Gangguan Mata pada Anak dan Cara Mengatasinya
Halodoc, Jakarta – Pemeriksaan mata adalah hal yang harus dilakukan selama tumbuh kembang anak. Tujuannya adalah untuk mendeteksi faktor risiko dan kelainan visual yang memerlukan perawatan yang memerlukan rujukan ke dokter spesialis mata.
Beberapa gangguan mata yang sering dialami anak-anak adalah amblyopia (mata malas), buta warna, konjungtivitis, kesalahan bias (miopia, hiperopia, astigmatisme), retinitis pigmentosa, strabismus, uveitis, dan penyakit virus zika. Selengkapnya mengenai gangguan mata pada anak bisa ibu baca di bawah ini!
Deteksi Dini untuk Penanganan Lebih Tepat
Mata dan penglihatan yang sehat adalah bagian penting dari perkembangan anak-anak. Mata anak sejatinya harus diperiksa secara teratur, karena banyak masalah penglihatan dan penyakit mata yang sebenarnya dapat dideteksi dan diobati sejak dini.
Pemeriksaan medis rutin pada mata anak meliputi pemeriksaan ketika bayi baru lahir. Bayi baru lahir dengan kelahiran prematur yang memiliki riwayat keluarga dengan masalah mata dan penyimpangan mata berada pada risiko yang tinggi, sehingga harus diperiksa oleh dokter mata
Baca juga: Alasan Newborn Tidak Mengeluarkan Air Mata
Kemudian sekitar usia 3, 5 tahun, anak-anak harus menjalani pemeriksaan kesehatan mata dan tes ketajaman visual (tes yang mengukur ketajaman penglihatan) dengan dokter anak. Di usia 5 tahun, anak-anak harus memeriksakan kembali mata mereka oleh dokter anak.
Kemudian menginjak usia 5 tahun, pemeriksaan harus kembali dilakukan. Apalagi jika anak menunjukkan gejala, seperti menyipitkan mata atau sakit kepala. Kalau ingin tahu lebih detail gangguan mata pada anak, tanyakan langsung saja di Halodoc.
Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk orangtua. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor orangtua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.
Berikut ini ciri-ciri anak mengalami gangguan mata:
- Menggosok mata secara intens.
- Sensitivitas terhadap cahaya.
- Memiliki fokus mata yang buruk.
- Pelacakan visual yang buruk dalam arti mata susah mengikuti objek yang bergerak.
- Pergerakan mata yang abnormal (setelah usia 6 bulan).
- Mata merah secara kronis.
Pada anak usia sekolah, tanda-tanda lain yang harus diperhatikan termasuk:
- Tidak dapat melihat objek dari kejauhan.
- Mengalami kesulitan membaca tulisan di papan tulis.
- Menyipitkan mata.
- Kesulitan membaca.
- Duduk terlalu dekat dengan TV.
Alangkah baiknya supaya orangtua mengawasi anak dan memerhatikan apakah anak mengalami tanda-tanda seperti yang diuraikan di atas. Jika anak mengalami masalah pada mata segera periksakan untuk mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Penanganan yang cepat akan membantu perawatan lebih baik, sehingga anak kemungkinan anak untuk sembuh lebih besar. Mengetahui risiko dan kemungkinan gangguan mata pada anak, ibu perlu memberikan pencegahan yang tepat untuk menjaga kesempurnaan kesehatan anak.
Baca juga: Melihat Gerhana Matahari Langsung Bisa Bikin Sakit Mata
Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh ibu untuk membantu melindungi penglihatan anak adalah:
- Menetapkan pola makan dengan baik selama kehamilan.
- Berikan anak makanan bergizi dengan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan ikan. Makanan ini mengandung antioksidan kunci dan nutrisi, seperti vitamin C, vitamin, E, seng, asam lemak omega-3, dan lutein, yang terkait dengan kesehatan mata.
- Berikan anak mainan yang sesuai usianya dan aman.
- Berikan anak mainan yang mendorong perkembangan visual.
- Berikan perlindungan matahari saat berada di luar ruangan dengan menggunakan pelindung mata