Gangguan Panik dan Serangan Panik, Apa Bedanya?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   08 Oktober 2019
Gangguan Panik dan Serangan Panik, Apa Bedanya?Gangguan Panik dan Serangan Panik, Apa Bedanya?
Halodoc, Jakarta - Coba tebak apa persamaan serangan panik dan gangguan panik? Secara sederhana, keduanya sama-sama membuat orang yang mengalaminya mengalami  panik atau waswas “setengah mati”. Bahkan, tubuh mereka sampai gemetaran, keringat bercucuran, hingga sulit bernapas. 

Nah, bagaimana dengan perbedaannya? Meski sama-sama menyandang kata “panik”, tetapi serangan panik dan gangguan panik tidaklah sama. Perbedaan di antara keduanya adalah sebagai berikut. 

Baca juga: Mitos atau Fakta, Gangguan Panik Picu Penyalahgunaan NAPZA

Gangguan Panik Bisa Berulang-ulang

Serangan panik ini melibatkan perasaan terteror tiba-tiba yang menyerang tanpa adanya peringatan. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja, bahkan saat pengidapnya tertidur. Dalam beberapa kasus, pengidap serangan panik percaya bahwa mereka mengalami serangan jantung. Bahkan, mereka juga percaya akan gila atau mati.

Menurut ahli dari Outpatient Behavioral Health Services di Henry Ford Hospital, Amerika Serikat, panic attack bisa terjadi secara spontan dan bukan sebagai reaksi dari sebuah situasi yang penuh tekanan.

Lalu, apa bedanya serangan panik dan gangguan panik? Nah, serangan panik ini bisa dialami sekali dalam hidup. Kondisi ini bisa menghilang saat situasi pemicunya berakhir atau hilang. Akan tetapi, bila serangan panik ini terjadi secara berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang lama, barulah kondisi ini disebut dengan gangguan panik. 

Gangguan panik masuk ke dalam gangguan kecemasan, yang tandanya diawali dengan serangan panik secara tiba-tiba. Sebagian besar masalah psikis ini lebih sering diidap oleh kaum wanita ketimbang laki-laki. 

Lalu, bagaimana dengan gejala serangan panik dan gangguan panik? 

Gejalanya “Sebelas-Duabelas”

Seseorang yang mengalami serangan panik akan mengalami berbagai keluhan pada fisik dan psikisnya. Berikut ini gejala yang umumnya dialami ketika seseorang mengalami serangan panik: 

  • Gemetaran.

  • Berkeringat secara berlebihan.

  • Kram perut.

  • Sakit dada.

  • Deg-degan, gelisah.

  • Timbulnya rasa terlepas dari tubuh dan merasa mengalami situasi yang tak nyata.

  • Merasa adanya kilatan hawa dingin atau panas yang menyerupai demam. 

  • Pusing atau pingsan.

  • Mati rasa atau geli. 

  • Merasa adanya bahaya akan datang.

  • Takut kehilangan kendali atau takut mati.

  • Jantung berdetak cepat dan terasa keras.

  • Mual.

  • Timbul rasa sesak di tenggorokan dan sulit bernapas.

Bagaimana dengan gejala gangguan panik? Singkat kata, gejala gangguan panik tak jauh berbeda dengan serangan panik, antara lain: 

  • Nyeri dada.

  • Jantung berdebar.

  • Pusing.

  • Vertigo.

  • Kejang.

  • Gemetar.

  • Mulut Kering.

  • Merasa seperti tercekik.

  • Kesemutan atau mati rasa di tangan atau kaki.

  • Menggigil.

  • Rasa takut akan kematian.

  • Merasa seluruhnya tidak nyata (perubahan kondisi mental).

  • Sesak napas.

  • Mual.

Baca juga: Gejala dari Serangan Panik yang Selama Ini Diabaikan

Nah, segeralah temui dokter bila mengalami tanda-tanda di atas. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.

Perubahan Hidup dan “Warisan”

Hingga saat ini penyebab pasti dari serangan panik belum diketahui. Namun, orang yang memiliki kerentanan biologis mengalami panic attack, kondisi panik biasanya terjadi terkait dengan perubahan dalam hidup. 

Contohnya, memulai pekerjaan pertama, menikah, perceraian, memiliki anak di luar rencana, dan sebagainya. Tak cuma itu, gaya hidup yang penuh stres pun diduga menjadi biang keladi dari gangguan kecemasan ini. 

Serangan panik bisa saja terjadi dari kombinasi faktor internal dan eksternal. Bagaimana dengan gangguan panik? Untuk beberapa kasus, gangguan panik dicurigai diwariskan secara genetik. 

Selain hal-hal di atas, ada pula beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya serangan panik, seperti:

  • Terjadinya perubahan atau ketidakseimbangan zat yang berdampak pada fungsi otak.

  • Faktor genetik, punya sejarah serangan panik di dalam keluarga. 

  • Stres berlebihan, contohnya karena kehilangan seseorang yang sangat berarti. 

  • Memiliki temperamen yang rentan terpengaruh oleh stres atau emosi negatif. 

  • Merokok atau mengonsumsi minuman kafein secara berlebihan.

Sedangkan faktor risiko gangguan panik meliputi:

  • Riwayat kesehatan keluarga.

  • Stres pemicu paling utama.

  • Pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual.

  • Kejadian traumatis, seperti kecelakaan atau sakit keras/

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:

Betterhealth. Diakses pada 2019. Health. Panic Attack.

Healthline. Diakses pada 2019. Panic Disorder.

Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Diseases and Conditions. Panic Attack and Panic Disorder.