Gangguan Panik Bisa Menyebabkan Stroke?
Halodoc, Jakarta – Panic attack alias gangguan panik merupakan salah satu jenis gangguan psikologis. Serangan panik merupakan kondisi turunan dari anxiety attack, dan memiliki karakteristik yang lebih spesifik. Gangguan ini dikaitkan dengan perasaan cemas yang bisa kapan saja muncul dan sangat mengganggu pengidapnya. Gangguan panik disebut-sebut berkaitan dan bisa menyebabkan pengidapnya mengalami stroke, benarkah?
Gangguan panik berbeda dengan rasa cemas biasa yang umum dialami. Kondisi ini merupakan gangguan psikologis dan pengidapnya harus mendapat perawatan terbaik untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Seorang yang mengidap gangguan panik sangat mungkin untuk mengalami ketakutan yang tiba-tiba saat sedang berada di situasi mengancam atau berbahaya, misalnya saat sedang menyebrang jalan. Ternyata, reaksi-reaksi tubuh seperti itu yang diduga menjadi pemicu penyakit, salah satunya serangan stroke.
Baca juga: Fobia Dapat Sebabkan Gangguan Kecemasan, Ini Alasannya
Mengenal Gangguan Panik dan Kaitannya dengan Stroke
Orang yang memiliki gangguan panik bisa tiba-tiba merasa ketakutan parah saat tengah berada di suatu situasi. Kepanikan yang muncul bisa menyebabkan tubuh terasa menggigil serta sensasi tidak nyaman dari bagian tubuh lain. Kondisi ini juga bisa menyebabkan jantung berdebar kencang, perut terasa mulas, serta pikiran yang kacau. Namun, biasanya kepanikan akan menghilang ketika pengidapnya sudah merasa aman atau sudah keluar dari situasi tersebut.
Respon tubuh yang terjadi akibat gangguan panik disebut bisa meningkatkan risiko penyakit stroke menyerang. Stroke adalah penyakit kronis yang sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Kondisi ini terjadi akibat adanya penyumbatan pembuluh darah di otak. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit stroke, dan ternyata riwayat gangguan mental menjadi salah satunya, termasuk serangan panik.
Risiko stroke meningkat pada orang yang mengalami gangguan kecemasan, seperti rasa panik yang berlebihan, obsesif-kompulsif, fobia, dan depresi. Stroke juga rentan menyerang orang yang memiliki gangguan bipolar, Skizofrenia, perubahan suasana hati ekstrem alias mood disorder, serta penyimpangan pola makan, seperti binge eating.
Baca juga: Cemas Berlebihan, Waspadai Penyakit Gangguan Kecemasan
Gangguan mental tersebut merupakan jenis gangguan yang diyakini bisa meningkatkan risiko stroke serta penyakit jantung lainnya. Risiko penyakit stroke meningkat berkali-kali lipat pada orang yang mengalami gangguan psikologis, termasuk serangan panik. Penyakit stroke yang menyerang pengidap gangguan psikologis berhubungan dengan respon alami tubuh saat gejala gangguan atau serangan muncul.
Saat serangan panik muncul, tubuh akan melakukan respon alami berupa fight-or-flight. Respon ini terjadi secara otomatis saat tubuh merasa terancam, stres, serta tertekan. Hal itu kemudian memicu terjadinya perubahan fungsi dari beberapa bagian tubuh. Kondisi ini bisa menyebabkan tekanan darah meningkat dan membuat jantung memompa darah lebih cepat. Pada kasus tertentu, perubahan fungsi ini yang kemudian menjadi pemicu terjadinya stroke pada orang dengan gangguan psikologis.
Risiko stroke pada pengidap gangguan mental juga menjadi semakin besar karena pengidapnya cenderung mencari pelarian, yaitu melakukan kebiasaan buruk. Biasanya hal-hal, seperti merokok, pola tidur berantakan, serta mengonsumsi minuman beralkohol sering menjadi pilihan. Kebiasaan itu nyatanya bisa mengganggu kesehatan tubuh serta meningkatkan risiko penyakit stroke.
Baca juga: Apa Beda Gangguan Panik dan Gangguan Kecemasan?
Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter? Pakai aplikasi Halodoc saja! Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Kamu juga bisa menyampaikan keluhan penyakit dan dapatkan rekomendasi beli obat yang aman. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Referensi:
Help Guide (Diakses pada 2019). Anxiety Disorders and Anxiety Attacks
Medical News (Diakses pada 2019). Mental illness linked to increased risk of heart disease, stroke
Mayo Clinic (Diakses pada 2019). Stroke
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan