perdebatan dalam dunia kuliner. Terlepas dari segala kontroversi, faktanya, micin adalah bahan yang ada dalam masakan sehari-hari.
Berikut ini beberapa fakta seputar micin yang menarik untuk disimak:
1. Glutamat adalah Rasa Umami yang Murni
Glutamat adalah rasa umami yang paling murni, yaitu rasa dasar kelima. Reseptor rasa umami pada lidah kita memiliki afinitas khusus terhadap glutamat bebas.
Jadi, glutamat bukanlah sesuatu yang harus kamu hindari, tetapi justru bisa meningkatkan kenikmatan rasa dalam makanan.
2. Kandungan Glutamat dalam Makanan
Kamu sebenarnya mengonsumsi antara 10 hingga 20 gram glutamat setiap hari dari makanan. Namun, kandungan glutamat dari bumbu atau bahan tambahan dalam makanan biasanya kurang dari 10 persen.
Jadi, meskipun glutamat ada dalam banyak makanan, konsumsinya dalam jumlah besar tetap tidak mungkin.
3. MSG Adalah Senyawa Alami
MSG adalah garam natrium yang berasal dari asam amino yang ada dalam makanan kaya protein. Senyawa ini terkandung secara alami di banyak jenis makanan, seperti tomat dan keju, dan juga dapat kamu tambahkan ke dalam makanan untuk meningkatkan rasa.
Proses produksi MSG melibatkan fermentasi, mirip dengan yang ada dalam pembuatan anggur, cuka, dan yoghurt. Karbohidrat dari jagung atau tebu difermentasi untuk menghasilkan glutamat, yang kemudian dimurnikan dan dikristalisasi sebelum dikeringkan.
4. Tubuh Memproses Glutamat dengan Aman
Tubuh memproses glutamat dengan cara yang sama, baik berasal dari makanan yang kamu konsumsi maupun kamu tambahkan sebagai bumbu dalam bentuk MSG.
Glutamat penting untuk metabolisme yang sehat, dan sebagian besar glutamat dari makanan yang kamu konsumsi menjadi bahan bakar oleh sel-sel sistem pencernaan.
5. Penggunaan MSG yang Tepat
Hanya sedikit tambahan glutamat yang kamu perlukan untuk mengoptimalkan rasa umami. Menggunakan lebih banyak memang tidak akan membahayakan tubuh.
Namun, seperti halnya garam, jika kamu gunakan secara berlebihan, makanan mungkin tidak akan terasa enak. Jadi, penting untuk menggunakan micin dengan bijak dalam masakan.
Micin vs Garam, Mana yang Harus Kamu Hindari?
Meski tubuh memerlukannya, tapi penggunaan MSG maupun garam sebaiknya tidak melebihi batas. Hingga kini masih banyak pandangan yang berbeda terkait mana yang lebih baik antara konsumsi garam atau MSG. Namun, salah satu yang harus kamu waspadai adalah tingkat konsumsi natrium pada tubuh.
Sebagian menyebut bahwa kandungan natrium yang ada di MSG lebih rendah dari garam, yaitu 12 persen pada MSG. Sementara itu, garam dapur memiliki 39 persen natrium.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan angka konsumsi natrium per hari adalah kurang dari 2.000 miligram. Artinya penggunaan garam maupun micin sebaiknya tidak lebih dari satu sendok teh.
Terlalu banyak mengonsumsi natrium dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah. Jika hal ini terjadi, penyakit kardiovaskular akan lebih mudah menyerang. Selain itu, natrium yang kamu konsumsi berlebihan juga bisa memicu kanker lambung, obesitas, dan menurunnya kepadatan mineral tulang.
Hingga kini belum ada penelitian pasti yang menyebut mana lebih baik antara MSG dan garam. Namun, ada baiknya untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Memang akan terasa aneh, karena bumbu penyedap pada dasarnya berfungsi untuk menambahkan rasa pada masakan, sehingga seseorang menjadi lebih berselera.
Namun, tak perlu khawatir, ada beberapa trik yang bisa kamu terapkan untuk mendapatkan rasa masakan yang nikmat tanpa menggunakan garam atau MSG berlebihan. Salah satunya adalah dengan menonjolkan rasa lain.
Sebuah penelitian menyebut bahwa membuat masakan dengan rasa pedas yang menonjol dapat mengurangi keinginan lidah untuk mengecap rasa garam.
Kamu bisa menggunakan cabai dan rempah-rempah dalam memasak untuk mendapatkan rasa masakan yang lebih kuat. Seperti seledri, daun bawang, bawang merah, bawang bombay, daun salam, lada, kencur dan bahan masakan lainnya.
Banyak jenis bumbu dapur yang mengandung antioksidan tinggi. Simak selengkapnya di sini → Catat, Ini 7 Bumbu Dapur yang Memiliki Antioksidan Tinggi
Itulah pembahasan mengenai micin atau MSG. Karena tidak terbukti berbahaya bagi kesehatan, tidak ada salahnya menggunakan micin dalam masakan kamu dan keluargamu. Asalkan tidak berlebihan, ya.
Jika kamu atau orang tuamu mengalami masalah kesehatan, kamu bisa mendiskusikannya dengan dokter di Halodoc. ✔️ Tanpa perlu repot, kamu bisa chat dengan dokter kapan dan di mana saja. Yuk, gunakan aplikasinya sekarang!